sejarah 'tlah menggugat, atas dasar apa penobatannya
dia yang terkubur oleh waktu bersama kisahnya
yang hingga saat ini masih menghiasi lembaran sejarah negeri ini
dengan tinta emasnya ...
bertitik tolak dari apakah semua itu menjadi prasastiÂ
menjadi nilai figur idola, dirayakan dalam selebrasi upacara saban tahunnya
dengan pasak tonggak setiap dua puluh satu April?
sekali lagi, bertitik tolak dari apakah?
hanya karena kumpulan surat curhatan kepada sahabat
yang kolonilalis imperialis itukah
lalu sukses diterbitkan dalam bungkus propaganda kamuflase balas budi terhadap negeri ini
karena berabad-abad 'tlah diperas, dihisap dengan segala cara?
hanya karena itukah?
dalam norma bahasa tatanan bangsa dan negara
sumbangsih dan berwujud nyata apakah dia atas bangsa dan negeri ini?
emansipasi dalam ketokohan seperti apakah yang diperankannya?
setidak-tidaknya, tersebut sebagai penentang poligami
justru terperangkap di ranah tentangannya sendiri
menjadi wayuh keempat dari lelaki priyayi bertahta di zamannya
seperti itukah sang pahlawan emansipasi dalam penobatannya?
Kota Malang, April ketiga belas, Dua ribu dua puluh dua,
"Saat delapan hari lagi menuju dua puluh satu April ..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H