Pemimpin negara merupakan wajah bangsa. Ketika mengenakan pakaian adat dalam acara-acara resmi kenegaraan, secara tidak langsung mereka mempromosikan keberagaman budaya Indonesia kepada seluruh dunia.
Bahkan, promosi tersebut bisa berdampak positif pada anak muda. Mereka jadi lebih mengetahui keberagaman Indonesia. Sebagai penerus bangsa, tentunya mereka perlu menerapkan kebinekaan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk menghargai beragam tradisi pakaian adat.
Menurut Pengamat Politik Syamsuddin Haris, gaya penampilan pemimpin negara merupakan simbol kebinekaan, yang ingin menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah masalah.
"Setidaknya hendak ditunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan persoalan identitas asal yang berbasis etnik. Suatu saat orang bisa menjadi Jawa, Bugis, dan seterusnya begitu, itulah Indonesia," kata Haris.
Sementara itu, Dosen Ilmu Budaya Universitas Indonesia Tommy Christomy mengungkapkan hal serupa. Pemimpin negara ini ingin tampil sebagai pemimpin yang menjunjung budaya negaranya.
Dia juga mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia sangat penting bagi pemimpin negara. Oleh karena itu, mereka sadar memberi akses budaya daerah untuk tampil di area nasional. Pasalnya, memakai pakaian adat dalam acara sangat formal hanya bisa dilakukan oleh pemegang kekuasan.
Tak hanya itu. Pengamat politik LIPI, Wasisto Raharjo mengatakan bahwa gaya busana Presiden menyimpan makna politik kebangsaan yang dalam. Menurut Wasisto, gaya busana tersebut merupakan penegasan Jokowi sebagai kepala negara Republik Indonesia.
Wasisto menilai Presiden Jokowi sedang mengemban tugas kenegaraan untuk membangun rasa kebangsaan agar masyarakat tidak terjebak pada dikotomi sentimen identitas dan keagamaan.
"Saya pikir itu bagian dari upaya untuk membangun rasa kebangsaan yang saat ini tersekat oleh sentimen identitas dan keagamaan," ujar Wasisto.
Dia juga mengatakan bahwa mengenakan pakaian adat dalam acara kenegaraan merupakan upaya politik agar tidak hanyut dalam narasi SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan).
Selain itu, upaya tersebut tidak hanya dimaknai untuk menyadarkan keanekaragaman identitas nasional bagi elit politik dan masyarakat Indonesia, tetapi juga mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.