Mohon tunggu...
Yoakim Dyas Trisantana
Yoakim Dyas Trisantana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Stars can't shine without sun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tak Perlu Membicarakan Jurnalisme Metaverse, Jurnalisme Robot Indonesia Belum Maksimal

17 Oktober 2022   01:09 Diperbarui: 17 Oktober 2022   02:11 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Akhirnya Jurnalisme berbasis artificial intelligence yang diharapkan mampu membantu keberlangsungan dari perusahaan media karena bisa menghemat biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu berita masih belum bisa berjalan secara maksimal di Indonesia.

Source: Freepik.com
Source: Freepik.com

Kesulitan Pengembangan Jurnalisme Dunia Metaverse di Indonesia

Indonesia yang pada tahun 2022 sedang didominasi oleh mayoritas anak muda hingga sepuluh tahun ke depan dinilai mampu menjadi pasar yang potensial bagi penerapan metaverse.

Daniel selaku Co-Founder sekaligus Executive Chairman dari WIR Group menyatakan bahwa metaverse akan banyak dikonsumsi oleh generasi Z. Dia megatakan bahwa penggunaan metaverse di Indonesia akan meningkat seiring dengan munculnya 5G.

Jika kita lihat secara seksama potensi keuntungan yang bisa dihasilkan oleh metaverse sangatlah tinggi. Namun, pada kenyataannya hingga tahun 2022 ini, hanya sedikit media yang bersedia dan secara optimis mau mengembangkangkan jurnalisme di metaverse.

Selama jurnalisme robot masih belum bisa diterapkan secara maksimal dan merata pada media Indonesia, penerapan jurnalisme metaverse oleh media Indonesia hanya akan menjadi mimpi belaka.

Dalam pengaplikasiannya, jurnalisme metaverse bukan hanya membutuhkan kemampuan seorang jurnalis dalam memproduksi berita. Jurnalisme metaverse membutuhkan kemampuan jurnalis untuk menggunakan teknologi rumit yang terdapat pada dunia metaverse.

Pada saat wawancara Daniel menyatakan bahwa dalam penggunaan dan pengembangannya, metaverse membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Secara tak sadar hal tersebut mampu menyebabkan pembengkakan biaya pada perusahaan media di Indonesia jika dipaksakan.

Hal yang perlu dipertimbangkan adalah pekerjaan jurnalis akan menjadi semakin berat dan tidak maksimal jika produksi  berita belum bisa berjalan secara otomatis namun, dituntut untuk mempelajari teknologi baru yang rumit dan memakan banyak biaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun