Mohon tunggu...
Dyah Kamala
Dyah Kamala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional FISIP UIN Jakarta

Merupakan mahasiswi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Memiliki ketertarikan dalam mempelajari tentang topik yang berkaitan dengan hak asasi manusia, human security dan soft diplomacy dalam studi Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Stabilitas Asia Timur: Analisis Aliansi AS-Korsel dan Kebijakan Extended Deterrence

14 September 2024   21:18 Diperbarui: 14 Oktober 2024   23:43 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Peralihan fokus dari kebijakan denuklirisasi menuju deterrence mencerminkan realitas geopolitik yang kompleks di Semenanjung Korea. Meskipun denuklirisasi tetap menjadi tujuan jangka panjang, situasi di lapangan mengharuskan AS dan sekutu-sekutunya untuk mengadopsi kebijakan yang lebih pragmatis dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara. Extended deterrence memberikan jaminan keamanan bagi sekutu-sekutu AS di Asia Timur, tetapi juga berisiko meningkatkan ketegangan militer di kawasan. Untuk menjaga stabilitas, aliansi AS-Korsel harus terus memperkuat kapabilitas pertahanan sambil tidak menutup pintu terhadap diplomasi yang bisa mencegah eskalasi lebih lanjut.

Secara global, ketegangan di Semenanjung Korea dapat memicu dilema keamanan di negara lain, yang mendorong peningkatan kapabilitas militer sebagai respons terhadap ancaman. Selain itu, kegagalan diplomasi nuklir dan sanksi terhadap Korea Utara menimbulkan keraguan atas efektivitas pendekatan tersebut dalam menghentikan proliferasi senjata nuklir di tingkat internasional. Ke depannya, meskipun extended deterrence tetap relevan sebagai strategi jangka pendek, diplomasi tetap diperlukan untuk mencapai tujuan denuclearization. Aliansi AS-Korsel harus menjaga keseimbangan antara kekuatan militer dan peluang diplomasi guna mencegah eskalasi lebih lanjut dan menjaga stabilitas di Asia Timur.

Referensi

Kim, Sung Chull and Michael D. Cohen, eds. North Korea and nuclear weapons: Entering the new era of deterrence. Georgetown University Press, 2017.

Hamre, John J., Joseph S. Nye Jr., Victor D. Cha, Katrin F. Katz, and CSIS Commission on the Korean Peninsula. "Recommendations on North Korea Policy and Extended Deterrence," 2023.

Kim, Young Gyo. "US Prioritizes Deterrence Over Denuclearization on North Korea, Experts Say." Voice of America, September 2, 2024. https://www.voanews.com/a/us-prioritizes-deterrence-over-denuclearization-on-north-korea-experts-say-/7764925.html.

ResearchGate. "(13) Analisis Pengaruh Kebijakan Extended Deterrence Dalam Aliansi Amerika Serikat-Korea Selatan Terhadap Stabilitas Keamanan Di Asia Timur," June 1, 2022. https://www.researchgate.net/publication/361947903_Analisis_Pengaruh_Kebijakan_Extended_Deterrence_Dalam_Aliansi_Amerika_Serikat-Korea_Selatan_Terhadap_Stabilitas_Keamanan_Di_Asia_Timur/citations.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun