Mohon tunggu...
DafanovKoliska
DafanovKoliska Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis adalah sebuah seni untuk mengukir nama di prasasti kehidupan ini.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia Tanah, Perhatikan! Apa yang Ditanam

27 Mei 2023   17:25 Diperbarui: 20 Juni 2023   16:49 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ustad Roni Rodiana, SKom, I dalam ceramahnya di depan jamaah Majelis Taklim Masjid Jabal Nur, Giri Mekar, Kabupaten Bandung mengatakan bahwa Al Qur’an ibarat samudera

Jika kita berlayar di atas samudera, maka kita akan mendapati pemandangan yang indah dan deburan ombak.  Jika kita semakin menyelami lautan, maka banyak sekali keindahan dan harta berharga yang bernilai tinggi di dalamnya, misalnya Mutiara, minyak bumi dan lain sebagainya.

Begitu pula Al Qur’an. Jika kita berlayar di atasnya saja, maka akan mendapati keindahan lantunan indah ayat-ayat Al Qur’an. Namun semakin kita menyelami Al Qur’an, semakin banyak rahasia alam semesta yang terkuak.

Salah satu rahasia yang terdapat di dalam Al Qur’an adalah ayat tentang penciptaan manusia yang terdapat dalam QS Al Hijr/15:26. Yang maknanya adalah “Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” Dari ayat inilah kita perlu menggali apa saja sifat tanah yang ada di dalam Al Qur’an.

Kenapa manusia terbuat dari tanah? Karena Allah Maha Tahu siapa manusia yang dibentuk-Nya. Manusia yang terbuat dari tanah, hidup di tanah, makan makanan dari saripati tanah dan akan kembali ke tanah saja terkadang bersikap tidak membumi (sombong), apalagi jika misalnya terbuat dari awan. Kemungkinan besar kesombongan manusia akan terbang semakin tinggi. Karena itulah kita sebagai manusia harus mengetahui sifat dasar tanah agar kembali kepada fitrahnya.

Apa saja Sifat-sifat dasar tanah yang ada di dalam Al Qur’an yang perlu kita ketahui oleh manusia? Berikut akan dibahas 7 sifat dasar tanah yang perlu diketahui.

1.       Tempat rendah.

Ia (iblis) berkata: "Aku sekali-sekali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur Hitam yang diberi bentuk" (QS Al Hijr/15:33)

Tanah berada di tempat yang rendah tidak seperti awan yang tinggi. Artinya sifat dasar manusia adalah rendah. Terutama rendah hati di hadapan sesama mahluk dan rendah diri di hadapan Sang Khalik. 

2.       Tempat hidup.

Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan kami berfirman, "turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan (Al Baqarah/2:36).

Tanah adalah tempat segala kehidupan berlangsung. Artinya, Manusia harus menjadikan dirinya sebagai tempat hidup pula bagi orang lain. Janganlah menjadikan dirinya angkuh dan tidak mau menerima kekurangan orang lain. Rajinlah berinfak agar saling berbagi kehidupan.

3.       Memberikan kebaikan.

Dan suatu tanda (kebesaran bagi Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan (Yasin/36:33).

Dari tanah dikeluarkannya segala biji-bijian. Artinya, dimanapun manusia berada, selalu tebarkan kebaikan sebagaimana tanah yang menebarkan biji-bijian ke seluruh penjuru bumi.

4.       Tempat tumbuh.

Dari tanah yang baik tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran kami) bagi orang-orang yang bersyukur (Al A'raf/7:58).

Dari biji-bijian itu, tumbuhlah aneka tanaman dan tumbuhan. Jika tanahnya buruk, maka tanaman tumbuh dengan merana. Jika tanahnya bagus, maka hasilnya juga bagus. 

Demikian pula manusia, apa yang ditanamkan di otaknya, maka hasilnya adalah sesuai dengan apa yang ditanamkannya. Jika ditanamkan keburukan maka ia akan menjadi manusia yang buruk sifatnya. Jika ditanamkan kebaikan maka ia akan menjadi manusia yang baik pula.

5.       Menutupi bangkai.

Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana  dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil  berkata, "Oh celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal (Al Maidah/ 5:31).

Sifat dasar tanah adalah menutupi bangkai. Manusia pun begitu, janganlah membuka aib siapapun karena sifat dasarnya adalah menutupi aib. 

Jika ada masalah pada dirinya, jangan diumbar. Namun begitu, diperbolehkan meminta solusi dari ahlinya.

Jika mengetahui aib orang lain, maka tutupilah aib itu. 

6.       Tempat berlindung.

Sekiranya mereka memperoleh tempat perlindungan, gua-gua atau lubang-lubang (dalam tanah), niscaya mereka akan pergi atau lari niscaya mereka akan pergi (lari) ke sana dengan secepat-cepatnya (At Taubah/9:57).

Salah satu sifat dasar tanah, adalah sebagai tempat berlindung. Jaman dahulu, gua dijadikan sebagai tempat perlindungan. Di jaman perang, gua dijadikan sebagai tempat persembunyian. Bahkan gua juga dipakai untuk tempat bertafakur oleh para nabi.

Artinya, manusia harus bersifat melindungi. Jangan sampai justru keberadaan kita membuat orang lain tidak nyaman.

7.       Mudah dibentuk.

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur Hitam yang diberi bentuk (Al Hijr 15:26)

Tanah mempunyai sifat dasar mudah dibentuk. Lain lagi ketika sudah terbentuk (misal tembikar) dan menjadi keras, maka ketika terjatuh ia menjadi mudah pecah.

Demikian juga dengan manusia, ia harus selalu bersifat seperti tanah agar mudah menerima hidayah. Jika hati manusia telah mengeras, maka hidayah sulit masuk kepadanya. Selain itu, dirinya pun menjadi mudah pecah ketika ada masalah yang menderanya.

Kita harus menjadi hamba yang taat kepada Allah. Orang yang menjaga sifat dasarnya karena Allah dan orang yang menahan hawa nafsunya agar tidak keluar dari sifat dasar tanah, yang senantiasa rendah hati, melindungi, melakukan kebaikan, menutupi keburukan orang lain maka  ia akan menemukan kedamaian. (An Naziat/79:40-41)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun