Pada hari H saat acara pensi belum dimulai pelatih mendapat informasi bahwa sound system tidak mumpuni. Karena, data sound system yang dibutuhkan ternyata tidak diberikan kepada pihak sound. Sehingga membuat beberapa alat menjadi tidak terkena pengeras suara dengan merata. Selain itu, hal ini berdampak pada anak-anak tari yang membuat mereka tidak dapat mendengar patokan dalam musiknya.
Selain itu, kebiasaan anak-anak yang tidak pernah berubah dari latihan, gladi bersih bahkan sampai pada hari H yakni disiplin waktunya yang kurang. Dari perjanjian waktu kumpul di ruang kesenian, anak-anak tidak tepat waktu. Terutama anak-anak tari yang masih saja ngaret. Dengan mengandalkan kemampuan make up temannya yang hanya ada beberapa orang saja membuat persiapannya semakin lama. Anak-anak yang sudah siap pun bukan langsung menyiapkan diri memakai kostum melainkan bermain dan juga mempoles dirinya terus menerus.
Selain itu, layout panggung yang mengalami perubahan secara drastic ini membuat anak-anak sedikit sulit untuk mengatur posisinya baik dari anak musik, paduan suara, dan bahkan anak-anak tarinya. Tetapi, sejauh itu anak-anak sudah tampil dengan baik. Setelah selesai tampil kita memberikan waktu kepada anak-anak untuk istirahat dan melakukan evaluasi terakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H