Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pernikahan Tak Hanya Sebatas Konteks Kesenangan dan Berdua-duaan (2)

9 Oktober 2020   07:51 Diperbarui: 9 Oktober 2020   08:56 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melahirkan dan mendidik anak bukanlah sebuah percobaan. Oleh karena itulah, pernikahan sebagai awal dari kelahiran seorang anak, bukan pula sebagai percobaan. Jadi, tarik kembali semua bayangan semua tentang indahnya pernikahan. 

Singkirkan jauh-jauh dari benak anak tentang pragmatisme indahnya pernikahan yang sering kali di-publish di banyak cerita. Jangan muah terbuai dengan cerita picisan di banyak media yang mempropagandakan indahnya kehidupan suami istri yang mempunyai daya tayang sinetron yang tinggi.

Ingat ya, pernikahan tak hanya sebatas pada konteks kesenangan berdua-duaan, sehingga merasa bahagia yang sangat dalam ketika dunia ini hanya miliki berdua

Pernikahan, bukan sekedar konteks melayani dan di layani, sehingga terlampau merasa suka cita bahwa ketika telah menikah, ada yang membuatkan secangkir kopi, the hangat, menyiapkan sarapan, dan lain sebagainya.

Pernikahan bukan sekedar konteks mendampingi dan di damping, sehingga merasa lebih percaya diri dengan bersama-sama di depan orang lain.

Pernikahan bukan sebuah variable kebanggaan, di mana hanya untuk menunjukkan berhasil telah mendahului kerabat, atau teman sekitar.

Pernikahan bukan sekedar indahnya memberi dan di beri perhatian, sehingga kita merasa nyaman di beri perhatian oleh pasangan.

Jika bayangan kita hanya yang indah-indah saja, tentu siapapun yang belum menikah, ingin bersegera untuk menikah. Bahkan tak tahan untuk sesegera mungkin, tetapi cukupkah bayangan indah itu sebagai pengobar semangat, cukupkah bayangan indah itu sebagai pengobar semangat, cukupkah bayangan indah itu menjadi satu-satunya inspirasi, cukupkah bayangan indah itu sebagai moal utama berikhtiar. Sementara tugas pernikahan itu sangatlah panjang. Menghidupi, melindungi, menjaga, membahagiakan, membesarkan anak-anak dan lain-lain.

Maka dari sinilah, mari pikirkan, pertimbangkan, dan persiapkan lebih matang. Sekali lagi, pernikahan bukan percobaan, bukan sebuah pilihan karena suasana hati yang sedang kesepian. Pernikahan itu ibadah, pernikahan itu penuh dengan kompleksitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun