Di Darussalam yang penuh makna,
Rindu menghentak seperti deru ombak pantai.
Hening merajai keheningan, dalam-waktu dipadati rindu,
Merindu cinta, merindu kasih, merindu kehadiranmu.
Pondok penuh kenangan, memori indah yang tak terhitung,
Dalam hening ini, kita berjumpa tanpa batas.
Sinar rembulan memancar membelah malam,
Menjelma jadi lembaran harap dalam suara rindu.
Hening itu, kita hadir saling rindu,
Jerit kekosongan, mencari kehangatan dalam sepi.
Guratan kenangan terperangkap dalam detak jantung,
Seperti puisi tercipta, di antara noktah dan huruf jemari.
Hening itu, kita berdoa, merindukan Ta'lim dan Tadarus,
Darussalam menjadi saksi sejati,
Mengarung Jalan Menara cinta ilmu,
Yang membimbing hati menjadi gemilang dan riang.
Hening itu, cahaya membentang di antara buku,
Namun tiap halaman mencerminkan rindu,
Rindu memenuhi jalan-jalan berdampingan,
Kawan bersimpuh dalam jeritan jiwa yang tak terdiam.
Darussalam, terhanyut dalam hening nan samudera,
Menghimpun rindu-rindu tak terbilang,
Namun kita bertahan, dalam kemesraan,
Hening ini pun berbisik, menyampaikan rindu.
Di Darussalam, takdir berkata,
Rindu menjerat kita, dalam hening yang abadi.
Tak bersua sejauh malam, tapi cinta ini tetap hadir,
Menggelitik doa-doa yang tak pernah pudar.
Hening rindu di Darussalam,
Menjadi tanda tanya di setiap detik yang berlalu.
Namun dalam hening ini, kita saling merindu,
Merangkai impian dan harapan, seiring beranjak dewasa. Â Â Â Â Â
- Keharuan Malam di Kampung Damaiku
Di malam sunyi di Gontor yang setia,
Keharuan tersirat di dalam tiada terhingga.
Sepi berdamping dengan gemuruh hati,
Menyingkap luka dan air mata yang mengalir.
Kaki-kaki lelah menelusuri lorong-lorong sunyi,
Menapaki perjuangan para santri di sini.
Mereka rebah dalam coretan suci di lembaran kitab,
Mendalami ilmu pengetahuan dengan tekad yang teguh.
Dalam setiap sudut, nyala lampu temaram bersemi,
Menerangi langkah-langkah yang hening melintas.
Ruh-ruh bermakna merajut ketaatan,
Bergandengan erat dengan agama yang dijunjung tinggi.
Setiap dahan pohon menjadi saksi bisu,
Sajak-sajak cinta yang terhanyut dalam malam.
Zikir-zikir memenuhi udara yang terpaut,
Mengalun syahdu, menciptakan kedamaian.
Keharuan malam yang menghampiri hati,
Menyentuh jiwa dengan keindahan yang tak terperi.
Gemintang malam bergelayut di langit biru,
Menerangi jalan tuk insan yang mencari makna.
Di tempat ini, ilmu dan iman bersimpul,
Mengukir jejak peradaban di tengah gelap dunia.
Pesona Gontor yang setia tak kan pernah pudar,
Terabadikan dalam sejarah tak terlupakan.
Malam kian larut, keharuan semakin terasa,
Menyapu rasa lelah dan keraguan dalam jiwa.
Gontor, engkau keabadian dalam hati kami,
Kami santri tetap setia, sampai akhir nanti. Â Â Â Â
- Pesona Pondokku
Di bumi Gontor penuh pesona
Di pondok modern, ternikmatlah zona
Dalam hamparan hijau penuh kedamaian
Berkumpul pemuda-pemudi berlomba meraih kesuksesan
Gontor, simbol pendidikan yang bercahaya
Menyulam harapan dengan cinta dan doa
Di sana, jiwa terpanggil untuk berjuang
Menggapai mimpi, tanpa pernah menyerah
Pesona Gontor terpancar dari seluruh penjuru
Keindahan alam, hamparan pegunungan menghijau
Sinar mentari yang terbit di ufuk timur
Menyapa pagi dengan senyum yang manis rasa kebahagiaan yang tiada tara
Gontor, pondok modern yang menjadi pilar
Mendidik generasi penerus bangsa dengan sifat yang ikhlas dan jujur
Para santri saling menahan diri dalam sabar
Memupuk nilai-nilai luhur demi masa depan yang lebih cerah
Semerbak aroma ilmu yang kian hari semakin terasa
Dosen-dosen penuh arif, menjadi pendamping bijak dalam perjalanan hidup para santri
Mulai dari Fiqih, Ushul Fiqih, bahasa Arab, dan ilmu pengetahuan umum
Dipelajari dengan tekun, tuntas, tiada henti sampai menjelang senja kelam
Wahai Pondok Modern Gontor yang mempesona
Engkau tetap abadi dan tiada tergantikan
Di hati setiap santri, indah dan tak pernah pudar
Cinta yang terus bersinar karena jasa tidak terkira
Di malam hari, langit Gontor berkilauan bintang-bintang
Menyemai harapan dan cita-cita yang begitu tinggi
Santri-santri berkumpul, berdoa dan bermunajat
Mengharapkan ridho dan keberkahan-Nya bagai samudra yang tak pernah surut
Wahai Pondok Modern Gontor yang ku sayangi
Engkau penuh pesona yang tak terhingga
Ingin ku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya
Atas segala ilmu, kasih sayang, dan keikhlasan yang kau berikan selama ini     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H