Mohon tunggu...
Mudzakir Ruslan
Mudzakir Ruslan Mohon Tunggu... Mahasiswa di Semarak.news -

ikut arus...

Selanjutnya

Tutup

Money

Pasang Surut Fitnah Uni Eropa dan Prospek Minyak Sawit Indonesia 2020

8 Juni 2017   09:07 Diperbarui: 16 Juni 2017   09:06 4687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2017

Ketiga, korupsi minyak sawit Indonesia diindikasikan dengan meningkatnya anggaran tiap tahun yang diajukan oleh kementrian-kementrian terkait kepada komisi-komisi yang bersangkutan di DPR dengan realisasi yang stagnan atau semakin memburuk. Laporan ini bisa dilihat di Rencana Strategis masing-masing kementrian terkait dan laporan tahunan jumlah dana yang digunakan untuk apa. Selanjutnya bila dana yang dikucurkan besar namun realisasinya nihil, maka masalah terjadi--teori dan praktik tidak sesuai.

Contoh anggaran untuk penanganan deforestasi dan degradasi hutan yang diakukan oleh KLHK dalam renstra mereka sebesar Rp1,667 M (2015), Rp2,677 M (2016), Rp6,5 M (2017), Rp9,5 M (2018), dan Rp12,5 M (2019). Namun Parlemen Uni Eropa malah memberikan mosi bahwa Indonesia adalah penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Bukankah ada kejanggalan dengan meningkatnya anggaran namun kondisi hutan di Indonesia bukan malah membaik?

Namun demikian, pemikiran sederhana ini tidak bisa menjadi patokan adanya korupsi, hanya sebuah sinyal. Perlu pendalaman lebih lanjut untuk membuktikan mafia-mafia yang bermain dalam megaproyek ini.

Keempat, Pelanggaran hak ulayat tidak menutup kemungkinan terjadi, tetapi hanya sedikit laporan yang ada. Banyak LSM yang beranggapan bahwa proses pembebasan lahan menyalahi hukum adat. Namun secara hukum positif, mereka tidak memiliki sertifikat tanah yang bisa membuktikan bahwa daerah yang dianggap sebagai "tanah adat" itu ada. Jadi para investor dengan leluasa mendorong pemerintah untuk memberikan izin eksplorasi di daerah tersebut.

Prospek Minyak Sawit Indonesia 2020

Pertama,pernyataan Parlemen Uni Eropa yang menyudutkan minyak Sawit Indonesia adalah sebuah skenario untuk menjatuhkan ekonomi negeri di Semenanjung Malaya ini. Skenario ini sudah direncanakan dengan apik dan hanya menunggu momen yang tepat untuk disebarkan. Hal ini mencuat karena naiknya harga minyak sawit Indonesia. Laporan Oil and Meals Price Index Bank Dunia (Q1 2017) harga minyak sawit Indonesia naik sebesar 2% menjadi $736/ton sedangkan minyak kedelai yang diproduksi di Amerika Selatan khususnya Argentina dan Brazil turun 5% yaitu $405/ton. Singkatmya, pada 2020 harga minyak sawit diprediksi akan mencapai $782/ton (Rp10.166.000,00/ton dengan kurs $1=Rp13.000,00).

Sumber: World Bank's Commodity Monthly Outlook April 2017
Sumber: World Bank's Commodity Monthly Outlook April 2017
Dari perkiraan sederhana ini telah menunjukkan adanya propaganda agar Uni Eropa bisa membeli minyak sawit Indonesia dengan harga murah untuk menyukseskan program biodiesel pada 2020. Biodiesel ini menggunakan bahan pokok minyak sawit, bukan minyak kedelai meskipun harganya lebih murah. Dalam mosi yang sama Kateria Konecna, asah seorang anggota Parlemen Uni Eropa Komite Lingkungan, kesehatan Publik, dan Keamanan Makanan, mengatakan bahwa "70 % of biofuel consumed in the EU is grown/produced in the EU and, of the biofuel imported into the EU, 23 % is palm oil, mainly from Indonesia, and another 6 % is soya".

Sumber: World Bank's Commodity Monthly Outlook April 2017
Sumber: World Bank's Commodity Monthly Outlook April 2017
Jadi telah jelas, propaganda ini adalah usaha untuk menutup kemunafikan dan keserakan Uni Eropa agar biaya produksi biodiesel bisa ditekan. Lalu mereka akan menaikkan harga jual biodiesel yang didukung dengan rancangan serta peluncuran peraturan standar emisi kendaraan yang menyasar negara-negara berkembang lemah. Dalih mereka adalah menyelamatkan bumi dari pemanasan global. Perlu diingat negara berkembang hanyalah korban, negara-negara yang telah maju lebih dulu adalah penyebab pemanasan global dengan revolusi industri hingga revolusi hijau yang telah dilakukan.

Dengan itu, secara perlahan negara yang telah maju lebih dulu itu akan meraup keuntungan sesuai mazhab ekonomi yang mereka anut---neo liberalisme.

Kedua,di lain sisi,  berkembangya propaganda ini akan berdampak turunnya investasi dan/atau perginya investor di bidang minyak sawit di Indonesia. Secara perlahan Uni Eropa menyeting dunia agar konsumen dan investor minyak sawit Indonesia berpindah kepada minyak kedelai mereka yang relatih sepi dengan permasalahan.

Usaha tersebut merupakan manifest produksi minyak kedelai dan bunga matahari termasuk rapeseedmereka melejit dan melaju. Pertama, tuhan tidak memberikan berkah kesuburan tanah seperti nesantara yang tersebar di semenannjugn Malaya dengan semburan abu vulkanik tiap tahunnya. Tanah Eropa tidak mampu memenuhi akar-akar sawit dan hanya cukup memenuhi kebutuhan kacang-kacangan. Eropa hanya bertengger di nomor lima dunia setelah Cina, Amerika Serikat, Argentina, dan Brazil. Kedua, secara iklim, kontinen tersebut hanya bisa menampung biji-bijian dan tidak bisa mengembangbiakkan sawit yang memerlukan hangatnya mentari dan membusuk ketika salju turun. Maka propaganda inilah salah satu cara agar bisa menyaingi kekuatan minyak sawit.

Solving

Pertama, Pemerintah Indonesia harus melakukan kontra propaganda dengan jujur sesuai karakter bangsa dan tidak menjatuhkan harga diri. Sebelumnya, silahkan menganalisa dan meng-cross check informasi tersebut sebelum mengambil kesimpulan. Mengapa demikian? Bangsa ini cenderung malas dan baper untuk meng-cross check suatu fakta. Sehingga yang terjadi adalah fanatik buta (pseudo-natioanlism)---membela negara dan menyalahkan Parlemen Uni Eropa tanpa dasar yang kuat. Hal ini terbukti dengan terbitnya beberapa majalah pertanian edisi Mei 2017 yang kurang kritis dalam menganalisai. Sehingga banyak ditemui fakta-fakta yang copy-pastehingga kutipan pernyataan yang sama, bedanya hanya diperdalam dengan wawancara ahli agar terlihat bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun