Sangat ironis dari kejadian itu dari serangan itu saya berusaha menegur saya lengkapi dengan bukti..mereka ndak bisa memaahami justru sayayang di tuduh memusuhi mereka, memusuhi orang sedesa, memusuhi orang se kecamatan.Kalimat itu nempel di nama saya bahwa saya musuhnya banyak semua orang saya musuhi, saya di tuduh ada masalah dengan satu TKW semua TKW saya musuhi, padahal faktanya merekayang datang dan menyerang saya, saya menegur mereka dan mereka marah. Hari demi hari saya jalanidengan penuh caci makian dan fitnahan, semakin saya klarifikasi fakta semakin saya di hujat dan di caci maki.Tak pernah lelah saya terus klarifikasi dan menegur termasuk noto, saya menegur dari cara halus hingga kasar...tapi dia justru marah dan memanggil bapak angkat saya yang sebagai perangkat desadan suami saya, noto menekan bapak dan suami saya supaya saya di usir.Suami menekan saya supaya saya menuruti pengusiran itu.saya menolaknya karena pengusiran ndak benar,suami tetap menekan saya kalau ndak mau menyetujui  maka dia ndak mau mendamingi saya.Dan akhirnya saya memilih CERAI daripada saya di bawa ke arah yang ndak benar.
    Kini sayasudah bersuami lagi saya sangat bersyukur bisa keluar dari lingkaran orang orang yang  ndak berakhlak, tapi hingga kini masyarakat belum terbuka mata hatinya tetap menyerang dan bertambah dan selalu menuduh saya yang memusuhi mereka, memusuhi TKW karena IRI dll.
   Terimakasih suamiku dan terimakasih Kompasiana.comÂ
sharing dan saran terbuka lebar untuk rekan rekan yang ingin membahas ini dan sangat saya harapkan pendapat anda untuk menambah pengalaman saya.
Terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H