Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Naiknya Harga BBM, Harga Barang dan Naiknya Kelas

10 September 2022   23:18 Diperbarui: 22 September 2022   11:44 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayo, Kang Cahyo, bagaimana pendapat sampeyan terhadap topik pembicaraan ala kadarnya ini, ala cangkrukan Pos Kamling Kampung kita ini? Sampeyan kan rajin ngikuti berita tivi di kanal Kompas TV? Tentu punya wawasan terhadap soal kenaikan harga BBM dan harga barang kebutuhan kita yang melambung tinggi ini? Bersuara dong, jangan diamlaah!" harap Kang Mamad terhadap Kang Cahyo. Sejurus kemudian, pandangan mata para personil regu jaga Kamling hari Sabtu pun pada ke arah Kang Cahyo, kecuali, Kang Gundul dan Kang Gondrong yang masih enjoy dengan permainan caturnya. Kang Cahyo yang sedari tadi nyaris tak berkomen apa-apa, pada akhirnya tak betah juga mendapat cecaran permintaan Kang Mamad agar turut komen terhadap topik pembicaraan sekawanan tim regu jaga Kamling hari Sabtu.

"Yach, begini kalau menurut saya. Kenaikan harga BBM yang diikuti pula dengan kenaikan harga barang lainnya, utamanya harga barang  kebutuhan pokok, pasti sangat dirasakan oleh kita, memang tak bisa dihindari karena situasi ekonomi dunia yang mempengaruhinya. Artinya, Dunia, atau ekonomi global sedang memasuki masa, resesi atau krisis. Baik krisis energi maupun krisis pangan, yang walaupun belum pada tingkatan memuncak. Sehingga dalam teori hukum permintaan dan penawaran, maka ketika permintaan tinggi, sementara penawaran adalah sebaliknya rendah sebagai akibat penurunan produksi, maka otomatis, harga menjadi tinggi atau naik." kata Kang Cahyo mulai turut serta nimbrung pada topik pembicaraan sekawanan tim regu jaga Kamling hari Sabtu.

"Penyebabnya atau faktor pemicunya, menurut sampeyan karena apa, ya Kang?" tanya Kang Mamad singkat.

"Ada beberapa hal yang mempengaruhi sebagai hal yang melatarbelakangi. Di antaranya adalah isu pandemi Kopid yang cukup berarti, mengurung aktivitas kita selama dua tahun dengan pembatasan-pembatasan gerak, seperti Lockdown, PSBB, PPKM, Jaga Jarak hindari kerumunan massal dan sebagainya. Aktivitas ekonomi manusia pada umumnya kan jadi terhambat? Mulai produksi hingga distribusi barang. Dengan adanya pandemi itulah maka terjadi gangguan produksi dan distribusi yang berlanjut dengan adanya PHK sebagai bagian SDM yang menggerakkan produksi dan distribusi. Berikutnya adalah sebab perang, yakni dan yang masih berlangsung sampai saat ini, serta belum ada tanda-tanda berhenti, perang Rusia - Ukraina, itu juga akan mempengaruhi aktivitas ekonomi. Muaranya, ya itu tadi, mulai dari krisis, resesi maupun inflasi. Ujung akhirnya yang harus dilakukan oleh pengendali kebijakan adalah menaikkan harga BBM, yang otomatis akan diikuti pula dengan kenaikan harga barang kebutuhan pokok maupun yang bukan pokok." Jelas Kang Cahyo kepada kawan-kawan tim regu jaga Kamling. 

"Kalau sudah begini ini, Kang, simpulannya apa dan bagaimana seharusnya kita-kita ini?" tanya Kang Gobel.

"Simpel saja. Semua itu berpulang kepada diri kita masing-masing. Artinya, menyadari adanya kenaikan harga, maka hindari pemborosan. Yang tak perlu-perlu banget, ditahan dan dihentikan, kecuali dalam hal yang pokok, yakni kebutuhan akan makan dan minum. Demikian pula dalam hal transportasi. Bila tujuan bisa dijangkau dengan jalan kaki, atau bersepeda, kan gak perlu pakai motor yang makan bensin! Dan, yang tak kalah penting adalah bahwa naiknya harga BBM maupun harga barang kebutuhan kita, berarti kelas kita sebagai warga atau bangsa, kan jadi ikut naik terangkat pula? Bangsa kita menjadi naik kelas dari bangsa berkembang menjadi bangsa maju, bangsa elit yang mampu menjangkau BBM dengan harga tinggi tanpa subsidi, mampu beli barang dengan harga tinggi. Jadi elit kan kita ini? He he he ..."

"Jadi, akhirnya, kita bisa naik kelas, ya Kang Cahyo?" tanya Kang Mamad sedikit menyimpulkan sendiri dengan mimik muka setengah masam. 

"Wah, bisa saja sampeyan ini, Kang? Sampeyan bisa saja memberi penjelasan kepada kita sambil ber-Abu Nawas dengan perumpamaan Naik Kelas segala, ha ha ha ..." tukas Kang Supri yang paling serius menyimak obrolan dalam topik pembicaraan tentang Naiknya Harga BBM, Naiknya Harga Barang dan Naiknya Kelas dalam obrolan cangkrukan ala Pos Kamling ...

*****

Kota Malang, September di hari kesepuluh, Dua Ribu Dua Puluh Dua. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun