Patron itu bermuara hanya dikultus Tak lagi tentang nilai setimbang, apa adanyaÂ
Tak jauh beda di kala perbincangan tentang sang kreator kehidupan dan kematianÂ
Bermuara pada pengkultusan belaka, tak lagi tentang nilai setimbang atas segala ciptaan-NyaÂ
Cetak Biru yang telah diturunkan begitu detil, bahkan tiada tanding dan banding sebagai kompas kehidupan, telah dicampuri pikiran kusutÂ
Menggayut di segenap manusia sebagai kungkungan belengguÂ
Pikiran tindakan merdeka beradab menjadi langka ditemui
Model kehidupan atas titah-Nya, diyakinkan dan diyakini membabi buta, setelah dipengkolkanÂ
Oleh nafsu lancang manusia oposanÂ
Lalu, digaunggemakan ke seantero jagad, mewujud dalam wajah-wajah taklid butaÂ
Terbiuslah !Â
Berkemampuan ngobrol dengan semut, dilahirkan tanpa bapak biologis oleh ibu gadis perawan suci, membelah laut hinga bisa berjalan melenggang di dasarnya, buta huruf yang mampu mempengaruhi sejarah...Â