Menerima kritikan atau masukan dari orang lain memang tidak mudah. Apalagi kalau kritik itu cukup pedas mengkritik, belum lagi jika yang memberikan kritik atau masukan itu adalah orang yang memiliki kedudukan lebih rendah dari kita. Tentu kritikan atau masukkan yang disampaikan akan sulit sekali kita terima.
Mengapa demikian ini terjadi? Hal tersebut terjadi karena adanya penyakit merasa. Penyakit ini telah rata menjangkiti manusia, sebab inilah yang dikehendak oleh Iblis dan anak keturunannya.Â
Mereka ingin mencari teman sebanyak banyaknya untuk menemani mereka di neraka jahanam. Makanya mereka berusa utuk terus menjerumuskan anak keturunan adam kelembah kehinaan dan kenistaan.
Baca juga: Berhenti Menilai Seseorang dari Apa yang Kita Lihat
Jika penyakit ini telah menjangkiti, maka susah untuk menerima kritikan atau masukan. Karena ia merasa benar, merasa mulia, merasa kaya, merasa terhormat, merasa kedudukannya tinggi, merasa paling pintar, merasa paling tahu, merasa paling berilmu, merasa gelarnya tinggi, merasa pangkatnya tinggi, dan merasa-merasa lainya.
Jika sudah begitu ia akan susah diingatkan oleh orang dibawahnya, misalnya kalau dia kaya akan susah bila yang mengingatkannya orang miskin, kalau dia pejabat maka ia akan susah diingatkan oleh rakyat biasa, kalau ia profesor atau doktor akan sulit untuk diingatkan oleh Sarjana atau Master yang levelnya berada di bawahnya.
Oleh sebab itu kita perlu segera mengobati penyakit ini, salah satunya dengan cara merenungkan dan menghayati pepatah arab berikut,
"Lihatlah apa yang dikatakan (disampaikan), jangan melihat siapa yang mengatakan."
Pepatah ini mengajarkan kepada kita agar melihat dan memperhatikan apa yang dikatakan atau disampaikan, bukan melihat siapa yang mengatakan atau menyampaikannya. Jika yang dikatakan atau disampaikan itu baik dan benar, tidak ada alasan bagi kita untuk menolaknya.Â