Mohon tunggu...
Dyah Ayu
Dyah Ayu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - bidang pendidikan

orang yang senang menulis, dan mempunyai hobi membaca selain itu juga dapat beradaptasi dengan lingkungan,berkomunikasi dengan baik serta cepat belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah sebagai Tempat Singgah Luka

23 Maret 2024   21:36 Diperbarui: 1 April 2024   19:39 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber https://id.pinterest.com/pin/308285537009769346/gambar

Diam, adalah jawabanku saat ini. Terasa begitu sakit saat kalimat pembantu terngiang dalam fikiranku, belum sempat aku menjelaskan ibuku menyelaku dengan cepat.

"Aku lebih baik tidak mengasuhmu waktu itu"

Duarr. Terasa seperti sesuatu yang menusuk bagiku. Entah berapa kata sakit lagi yang perlu aku dengar hingga aku memutuskan untuk masuk ke kamar dengan langkah yang cepat.

Kamar adalah bagian dari saksi atas kesedihanku. Bukan inginku untuk tidak membantu ibu tapi aku tau bahwa kuliah bukan membutuhkan uang yang sedikit.

"Apa aku salah jika bekerja dan ingin meringankan beban ibu, bagaimana bisa ia menyamakan aku dengan pembantu yang jelas aku anaknya. Apa jika aku tidak berbakti, maka ibuku memilih tidak membesarkanku waktu itu" benakku berputar dengan pertanyaan yang sama berulang kali. Hingga tak terasa air mataku menetes terus tanpa bisa ku cegah.

Andai ayah ada, mungkin aku tidak akan mendapat cacian sebesar ini dan kalimat yang terlalu perih untuk kucerna baik-baik. Ayahh. Kembalilah. Andai ayah masih hidup, Aku putri kecilmu membutuhkanmu. Meski hanya mimpi hiburlah aku ayahhh. Ini bukan rumah yang aku inginkan. Bukan tempat singgah yang menenangkan. Teringat sosok itu membuatku berderai hingga malam dan rasa kantuk datang menghampiriku. Berharap dapat membuatku istirahat sejenak tentang pahitnya dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun