Mohon tunggu...
DafanovKoliska
DafanovKoliska Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis adalah sebuah seni untuk mengukir nama di prasasti kehidupan ini.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia Tanah, Perhatikan! Apa yang Ditanam

27 Mei 2023   17:25 Diperbarui: 20 Juni 2023   16:49 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanah adalah tempat segala kehidupan berlangsung. Artinya, Manusia harus menjadikan dirinya sebagai tempat hidup pula bagi orang lain. Janganlah menjadikan dirinya angkuh dan tidak mau menerima kekurangan orang lain. Rajinlah berinfak agar saling berbagi kehidupan.

3.       Memberikan kebaikan.

Dan suatu tanda (kebesaran bagi Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan (Yasin/36:33).

Dari tanah dikeluarkannya segala biji-bijian. Artinya, dimanapun manusia berada, selalu tebarkan kebaikan sebagaimana tanah yang menebarkan biji-bijian ke seluruh penjuru bumi.

4.       Tempat tumbuh.

Dari tanah yang baik tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran kami) bagi orang-orang yang bersyukur (Al A'raf/7:58).

Dari biji-bijian itu, tumbuhlah aneka tanaman dan tumbuhan. Jika tanahnya buruk, maka tanaman tumbuh dengan merana. Jika tanahnya bagus, maka hasilnya juga bagus. 

Demikian pula manusia, apa yang ditanamkan di otaknya, maka hasilnya adalah sesuai dengan apa yang ditanamkannya. Jika ditanamkan keburukan maka ia akan menjadi manusia yang buruk sifatnya. Jika ditanamkan kebaikan maka ia akan menjadi manusia yang baik pula.

5.       Menutupi bangkai.

Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana  dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil  berkata, "Oh celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal (Al Maidah/ 5:31).

Sifat dasar tanah adalah menutupi bangkai. Manusia pun begitu, janganlah membuka aib siapapun karena sifat dasarnya adalah menutupi aib. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun