"Sajak tentang entahlah, tak habis pikir olehku. Boleh jadi, begitulah esensinya ..."
tak boleh ada kamus patah arang
kala mengekspresikan konsepsi universal
yang lepas akan kecenderungan nan keberpihakan
kecuali di atas yang hak, objektif, adil nan seimbang
oleh sebab dari Tuhan semata
dan, inilah realita proses perjalanan
dimulainya sejarah perjuangan
bicara rangkaian, sistematika, satu dengan lainnya
adalah tak terpisahkan, erat jalinan!
jangan sampai terpenggal, karena bakal menjadi fatal!
sebagian terunggah di ruang ini
sebagian lainnya pun terganjal
mengapa?
akupun tak habis pikir
memang, tak selamanya dan selalu diterima
setiap apa yang dikemuka tentang sebuah nilai
meski itu yang seharusnya dan semestinya, apa adanya
manakala lontaran konsepsi hak tak lagi ditanggapi
dengan lapang dada kukembalikan saja ke dalam saku
sembari menunggu waktu, di ruang mana akan kulontarkan lagi
kesabaran level tinggi senantiasa diperlukan
semoga!
Kota Malang, Mei, Dua ribu dua puluh dua,
"Bagimu negeri kami mengabdi, semata hanya karena Tuhan Maha Segala ..." Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H