Pria itu mengangguk, matanya hangat seperti dulu. "Aku dengar kota ini masih sering hujan," katanya, suaranya rendah tapi jelas. "Dan aku tahu kamu pasti masih suka menatapnya."Â Â
Air mata Sasa mulai menggenang. Ia hanya bisa tertawa kecil, setengah tak percaya. "Kamu pulang?"Â Â
Bima mengangguk lagi. "Pulang, dan berharap kamu masih menyukai hujan. Karena aku ingin menceritakan semua kisahku, seperti dulu kita berbagi cerita di bawah langit yang basah."Â Â
Mereka duduk di beranda, membiarkan hujan menjadi latar suara dari percakapan panjang yang seolah tak pernah terputus. Di balik hujan itu, ada kisah yang kembali menghidupkan harapan lama, membangun kembali jembatan yang pernah runtuh oleh waktu. Â
Dan Sasa tahu, hujan tak lagi hanya menjadi kenangan. Kini, ia adalah awal dari cerita yang baru. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H