Mohon tunggu...
Dzaki Anshari
Dzaki Anshari Mohon Tunggu... Mahasiswa - @strvycvt

Broadcasting my opinion

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Buruk Kecanduan Scrolling Media Sosial

12 Juni 2023   23:53 Diperbarui: 14 Juni 2023   16:26 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adrian Swancar J / unsplash.com

Bukan hal yang tabu untuk berlama-lama menjelajahi internet dengan berselancar di media sosial untuk menikmati berbagai konten bagi masyarakat saat ini, terutama di kalangan anak muda. Remaja generasi z dengan angka 60,9 persen berdasarkan statistik yang dihasilkan dari studi yang dilakukan oleh Dr. Revathu Sagadavan merupakan konsumen tetap yang paling banyak menggunakan media sosial seperti; Instagram, Tiktok, Twitter, hingga YouTube. Pada saat yang sama, mereka menjadi pengguna dengan jumlah waktu penggunaan yang jauh lebih tinggi daripada orang-orang di kelompok usia di atasnya dengan rata-rata penggunaan 5-8 jam dalam penggunaan aplikasi selama satu hari.

Beragam pola kegiatan yang dilakukan dalam media sosial. Mulai dari melihat beragam konten video, berinteraksi kepada sesama pengguna, stalking, hingga scrolling konten video dengan waktu yang sangat lama. Salah satu kesan yang disampaikan oleh seorang mahasiswa;  semakin lama pola kegiatan ini dilakukan, semakin hilang kesadaran mereka terhadap pembaziran waktu di dalam media sosial tersebut.

"awalnya saya hanya sekedar mau lihat highlight pertandingan sepak bola semalam, tidak sadar sudah satu jam saya scrolling macam-macam konten video di Instagram" ujarnya.

Jika dilihat dari sudut logika, sangat mustahil untuk manusia melakukan suatu tindakan dengan benar tanpa ada kesalahan sama sekali. Kemudian ia menganggap tindakan itu dilakukan tanpa kesadaran penuh. Sementara sesuatu yang dilakukan tanpa disadari hanya terjadi ketika manusia berada dalam keadaan mabuk atau hilang akal. Dalam islam hal tersebut dinamankan khomr; segela sesuatu yang memabukkan, sebagaimana sabdi Nabi SAW dalam sebuah potongan hadis :

" كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ .."

"..Setiap yang memabukkan adalah haram"

(HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 4343]

Tentunya tidak tepat jika kita mempersandingkan tindakan membuang-buang waktu dengan meminum khomr. Karena tidak kedua hal itu tidak sebanding. Maka sekilas tindakan tersebut adalah murni kesalahan diri yang sedar akan waktu terus berjalan, namun ketidakpedulian diri dan lemahnya pengendalian nafsu terus dibiarkan, tidak dilawan. Sehingga hadirlah kebiasaan buruk seperti kecanduan scrolling social media.  

Jika terus dibiarkan eksistensinya di dalam diri akan berdampak buruk bagi diri sendiri dan untuk orang lain dalam jangka panjang. Berikut ini adalah beberapa kesan buruk daripada kecanduan scrolling social media.

Kesulitan Untuk Fokus

Berlama-lama di dalam media sosial tanpa adanya kepentingan; murni dilakukan atas dasar keinginan mengikuti hawa nafsu, mampu merusak intensitas fokus yang dimiliki pada diri sendiri. Ketika diri ini terbiasa mengutamakan kemauan daripada kebutuhan, kesadaran untuk mendeteksi apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab akan semakin menurun. Output dari kebiasaan buruk ini adalah kemalasan dan mudah kebingungan.

Ketika sulit fokus mulai menyerang diri anda. Lakukanlah menulis. Tulislah apa saja pekerjaan yang perlu kamu lakukan terlebih dahulu. Kemudian pilihlah mana yang harus menjadi prioritas pada waktu tersebut. Selain itu, memperbanyak ibadah juga mampu meningkatkan kembali tingkat fokus yag ada di dalam diri. Dengan mengerjakan solat secara tuma'ninah dan menghayati setiap gerakan kemudian mengerjakanya tepat waktu akan menghadirkan fokus. Mengurangi penggunaan media sosial juga harus dilakukan secara bersamaan. Jika tidak, solusi ini tidak akan bekerja dengan efektif.


Anxiety Attack  

Kata anxiety sudah tidak asing lagi di masyarakat hari ini. Anxiety atau kecemasan yang berlebihan menjadi salah satu penyakit mental yang kerapkali menyerang masyarakat modern, terutama kalangan remaja. Kecemasan ini pada tahap awal hadir disebabkan rasa takut akan tertinggal oleh perkembangan yang sedang berlaku. Merasa takut tertinggal dan selalu ingin menjadi yang paling pertama untuk mengetahui hal baru adalah gejala FOMO (fear of missing out). perkembangan yang cepat di era modern dan era digital ini seakan menuntut semua unsur yang terlibat di era tersebut untuk ikut berpacu dengan perubahan yang terus terjadi.

Pada tahap akhir dari anxiety adalah hadirnya kecemasan karena berpikir negatif terhadap diri sendiri. Terlalu lama scrolling di social media mampu meghadirkan ovethinking atau berpikiran yang berlebihan terhadap diri sendiri. Terutama ketika pikiran sedang kosong saat scrolling media sosial. Pada tahap akhirnya rasa percaya diri akan menururn dan semakin risau tentang masa hadapan.

Rasa tidak tenang adalah unsur pokok dari anxiety attack. Solusi yang bisa dilakukan adalah fokus pada faktor utama; penggunaan media sosial yang berlebihan. Maka penggunaan sosial media harus dikurangi secara signifikan. Selain itu, memperbanyak berzikir mampu mengatasi masalah ini. Kerana berzikir, atau mengingat Allah mampu memberikan ketenangan pada diri sendiri. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ar-Rad :

 أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang."

(Q.S.13:28)

Kemalasan

 

Scrolling media sosial pada dasarya adalah kegiatan yang dilakukan atas kemauan sendiri dan sangat mudah untuk dikerjakan.  Sebuah hal yang mustahil jika scrolling media sosial dilakukan sebab kebutuhan. Kerana kegiatan itu tidak merupakan bagian dari kewajiban seseorang maupun tanggung jawab yang harus ditunaikan. Maka hal tersebut sepenuhnya merupakan kegiatan yang didorong oleh hawa nafsu. Kesan buruk dari mengikuti hawa nafsu adalah hadirnya rasa malas.

Mengikuti hawa nafsu mampu menghadirkan kenikmatan yang bersifat duniawi secara sedar maupun tidak sedar. Kenikmatan itu membuat seseorang menjadi terlena dengan kenyamanan sehingga sanggup untuk berlama-lama. Rasa juang dan semangat untuk menghadapi tantangan kehidupan juga akan semakin menurun. Perlu kita ingat dan teguhkan pada diri ini, bahwa sesuatu yang nikmat dan nyaman jika terlalu lama kita konsumsi akan menurunkan produktivitas. Jika dibiarkan secara berturut-turut, Kepribadian diri akan menjadi beban terhadap diri sendiri dan juga orang lain.

Sebagai seorang muslim hendaknya kita tidak bermalas-malasan dan tidak mudah berputus asa dalam kehidupan. Kita harus senantiasa gigih berjuang dan semangat menghadapi segala ujian dan tantangan yang ada dalam kehidupan dengan yakin kepada pertolongan Allah SWT bagi hamba-hambanya yang berikhtiar. Karena sekalipun tidak akan kita mendapatkan suatu ujian dalam kehidupan ini melainkan Allah tahu bahwa kita sanggup menghadapinya. Sebagaimana firman allah dalam surah Al-Baqarah:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya"

Perkembangan yang terus terjadi pada era digital dan era modern ini terus berjalan tanpa henti walau hanya sesaat. Maka tertinggal pada suatu perubahan kecil maupun besar ianya sebuah keniscayaan. Terutamanya perkembangan yang terjadi di social media.

Melibatkan diri dengan mengikuti perkembanganya adalah bagian dari peran kita sebagai manusia yang hidup secara bermasyarakat dan berbudaya. Akan tetapi jangansampai kita lupa bahwa tanggung jawab kita sebagai seorang muslim adalah patuh kepada aturan agama yakni menaati perintah dan menjauhi larangan yang ada di dalam syariaat islam. Pembuangan waktu dan keburukan-keburukan yang hadir dengan alasan mengikuti perkembangan zaman tidak membenarkan kesalahan tersebut. Maka seimbangankanlah diri dengan mengutamakan perkara ukhrawi terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun