Dan, ditutup oleh sang belantik dengan menandaskan ungkapan dan pernyataan.Â
"Bagi kami, lebih baik dagang kambing saja, dalam menyeimbangkan hidup. Memelihara, menggembala, dan memperdagangkannya. Sebab setiap hasil adalah menurut yang diusahakan oleh manusia dalam menjaga dan memelihara alam semesta demi terjaganya keseimbangan hidup dalam kehidupan yang diharapkan Tuhan semesta alam ..."
Perbincangan antara sang belantik dengan sang cerdik-pandai politik pun berakhir, tanpa titik temu atas topik yang diperbincangkan. Tentang politik dan dagang kambing dalam kenyataan pasti alam, sosial budaya dan peradaban. Politik dagang kambing, dagang kambing dalam politik yang acapkali melahirkan perilaku menghitamkambingkan urusan setiap kali bersentuhan dengan ranah politik teoritis maupun praktis.
*****
Kota Malang, Desember di hari kedua puluh lima, Dua Ribu Dua Puluh Dua.Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H