"Hayati lelah, Bang.."
Bagi setiap orang yang ingin menerapkan pola hidup sehat, olahraga merupakan salah satu aktivitas yang dapat diandalkan. Dan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga memang cukup menyita energi, sehingga rasa lelah atau bahkan lemas semacam menjadi bonus setiap usai bergelut dengan kegiatan ini.Â
Namun kutipan dialog dari film 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' di atas tidak hanya mewakili Hayati namun juga sebagian orang yang mengalami rasa lelah menjadi-jadi tidak hanya seusai berolahraga tetapi juga pada saat melakukan aktivitas fisik tersebut meskipun baru sebentar. Contoh yang akrab ditemukan dalam kehidupan sehari-hari inilah yang sering menimbulkan pertanyaan "Mengapa Hayati (dan Kita) Mudah Lelah Saat Berolahraga?"
Perlu diketahui bahwa bukan melulu kehabisan tenaga yang menyebabkan seseorang merasa mudah lelah saat berolahraga. Ada banyak faktor lain yang apabila tidak dikenali sejak dini, maka dikhawatirkan nantinya akan memberi dampak yang membahayakan.Â
Di antara banyak faktor tersebut ada beberapa peyebab yang paling sering muncul yaitu kurangnya nutrisi, stress, perubahan musim, minimnya waktu istirahat, dehidrasi, hingga karena terlalu antusias.Â
Namun bukan masalah namanya jika tidak ada solusinya. Berikut adalah tips dan trik yang dapat diterapkan untuk mengatasi rasa lelah berlebih saat berolahraga.
1. Memahami Intensitas Olahraga yang Benar
World Health Organization (WHO) menyarankan orang dewasa untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang selama 150 menit per minggu atau olahraga dengan intensitas tinggi selama 75 menit per minggu.Â
Tentu saja waktu tersebut tidak boleh dilakukan sekaligus, harus ada pembagian seperti 150 menit dilakukan selama 5 hari dalam seminggu atau jika dihitung satu harinya selama 30 menit. Sedangkan 75 menit adalah selama 3 hari dalam seminggu atau dapat dikatakan 25 menit dalam satu hari.
Melakukan olahraga dalam durasi yang terlalu lama justru dapat memberikan dampak negatif berupa overtraining. Overtraining ini dapat menyebabkan seseorang mengalami kelelahan yang berkepanjangan, cidera otot dan sendi, berkurangnya nafsu makan, mengubah fungsi kekebalan tubuh dan hormon, hingga menurunkan kepadatan tulang.
2. Meminum Air Putih Sesuai Anjuran
Aktivitas olahraga dapat menyebabkan peningkatan keringat dan hilangnya cairan tubuh. Jika cairan tersebut tidak digantikan, hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan elektrolit yang dapat memicu aritmia jantung atau palpitasi. Oleh karena itu, pada saat berolahraga tubuh perlu terhidrasi dengan baik, bisa dengan air putih ataupun minuman elektrolit pada kondisi tertentu.Â
Dilansir dari sebuah sumber, seorang pakar gizi bernama Renee Melton membuat rumusan mengenai konsumsi air putih saat berolahraga, yaitu 400 -- 600 mililiter atau 2 -- 3 gelas air putih ketika satu sampai dua jam sebelum olahraga, 200 -- 300 mililiter atau satu gelas air putih pada 15 menit sebelum memulai, dan 200 mililiter atau satu gelas air putih setiap durasi 15 menit saat melakukan olahraga.
Meski begitu, perlu diketahui juga bahwa terlalu banyak minum air putih juga dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia. Hiponatremia adalah kondisi ketika darah menjadi encer karena mengonsumsi air putih secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan kadar natrium dalam darah menurun drastis.
3. Mengatur Waktu Istirahat yang Cukup
Sebuah penelitian di California, Amerika Serikat menemukan bahwa durasi terbaik untuk tidur bagi orang dewasa adalah antara 6,5 hingga 7,4 jam per malam. Sedangkan tidur selama 8 jam atau lebih dapat meningkatkan risiko meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.Â
Mengapa hal ini dapat terjadi? Ternyata aktivitas tidur berkenaan dengan perubahan kadar hormon bernama leptin dan ghrelin. Leptin adalah sebuah hormon yang berasal dari sel lemak dan bersifat mengurangi nafsu makan.
Sedangkan ghrelin merupakan peptida yang berasal dari lambung dan berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan. Kurangnya waktu tidur di malam hari menyebabkan penurunan kadar leptin sebesar 15,5% dan peningkatan kadar ghrelin sebanyak 14,9%. Kondisi inilah yang membuat nafsu makan meningkat dan memicu obesitas atau kelebihan berat badan hingga terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah.
Memiliki waktu istirahat yang cukup merupakan sebuah keharusan agar tubuh tidak menjadi cepat lelah. Mandi air hangat, meminum secangkir cokelat hangat, atau membaca bacaan ringan dapat merilekskan otot dan membantu tubuh agar lebih mudah tertidur.
4. Memilih Jenis dan Waktu Makan yang Tepat
Waktu makan yang kurang tepat akan mengganggu pencernaan dan dapat memicu terjadinya sakit perut. Anggapan bahwa melakukan aktivitas fisik semacam olahraga dalam kondisi perut kosong dapat memaksimalkan pembakaran kalori dan lemak dalam tubuh adalah tidak sepenuhnya benar.Â
Justru hal yang dikhawatirkan adalah tubuh akan mengalami kekurangan energi sehingga tidak akan sanggup melakukan olahraga dengan baik dan tidak dapat membakar kalori secara maksimal.Â
Jadi jika dirasa perlu, disarankan untuk mengonsumsi makanan rendah lemak dan kalori seperti roti gandum dengan telur atau sereal dengan susu sekitar 3 -- 4 jam sebelum berolahraga.Â
Untuk pola konsumsi setelah berolahraga, disarankan memilih makanan yang mengandung karbohidrat untuk mengganti glikogen serta protein untuk membantu membangun massa otot.
5. SOYJOY Crispy untuk Menambah Asupan Nutrisi
Seorang ahli gizi bernama Rhiannon Lambert dari London menegaskan bahwa kedelai memiliki kandungan protein yang lengkap. Namun tidak seperti kebanyakan protein nabati, kedelai mengandung asam amino yang tidak dapat diproduksi secara alami dari dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari asupan makanan luar.Â
Mengonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dengan tambahan kedelai terbukti baik untuk membangun massa otot serta membersihkan dan memperlancar jalur arteri tubuh. Hal ini disebabkan oleh kandungan protein, vitamin E, serat, folate, dan monounsaturated fats-nya.
Manfaat luar biasa kedelai inilah yang diusung oleh SOYJOY Crispy. SOYJOY Crispy adalah snack sehat yang hadir dalam butiran soypuff yang renyah dengan rasa vanilla yang enak. SOYJOY Crispy terbuat dari kedelai yang tinggi serat dan protein sehingga dicerna perlahan oleh tubuh dan membuat kenyang lebih lama.Â
Satu kemasan SOYJOY Crispy terbuat dari kedelai dan mengandung 130 gram kalori, 7 gram, 9 gram karbohidrat, serta 6 gram protein. Kandungan nutrisi inilah yang membuat nafsu makan lebih terkendali setelah mengonsumsi SOYJOY Crispy.Â
SOYJOY Crispy juga termasuk snack sehat yang memiliki tingkat glikemik indeks (GI) rendah yaitu hanya 19 dibandingkan dengan biskuit gandum (62) dan wafer (68).
 SOYJOY Crispy memberikan rasa dan tekstur baru yang menarik dengan tetap mengutamakan manfaat seperti varian-varian sebelumnya. Sensasi rasa dari SOYJOY Crispy sangatlah pas, hadir dengan aroma vanilla yang lezat serta tidak hambar namun juga tidak terlalu manis.Â
Bukan sekadar makanan ringan atau snack, SOYJOY Crispy sangat cocok menjadi teman saat berolahraga karena bermanfaat untuk menjaga energi sampai waktunya makan besar.Â
Berkenaan dengan olahraga, SOYJOY Crispy dapat memberikan pasokan energi lebih stabil setelah melakukan aktivitas fisik tersebut dan cocok sebagai asupan nutrisi bagi pembentukan otot.
Sebab melakukan usaha hidup sehat harus didasari dengan pengetahuan yang benar agar tidak berakhir sekadar dengan menyiksa diri sendiri. Hal ini sesuai dengan tagline yang diusung oleh SOYJOYCrispy yaitu CaraEnakHidupSehat. Jadi, sekarang Hayati sudah tidak lelah kan, Bang?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H