Saat ini dengan semakin berkembangnya sosial media membuat banyak sekali perempuan yang berbagi pikiran dan pengalamannya di sosial media, termasuk dalam hal pernikahan. Karena hal itu banyak perempuan yang mulai tahu realitas dalam pernikahan tidak seindah video konten yang dibuat para artis dan influencer.
Namun, sayangnya masih banyak orang yang merasa jika perempuan harus menikah secepatnya agar dapat secepatnya melahirkan dan melanjutkan keturunan. Ini lah yang menyebabkan munculnya fenomena pertanyaan kapan nikah pada saat acara keluarga.
Masyarakat Indonesia umumnya masih berpikir jika menikah adalah sebuah keharusan bagi perempuan yang sudah memiliki usia dewasa. Maka, jika ada yang menunda atau bahkan menolak menikah akan dianggap sebagai hal yang aneh dan tidak sesuai dengan tradisi maupun norma yang berlaku di masyarakat.
Saat ini fenomena menunda pernikahan atau waithood di kalangan perempuan sudah banyak dilakukan dengan berbagai alasan. Mulai dari ingin lebih fokus pada pendidikan, karir, kesehatan mental, hingga masih ingin menikmati lebih banyak waktu menjadi perempuan lajang
Menikah Bukan Prioritas Semua Perempuan
Saat ini perempuan sudah memiliki banyak pilihan yang dapat mereka lakukan dalam hidupnya. Pernikahan adalah impian dan prioritas utama bagi banyak perempuan. Namun tidak semua perempuan menjadikan percintaan dan pernikahan sebagai prioritas utamanya.
Banyak hal yang bisa dijadikan prioritas utama oleh perempuan selain menikah. Hal itu bukan hal yang aneh mengingat pada saat ini perempuan sudah memiliki banyak sekali opsi yang bisa dijadikan prioritas utama dalam hidupnya selain menikah.
Dibandingkan menikah ada banyak sekali perempuan yang memprioritaskan kebahagiaan diri sendiri dibandingkan menikah. Dan hal tersebut bukan hal yang aneh justru setiap perempuan berhak menentukan pilihan hidupnya sendiri tanpa dihakimi oleh orang lain hanya karena pilihan tersebut tidak umum dilakukan oleh perempuan kebanyakan.
Bukan Perawan Tua
Dalam masyarakat Indonesia istilah perawan tua adalah sindiran yang ditujukan pada perempuan yang terlambat menikah. Hal tersebut dianggap sebagai ejekan yang merendahkan perempuan.