(Puisi Pengingat, Edisi Revisi, Tayang pada 27 April 2022 dalam judul "Mudik"):
"Masihkah kata mudik menghiasi kamus hidup ini, kawan ..?"
 Â
Lantaran masih tergores dalam kamus hidup, agenda serta rencana yang mentradisi, membudaya, berujung dan bersiklus pada saban tahunnya
Pulang kampung, dari titik utara ilir menuju titik udik selatan kampung , lalu menjadi hilir-mudik
Dan, tak sebatas itu jalan pergulirannya...
Meledak meluas merambah seantero negeri mewujud sebagai fenomena
Memadu kasih berhiaskan cinta membuta dalam rupa irama lebaran
Bersinggungan pula dengan penanda hari raya selainnya lantaran dipercaya di atas keyakinannyaÂ
Adalah karena masih merasa sebagai insan rantau yang bermula dari udik bertaruh menuju ilir
Karena tradisi yang membudaya itu, meneteslah sejumput demi sejumput lalu membongkah
Risiko, insiden, waktu, tenaga, daya biaya tak lagi mengusik pikiran dan pertimbangan
Demi nilai yang harus ditempuh dengan harga juang dan pengorbanan
Dari manakah semua itu bermula?
Berpatron atas konsepsi apakah semua itu dijalankan?Â
Mudik habis-habisan, alpa pada keseimbangan ...
Â
Kota Malang, April hari ketujuh belas, Dua Ribu Dua Puluh Tiga,
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H