Tidaklah kutempuh dengan cara begini
Menggores, menggores, dan terus menggores tiada henti
Luapkan isi hati nan bersih, pikiran suci
Yang bukan karena ambisi materi laksana takkan menuju pada mati, jawaban hakiki
Bukan pula karena meraih reputasi semu dalam  bayang-bayang lupa diri
Misi suci dari Sang Ilahi tentang peringatan dan warta gembira itulah
Manakala ketimpangan hidup sudah diambang batas, tak bisa ditolelir lagi
Dan, karena aku telah terlanjur cinta pada bangsa dan negeri ini
Tak peduli pada mereka yang kian menjadi-jadi
Buta mata tuli telinga atas makna keseimbangan, harmonisasi
hidup dalam kehidupan nyata
Yang sesmustinya dijalani di atas titah Sang Ilahi
Bukan harapan palsu berbalut narasi-narasi melambung tinggi
Membelakangi mau-Nya dalam suguhan selebrasi-selebrasi hanya mengumbar basa-basi belaka ...
Sekali lagi, dan kutandaskan kali ini di sini
Bila aku telah terlanjur cinta pada bangsa dan negeri ini
Dan, akan selalu siap pada apa yang bakal terjadi kapanpun jua
Sebab, sekali yang berarti sesudah itu ...
Mati!
*****
Kota Malang, Januari di hari kelima belas, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H