Tak ada jawaban dari May.
    Why?
    Mau bareng.
    Kenapa?
    Aku pusing, lemas banget. Sakit kepala, dan gak ada yg nganter -.-
Oke. Aku paham dengan maksud May. Dia memintaku untuk menjemputnya. Tak apa. Aku selalu melewati rumahnya saat berangkat atau pulang sekolah. Tapi di satu sisi, aku khawatir kalau Mei-mei sampai tahu. Aku pun takut jika ia menganggapku dan May punya hubungan yang spesial. Padahal kami hanya sebatas teman. Aku pun takut kalau hubungan kekeluargaan mereka merenggang karenaku.
Ah. Aku terlalu banyak mikir. May berlari kecil saat aku lewat di depan rumahnya. Aku tak kunjung menarik gas motorku. May heran denganku yang masih diam sambil melihat rumahnya.
    "Kenapa?"
    "Mei-mei sudah berangkat?"
    "Mei-mei???!!!" tanya keras May hampir membuatku tuli. "Kamu bisa kenal sama dia??"
    Aku tersenyum dengan pertanyaan bodoh itu. "Iyalah tahu! Satu sekolah juga."