ada maaf yang tersimpan dalam gelap. Â
Kudengar gema suaramu di angin senja, Â
bisikan halus yang menghangatkan jiwa. Â
Namun waktu tak mau berkompromi, Â
ia melesat, meninggalkan ilusi. Â
Kini aku berdiri di batas ingatan, Â
mencoba merajut luka jadi kekuatan. Â
Karena masa lalu tak pernah benar-benar hilang, Â
ia hidup dalam jiwa, menjadi terang. Â
Biarkan ia jadi guru yang bijak, Â
yang mengajari makna setiap jejak. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!