Berbagi Praktik Baik (Best Practice PPL Aksi 2 PPG Daljab Kategori 1 Gelombang 2)Â
Penerapan Media Gambar Berseri melalui Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Menulis Cerpen Siswa kelas XI IPS 3 SMAN 1 Cihaurbeuti Tahun Pelajaran 2022/2023
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Â Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
 Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Penulis : Yanti Susilawati, S.Pd.
Â
Pembelajaran menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Pembelajaran menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat membantu siswa berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah. Dengan menulis, siswa mampu mengkontruksikan berbagai ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam bentuk tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel, laporan ilmiah, cerpen, dan karya tulis lainnya. Menurut Mimi (2014) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling tinggi karena seseorang baru akan terampil menulis ketika ia mampu menuliskan apa yang ia peroleh dari pengalaman yang telah ia dapatkan.
Maka dari itu, pembelajaran menulis perlu diperhatikan dan diberi pengarahan agar siswa mempunyai minat terhadap pembelajaran menulis, terutama menulis cerpen yang membutuhkan inspirasi dan daya imajinasi, agar siswa mampu menghasilkan karya cerpen yang baik dan menarik.
Menurut Mastini, sarwiji dan Sumarti (2016) cerita pendek adalah karya sastra berbentuk prosa yang isi ceritanya mengisahkan permasalahan kehidupan suatu tokoh yang diceritakan secara ringkas dan berfokus pada suatu tokoh, serta dimediakan secara lisan ataupun tulis. Menulis cerpen adalah menemukan masalah, menemukan persoalannya, menemukan konflik, menceritakan pengalaman, dan menghadirkan pengalaman itu sendiri melalui isinya. Menceritakan pengalaman berarti narasi, yang sifatnya hanya memberitahukan dan memberi informasi, sedangkan menghadirkan pengalaman berarti menghidupkan kejadian kembali secara utuh. Agar dapat menulis cerpen dengan baik,perlu adanya latihan-latihan, membaca karya-karya sastra, berusaha menambah pengetahuan dan pengalaman, mempunyai kecakapan menulis, dan mempunyai disiplin untuk terus menulis secara tetap (Sumardjo, 2004: 42).
Pembelajaran menulis cerpen di SMA membutuhkan model pembelajaran, terutama untuk meningkatkan daya imajinasi siswa. Selain itu, model pembelajaran dalam menulis cerpen dapat meningkatkan kosa kata siswa dalam penyusunan alur, seting, dan karakter tokoh dalam cerpen.
Adapun permasalahan yang saya temukan di sekolah dalam pembelajaran menulis cerpen diantaranya  rendahnya minat baca peserta didik yang berdampak pada kemampuan menulis peserta didik karena minim kosakata dan kesulitan merangkai kalimat menjadi sebuah cerita, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) sebagai sumber belajar, guru kurang optimal dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan karakteristik dalam materi menulis cerpen; dan guru kurang optimal dalam memanfaatkan teknologi pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
Oleh karena itu alternatif solusi model pembelajaran yang dinilai sesuai untuk meningkatkan hasil belajar memproduksi cerpen adalah penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Â Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 162) Project Based Learning (PJBL) adalah salah satu model pembelajaran yang yang memakai masalah sebagai dasar dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan aktivitas secara nyata. Model pembelajaran ini didesain untuk dipakai pada permasalahan yang kompleks yang dibutuhkan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Selain model PjBL penulis pun menggunakan gambar berseri sebagai media pembelajaran menulis cerpen.
Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya. Dengan gambar tersebut, diharapkan dapat merangsang ide atau gagasan serta imajinasi siswa, sehingga siswa dapat menuangkannya ke dalam cerpen dengan lebih mudah. Pada akhirnya peserta didik mampu menentukan tema, membuat kerangka kalimat, serta menerapkan struktur dan unsurnya kemudian mengembangkan dan memproduksi cerpen dengan baik.
Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena dapat menjadi referensi bagi sekolah dalam mengambil kebijakan, dapat menjadi alternatif solusi pembelajaran inovatif bagi guru mengenai bagaimana cara mengatasi permasalahan yang serupa, dengan menerapkan model pembelajaran PjBL, peserta didik lebih terstruktur, pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered), pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga peserta didik lebih fokus dan tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu merancang model pembelajaran inovatif agar dapat meningkatkan  motivasi belajar peserta didik, menciptakan suasana kelas yang nyaman bagi peserta didik untuk bisa mengeksplorasi potensi dalam dirinya, memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kompetensinya.
Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara teman sejawat, kepala sekolah dan pakar, serta kajian literatur maka beberapa tantangan yang dihadapi, yaitu pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru, belum optimal dalam membuat LKPD yang inovatif sesuai sintak model pembelajaran, penerapan model pembelajaran, menggunakan media pembelajaran yang sesuai , pemanfaatan teknologi, kurang memahami sintak model pembelajaraaan dan mengedit video hasil perekaman PPL AKSI 2.
Adapun tantangan dalam pembelajaran model PjBL dalam menulis cerita pendek  yaitu membutuhkan persiapan lebih untuk menyiapkan alat, konsep, media, menentukan masalah yang akan menjadi acuan pemecahan masalah untuk proyek, memerlukan waktu yang cukup panjang dalam pelaksanaannya namun harus selesai dalam satu kali pertemuan.
Selain itu tantangan menghadapi peserta didik yang kurang semangat mengikuti proses pembelajaran, peserta didik kesulitan untuk memulai menulis karena bingung dalam menentukan tema /ide cerita, minimnya penguasaan kosakata yang dimiliki peserta didik, peserta didik kesulitan menyusun cerita pendek secara runtut, peserta didik kurang percaya diri saat melakukan presentasi hasil karya cerita pendek, peserta didik kurang terlibat aktif dalam pembelajaran terutama saat diskusi dan tanya jawab.
Dari beberapa tantangan diatas, guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang inovatif yang berbasis TPACK sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan terfokus pada menuntaskan permasalahan, guru harus bisa menumbuhkan motivasi belajar peserta didik melalui proses pembelajaran yang menyenangkan, pemilihan materi dan media yang tepat agar merangsang anak untuk belajar, pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran dan peserta didik.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut  terdapat beberapa pihak yang terlibat pada praktik PPL AKSI 2 , diantaranya, peserta didik sebagai objek dalam kegiatan pembelajaran, rekan Guru ( Enda Kurniawan, S.Pd.) yang membantu mempersiapkan kelas sebelum PPL dan membantu pengambilan video, dan Kepala Sekolah (Drs. Dikdik Kusmana) sebagai koordinator dan pengawas dalam kegiatan PPL.Â
Berdasarkan tantangan yang dihadapi, maka langkah-langkah yang dilakukan dalam materi menulis cerpen adalah menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, BAHAN AJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, LKPD, INSTRUMEN PENILAIAN tentang materi menulis cerpen dengan menggunakan model Project based Learning (PjBL), menentukan model Project based Learning (PjBL) dengan media gambar berseri,diskusi dan tanya jawab  dengan materi menulis cerpen, menentuan jadwal aksi PPL 2 dan konfirmasi kepada Dosen pembimbing dan Guru Pamong untuk jadwal sign in Aksi PLL 2 yang dilaksanakan pada hari senin, 9 Januari  2023 mulai pukul 10.00 -- 11.30 WIB, melibatkan rekan sejawat Guru (Enda Kurniawan,S.Pd. sebagai juru kamera dan membantu segala persiapan sebelum aksi dilaksanakan), mempersiapkan fasilitas dan media yang digunakan yaitu: ruangan kelas, smartboard, laptop dan video pembelajaran. Selain itu menyiapkan RPP, Bahan ajar, LKPD per kelompok, lembar penilaian pengetahuan dan sikap,  peserta didik, internet, gawai dan perangkat lainnya yang mendukung pelaksanaan aksi.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada saat melaksanakan aksi 2, pertama guru mempersiapkan peserta didik agar lebih konsentrasi dalam belajar dengan berdoa, mengecek kedisiplinan, mengecek kebersihan dan memberikan motivasi, kedua peserta didik bertanya kepada guru terkait langkah-langkah dalam menulis dan hambatan yang dihadapi, ketiga guru menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik, keempat guru membimbing peserta didik dalam merencanankan proyek sesuai LKPD yang diberikan mulai dari menentukan tema, membuat kerangka, dan menyusun teks cerpen, kelima guru mengecek pemahaman dan memberikan bimbingan pada peserta didik dalam menyusun proyek, keenam guru memberikan kesempatan mempresentasikan hasil proyek peserta didik dan ditanggapi oleh peserta didik lain, guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah semangat mengikuti kegiatan pembelajaran menulis cerpen dan membacakannya di depan kelas.
Sumber daya atau materi yang diperlukan dalam melaksanakan pembelajaran menulis cerpen dengan model pembelajaran PjBL dengan media gambar berseri adalah rencana pembelajaran, materi tentang menulis cerita pendek berupa bahan ajar dan media salindia, smartboard dan laptop, LKPD dan gambar berseri, video pembelajaran, jaringan internet, gawai, dan aplikasi zoom untuk sign in dosen dan guru pamong.
Setelah diterapkan model pembelajaran Project based Learning (PjBL) dengan media gambar berseri pada aksi 2, dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu:
- Peserta didik lebih mudah menentukan tema karena menggunakan media gambar dan guru secara langsung membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk memilih tema cerita berdasarkan gambar yang tersedia.
- Proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan meningkatan motivasi belajar peserta didik. Melibatkan peserta didik secara langsung dan penggunaan media pembelajaran yang kreatif, sehingga peserta didik lebih antusias dan tertarik dengan hal-hal yang ditampilkan.
- Penggunaan media belajar yang berbasis digital dapat meningkatkan antusias dan fokus peserta didik. Hal ini terjadi karena media salindia menampilkan gambar lebih menarik, bahkan dapat menampilkan audio visual, sehingga peserta didik lebih tertarik dan memerhatikan apa yang disampaikan oleh guru.
- Pemilihan model pembelajaran inovatif yaitu Model Project Based Learning (PjBL) dengan media gambar berseri pada rencana aksi 2 sangat membantu dalam mengatasi rendahnya motivasi peserta didik dalam menulis. Peserta didik menjadi lebih aktif, tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna, serta memiliki keberanian dan rasa percaya diri mempresentasikan hasil pekerjaan peserta didik di depan kelas dengan baik.
Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, diantaranya:
- Kepala Sekolah memberikan respon yang positif dan mendukung pembelajaran berpusat pada peserta didik, menggunakan model pembelajaran yang inovatif, menarik, serta penggunaan teknologi di dalamnya.
- Rekan sejawat memberikan respon yang positif dan antusias, untuk melaksanakan model pembelajaran yang inovatif, menarik yang berbasis TPACK.
- Saat pembelajaran berakhir respon peserta didik cukup antusias dan senang. Peserta didik menikmati setiap proses pembelajaran. Meski awalnya mereka mengaku kesulitan menentukan tema, setelah diarahkan oleh guru agar memilih tema dari gambar yang sudah tersedia, mereka menjadi lebih mudah memilih tema dan mengembangkan menjadi sebuah cerita. Antusias peserta didik dalam hal ini bisa dilihat dari keterlibatan saat berdiskusi, tanya jawab, keaktifan yang mulai meningkat setelah mendapatkan motivasi, dan perhatian peserta didik selama perencanaan proyek, penyusunan proyek, sampai mempresentasikan hasil kerja proyek berupa cerpen.
Faktor pendukung keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh dukungan manajemen sekolah melalui kebijakan untuk proses pembelajaran, kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran terutama dalam hal pemilihan media dan model pembelajaran yang tepat dan menarik yang dikembangkan dalam perangkat pembelajaran yang dibuat, serta keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran yang direncanakan.
Pembelajaran yang bisa diambil dari keseluruhan proses aktivitas yang telah dilaksanakan adalah guru harus senantiasa lebih tertib dan terstruktur, lebih kreatif dan inovatif dalam mendesaian perangkat pembelajaran, memilih model dan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik menjadi aktif dan fokus dalam proses pembelajaran dan berdampak mengatasi  kesulitan belajar peserta didik, dan mampu melaksanakan pembelajaran yang berbasis TPACK.
Dengan demikian, secara keseluruhan proses pembelajaran tentang menulis cerpen berhasil dilaksanakan dengan baik. Maka berdasarkan keseluruhan cerita praktik baik ini, saya mendapatkan pembelajaran agar terus berupaya melakukan perubahan demi kemajuan pendidikan dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif serta berbasis TPACK dan berpusat pada peserta didik sehingga terwujud pelajar profil pancasila dan merdeka belajar.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H