Mohon tunggu...
Dzakiyyah FauziyahRifat
Dzakiyyah FauziyahRifat Mohon Tunggu... Freelancer - Fakir ilmu yang tertawan dosanya

Mahasiswa aktif pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam peminatan Kajian Islam di Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Umat Beragama dalam Pandangan Al Qur'an

10 November 2020   15:45 Diperbarui: 10 November 2020   16:06 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka ikutilah jalan lurus atau jalan kebenaran tersebut agar bisa meraih kehidupan yang selaras dan damai. Tampaklah bahwa al-Qur'an sebenarnya memiliki pandangan yang positif terhadap berbagai konflik yang terjadi pada umat manusia. Untuk itu manusia harus banyak belajar dan terus berlomba-lomba dalam kebaikan agar terjadi dinamika sosial menuju kehidupan yang beradab.[10]

Melihat beberapa tinjauan mengenai kasus yang terjadi diantara umat beragam, pasti dipelopori oleh faktor-faktor yang tidak sedikit. Telah banyak cendikiawan yang mencoba mengkaji dan mendalami akar konflik yang terjadi di Indonesia ini.

Menurut Firdaus M. Yunus, ada 2 faktor yang menyebabkan konflik antar umat beragama, yaitu:

  1.  Klaim Kebenaran (Truth Claim). Masing-masing agama memiliki ajaran yang dianggap benar oleh para pengikut dan pemeluknya.
  2.  Doktrin Jihad. Ajaran agama memang doktrin, dan agama memberikan kebebasan dalam menafsirkannya.

 Namun yang kemudian terjadi adalah kekerasan yang mengatas namakan Tuhan dan agama. Padahal, kekerasan tidak dibenarkan dalam ajaran manapun.[11]

Hal senada juga seperti yang dikemukakan oleh St. Aisyah BM, konflik sosial dalam masyarakat menjadi keniscayaan yang bisa disebabkan karena beberapa faktor seperti [12] :

  1. Perbedaan pendirian atau perasaan individu.
  2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. 
  3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, baik menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya atau agama, juga berpotensi konflik. 
  4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Berdasarkan faktor yang dikemukakan diatas, menurut Rini Fidiyani politik ikut melatar belakangi munculnya konflik, dalam hal ini pemerintah yang menetapkan pengekangan atau pembatasan kebebasan beragama. Adapun kelompok yang terdiskriminasi oleh keputusan pemerintah, tidak serta merta nantinya akan mengikuti keputusan dan kebijakan pemerintah apabila timbul ketegangan dan konflik antara umat beragama yan bersangkutan. Dan konflik pun tidak dapat dihindari akibat dari hal tersebut.

Setelah pembahasan panjang mengenai konflik yang terjadi di Indonesia, penulis menyimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan potret konflik antar umat beragama di Indonesia. Bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki kemajemukan hampir disetiap lini kehidupan tidak lepas dari adanya konflik, khususnya yang terjadi di kalangan umat beragama, baik bersifat intern maupun antar mereka. Hal tersebut merupakan gejala sosial yang lumrah terjadi di masyarakat yang plural. 

Dalam Al-Qur'an pun disebutkan bahwa konflik dalam kehidupan manusia adalah sebuah keniscayaan. Namun, yang menjadi permasalahan adalah apabila konflik-konflik tersebut tak kunjung menuai penyelesaian dan mufakat antar umat beragama. Dimana dalam kondisi terburuknya dapat mengakibatkan terjadinya perpecahan di Indonesia, dan bahkan peperangan yang mampu memakan banyak korban jiwa. Dalam hal ini, banyak sekali pendapat baik dari kalangan agamawan itu sendiri maupun pengamat dan cendikiawan yang berusaha menyumbangkan gagasan mengenai faktor-faktor yang menimbulkan ketegangan dan konflik.

Referensi

  1. Abu Hapsin, dkk., 2014, "Urgensi Regulasi Penyelesaian Konflik Umat Beragama: Perspektif Tokoh Lintas Agama", dalam Wali Songo, Vol. 22, Nomor 2, Institut Agama Islam Negreri Wali Songo, November, hal. 325
  2. Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalah Sosial Teori, Aplikasi dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 345
  3. Irving M. Zeitlin, Memahami Kembali Sosiologi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), 156
  4. Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 587
  5. Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 99
  6. J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), 68
  7. Robert Lawang, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), 53
  8. Khotimah, 2011, "Dialog dan Kerukunan Antar Umat Beragama", dalam Jurnal Ushuluddin, Vol. 17, No. 2, Juli, 215
  9. Lihat al-Zamakhsyari, al-Kasysya>f, Juz I, h. 187. Lihat pula al-Razi, Tafsir al-Kabir, Juz III, h. 246, dalam CD, al-Maktabah al-Syamilah edisi II.
  10. Abdul Mustaqim, Konflik Teologis Dan Kekerasan Agama Dalam Kacamata Tafsir Al-Qur'an, Epistem, Volume 9, Nomor 1, Juni 2014, h. 158
  11. Firdaus M. Yunus, 2014, "Konflik Agama di Indonesia Problem dan Solusi Pemecahannya", dalam Jurnal Substansia Vol. 16, No. 2, Oktober, 220-221
  12. St. Aisyah BM, 2014, "Konflik Sosial dalam Hubungan Antar Umat Beragama", dalam Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 15, No. 2, Desember, 195-196

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun