Mohon tunggu...
Bang Pray
Bang Pray Mohon Tunggu... Freelancer - Educator, Microsoft Inovative Educator, Writer

Pengajar dan pendidik yang menginginkan perubahan pendidikan yang lebih baik, sebagaimana konsep pendidikan Islam dalam waktu yang singkat menghasilkan orang-orang yang hebat. Tertarik pada teknolgi informasi, aplikasi android, teknologi pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selalu Ada Jalan Jika Ada Kemauan yang Kuat

5 April 2020   06:30 Diperbarui: 5 April 2020   06:32 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekedar melaksanakan dan menjalankan aktifitas tidaklah terlalu sulit. Hampir semua orang bisa melakukannya. Akan tetapi menjadi pribadi yang ideal, penuh percaya diri, semangat dan enerjik, wah ini tidak semua orang mampu melakukannya. 

Karena biasanya ketika seseorang ditimpa berbagai kesusahan ia akan mengalami krisis motivasi bahkan cenderung putus asa, apalagi jika musibah yang menimpa datang silih berganti. 

Tentu kondisi ini tidak mudah dilewati oleh orang dengan tingkat kemauan dan motivasi diri rendah. Hanya orang dengan kemauan kuat, dan motivasi tinggilah yang mampu melewati itu semua dengan mudah.

Untuk menghadirkan kemauan yang kuat dan motivasi yang tinggi dalam diri seseorang tidaklah mudah, perlu alasan yang kuat, atau sebab yang kuat yang mampu membangkitkan motivasi dalam dirinya. 

Jika dikaitkan dengan agama Islam, apa yang disebut dengan konsep motivasi diri dapat diartikan sebagai konsekuensi hidup kita di dunia sebagai insan ciptaan Allah. Bukankah setiap diri memiliki tugas "....sebagai khalifah Allah di muka bumi ( Al Baqarah : 30). 

Konsekuensi menjadi wakil Allah di muka bumi membawa kita mendapat amanah berbuat sesuatu yang bernilai positif baik untuk diri pribadi maupun untuk sekeliling kita. Sekarang bagaimana mungkin kita bisa memotivasi orang lain jika kita sendiri tak mampu memotivasi diri.

Jika motivasi diri adalah bagian dari konsekuensi hidup maka sudah selayaknya setiap diri kita memiliki etos kerja yang baik, harus sistematis dalam bekerja, memiliki manajemen waktu, enerjik dan selalu menumbuhkan sikap optimis, tidak mudah menyerah. 

Apa kendala yang menghambat kemampuan memotivasi diri? Jika Anda suka berkeluh kesah, itulah yang bisa menjadi penghambat. Maklum sifat ini juga diberikan Allah kepada kita sebagaimana dalam firmannya : "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir" (Al Ma'arij : 19) 

Karena itu jika kita pernah merasa resah karena selalu gagal, harap ingat firman Allah tersebut. Bukan apa-apa, tak lain agar kita selalu ingat bahwa memang kita memiliki keterbatasan. 

Tidak selalu upaya atau ikhtiar yang kita lakukan berujung kesuksesan atau sebaliknya tak selalu semua yang kita upayakan akan berakhir dengan kegagalan. Disinilah perlunya motivasi diri dan kekuatan iman yang saling bersinergi untuk membuat kita kuat menjalani hidup.

Bukankah kita sudah menjadi mahluk yang paling terhormat dari seluruh ciptaan-Nya. Lantas apalagi yang menghambat untuk mewujudkan segala cita-cita?

Dalam memotivasi diri, jangan pernah takut untuk punya cita-cita besar, berpikirlah maju karena kita tidak diciptakan Allah untuk menjadi seorang "the looser" alias pecundang. 

Setiap langkah kita harus menjadi sebuah kemenangan. Bukankah Allah selalu berada bersama kita. Bahkan lebih dekat dengan urat leher kita. Jadi mengapa mesti takut untuk bercita-cita besar?

Idza sadaqa-l-'azmu wadhaha ash-sabiilu. Begitulah adagium arab memberikan gambaran kepada kita bahwa kemauan yang kuat dan benar akan membawa kita kepada jalan yang terang dan jelas untuk mencapai apa yang kita inginkan, benar artinya sesuai dengan tuntunan ajaran agama Isalam. 

Kalau apa yang kita kerjakan dilakukan dengan sungguh-sungguh maka Allah akan menunjukkan jalannya karena sesungguhnya beserta orang-orang yang berbuat baik. 

Kesungguhan tidak dapat kita lakukan kalau kita tidak memiliki kemauan yang kuat dan motivasi yang tinggi. Maka kemauan yang kuat dan motivasi yang tinggi mutlak diperlukan agar bisa sungguh-sungguh dalam bekerja dan beramal. 

Sehingga petunjuk Allah bisa kita dapatkan, kalau Allah sudah memberikan petunjuk maka segala daya dan upaya kita akan terasa mudah dan ringan. Alah swt berfirman dalam Al-Qur'an: Walladzina jaahadu fiina lanahdiyannahum subulana innallaha la ma'a-l-muhsinina.

Kalaupun kita pernah jatuh dan terpuruk, bukan menjadi alasan untuk tidak mau bangkit lagi lantas berputus asa. Kalau ada kekeliruan saat melakukan usaha yang kemudian gagal dan bangkrut, bukankah masih ada kesempatan bagi Anda untuk mempelajari dimana kesalahannya. 

Berarti Allah masih memberi kesempatan Anda untuk mencari dan mempelajari ilmu lain yang mungkin belum diketahui. Menjadi seorang yang mampu bertahan (survivor) akan mampu memotivasi diri dengan cara memelihara hubungan emosi (EQ) kepada lingkungan di manapun dia berada. 

Baik di lingkungan keluarga, lingkungan sosial maupun di lingkungan kerja. Artinya kesadaran emosi (EQ) akan mempengaruhi sukses pribadi maupun kesuksesan lingkungan sosial kita. 

Sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang Motivator,Kang Reza Syarief, dalam arahannya yang disebut Life Excellence bahwa seseorang baru bisa dikatakan sukses jika dia juga mampu membuat kesuksesan orang-orang di sekelilingnya. Subhanallah.

Dengan kekuatan pikiran, rasa percaya diri yang tinggi, keterampilan, memelihara EQ dengan lingkungan dan memelihara iman, percayalah Anda akan menjadi pribadi yang tangguh. 

Dunia ini merupakan aset, amanah sekaligus ujian dan tantangan bagi setiap mukmin untuk membuktikan kualitas dirinya. Jadi jangan sia-siakan karunia yang diberikanNya. 

Kurang Pede? Seorang survivor tak akan berhenti berupaya dan memupuk kekuatan dan motivasi agar mampu membuktikan diri karena Anda pada akhirnya berhasil sukses dan layak menyandang gelar sebagai "khalifah" yang rahmatan lil alamin...Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun