Mohon tunggu...
DYAH AYUAPRILIA
DYAH AYUAPRILIA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - ARTIKEL

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan Anak Bangsa dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Masa Pandemi Covid-19

26 April 2021   20:07 Diperbarui: 26 April 2021   20:42 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dyah Ayu Aprilia Tuharea

Manajemen Pemasyarakatan A

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

 

Era digitilisasi memudahkan masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas baik dalam hubungan informasi dan telekomunikasi maupun pertukaran kebudayaan. Kinimemasuki era yang lebih luas lagi dengan keterhubungan dan keterbukaan informasi yang lebih komprehensif telah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi keberbagai penjuru dunia.

Revolusi Industri fase ini dikenal dengan revolusi industri  4.0, menandai sejarah revolusi industri kretif ke  mesin digital serba internet. Sementara revolusi industri sendiri dimulai sejak abad ke 18 yangditandai dengan penemuan mesin Uap ala James Watt. Revolusi industri 4.0 ini adalah generasi ke 4 yang memiliki skala ruang lingkup dan komplesitas yang lebih luas dibanding revolusi industri sebelumnya.

Revolusi industri sebutan Prof. KlausSchwab dan ketua Eksekutif  World Economic Forum (WEF) ini telah membawa lompatan perubahan yang sangat besar dalam sejarah peradaban Manusia. Lompatan ini telah mengantar arus informasi antar manusia dari  tempat yang satu ke tempat yang lain melalui pertukaran barang, jasa dan kebudayaan baik melalui narasi, audio, visual maupun audio visual yang dipasarkan dalam digital marketing.

Dampak dari derasnya informasi inipun tak dapat membendung perubahan kebudayaan masyarakat Indonesia. Adat -- istiadat yang menjadi alat kontrol masyarakat terkelupas digantikan pengetahuan baru yang dianggaprasional, maju dan modern ketimbang mempertahankan tradisi warisan kebudayaan bangsa yang dianggap lama dan terbelakang.

Lompatan ini membuka babak baru munculnya teknologi cenggih, meliputi kecerdasan buatan robotis, teknologi nano, bio teknologi, teknologi komputer kuantum, blockchain, teknologi berbasis internet dan printer 3 digital.Hal ini menjadi tren di pasar internasional dalam memproduksi teknologi robbotis serba internat  dalam memasarkan produk -- produk industrialisasi di pasaran global.

Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan langkah untuk membuka babak baru revolusi Industri 4.0 di Indonesia. Presiden Joko Widodo dalam kempanyenya telah menggalakan industri 4.0 sebagai lompatan baru membawa kemajuan di Indonesia.

Berbagai program pembukaan Jaringan optik Internet kapasitas 4G di seluruh Indonesia termasuk di dua provinsi paling Timur Indonesia  ini. Sebagian kota -- kota besar di provinsi Papua dan papua Barat telah tersambung jaringan Internet untuk memudahkan masyarakat melakukan berbagai aktivitas sosial, ekonomi melalui digital marketing tetapi juga jejering pertukaran informasi bagi masyarakat.Sementara di Kampung -- kampung, jejaring internet belum memadai untuk memudahkan masyarakat melakukan akses informasi telekomunikasi.

Hal ini menjadi salah satu masalah serius ketika pemerintah menetapkan kebijakan serba daring (dalam jaringan) di masa Pandemi Covid 19, baik sekolah online, pertemuan online, penjulanonline maupun berbagai layanan sosial lainnya yang membutuhkan jaringan internet.

Masalah PandemicCovid 19 inipun telah berdampak langsung pada berbagai kegiatan sosial ekonomi di Indonesia. Timbul pemahaman solutif dari penulis untuk menggaungkan dua pertanyaan sederhana dalam memahami dinamika perubahan sosial dan tantangan anak bangsa di era  4.0 revolusi industri di  masa pandemi covid 19.

Pertama, seperti apa dinamika yang terjadi di era revolusi industri 4.0 pasca pandemi Covid 19 mulai menyerang Bumi Pertiwi, dan bagaimana solusi alternatif dalam menjawab tantangan dan masalah yang dilakukan oleh masyarakat dalam menjawab tuntutan sosial ekonomi.

Sejak pertengahan abad ke 18 terjadi transformasi dari penggunaan peralatan tradisional ke penggunaan peralatan teknologi industri sebagai alat -- alat produksi baik dalam bidang pertanian, tekstil dan berbagai peralatan teknologi ekonomi yang digunakan masyarakat Eropa hingga menyebar ke belahan dunia lainnya.

Istilah sebuah  "revolusi industri"ini dipakai pertama kali  oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui di pertengahan abad ke19. Pengertian revolusi industri sendiri adalah transformasi secara integral dan fundamental menjadi sebuah pola kehidupan yang lebih sejahtera dan modern pada  berbagai aspek kehidupan, seperti contohnya pertanian, manufaktur (pabrikasi), pertambangan, dan teknologi, transportasi dan ekonomi ini s merupakan dampak dari sebuah kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Alamsyah, November 2018).

Revolusi industri ini  pertama kali terjadi di dunia pada tahun 1750-1850 di Inggris yang kemudian terjadi lagi di negara  lain di Eropa (Hoedi Prasetya, Wahyudi Sutopo, Januari 2018). Sebuah Revolusi diawali ditemukannya sebuah  mesin uap di bidang Perindustrian yang mana bisa menggantikan tenaga kerja hewan dan manusia pada industri tekstil dan industri besi baja. Kemudian sebuah Penemuan mesin uap yang menyebabkan meningkatnya penggunaan batu bara. dengan Proses dibangunnya jalan raya dan jalur kereta api pada saat itu (Baiquni, Januari 2009).

Transformasi itu dipicu oleh ditemukannya mesin Uap oleh James Waatt (1750-1850) menandai munculnya temuan -- temuan industri kreatif lainnya yang mendorong meningkatnya siklus produksi masyarakat.

Sementara, padanan kata Revolusi Industri pertama kali dikemukakan oleh Arnold Toynbee dalam bukunya LecturesontheIndtrialRevolution (1884). Sbuah Revolusi industri dan pengaruhnya terhadap suatu  kebijakan,  mekanisasi produksi, budaya dan tata keuangan Dunia khususnya di Eropa. 

Revolusi Industri ini dikenal sebagai  revolusi industri fase pertama atau dengan meminjam istilah numerik ala Prof. KlausSchwab untuk menerangkan fase-fase revolusi Industri di dunia.

Singkatnya,  Revolusi Industri 1.0 ditandai dengan penemuanMechanizationSteam dan Water Power, kehadiran mesin menggantikan tenaga Manusia.Dalam fase ini, terjadi perubahan besar -- besaran dalam bidang Pertanian, Pertambangan, Manufaktur, transportasi dan teknologi.

"di dalam Sejarah mencatat, sebuah revolusi industri 0.1 telah berhasil mendongkrak naik perekonomian secara drastis yang mana selama dua abad setalah adanya revolusi industri, terjadinya sebuah peningkatan pendapatan perkapita negara di dunia menjadi 6 kali lipat," dikutip dariLaman josay.org

Terjadi lompatan besar -- besar dalam perubahan sosial budaya, ekonomi di Dunia Barat hingga berdampak tantanandi belahan bumi lainya. Dari aspek ekonomi terjadi peningkatan jumlah produksi dengan bantuan  mesin menggantikan teknik kovensional ala human building.

Revolusi Industri 2.0 ditandai dengan penemuan listrik dan revolusi industri (Industrialisasi).Revolusi Industri 2.0 berlangsung sekitar abad ke 19 dan awal abad ke 20 yang ditandai dengan berkembangnya proses industrialisasi, pembagian kerja, produksi masal dan ilmu pengetahuan.

Dalam revolusi ini lebih dikenal dengan munculnya pembangkit Listrik dan motor pembangkaran. Penemuan -- penemuanini mendorong tenaga mesin dan sarana informasi seperti mobil, telekomunikasi maupun pesawat terbang.

Disamping itu, dalam fase ini muncul tokoh -- tokoh ilmuan modern seperti NielsBohr, Thomas Alfa Edison, NikolaTesle dan Albert Einsten. Sumbangan pemikiran mereka dalam dunia pengetahuan telah mendorong bangkitnya kemajuan mutakhir dalam bidang sains dan teknologi (IPTEK) dan penemuan -- penemuan modern lainnya.Disis lain, berkembangnya sistem manajemen dan pembagian kerja berkat pemikiran saintifik ilmu manajemen telah melahirkansiklus produksi yang sangat meningkat.

Selanjutnya, Revolusi Industri 3.0 berlangsung pada akhir abad ke 20 yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi digital dan internet atau lebih dikenal dengan revolusi digital.Dalam fase ini, arus informasi berkembang pesat, sistem komputerisasi merajalela seluruh kepenjuruhdunia dan bangkitnya sistem didigitalisasi. Fase ini, telah menghubungkan fase -- fase sebelumnya dengan penemuan -- penemuan dari revolusi industri 1.0 dan 2.0 menuju produktivitas sistem digitalisasi dan keterhubungan interkoneksi global saat ini.

Sistem ini menghubungkan jejeringkemunikasi semakin teriintegrasi secara digital,membuat pabrik -- pabrik mulai menggunakan teknologi digital menggantikan tenaga manusia dalam melakukan proses produksi massal. Dalam fase ini, hasil produksi lebih meningkat drastis ketimbang di dua jaman revolusi sebelumnya.

Era Revolusi Industri 4.0 pada Abad 21, penemuan -- penemuan mutakhir semakin memperlihatkan keterintegrasian manufaktur kegiatan sosial ekonomi dan jejering internet secara komprehensif. Revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan besar dengan menggantikan teknologi digital dengan kecerdasan buatan.Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Prof. KlausSchwab dan ketua Eksekutif  World Economic Forum (WEF).

Revolusi inimeliputi (1) Kecerdasan Buatan Robotis, (2) Teknologi Nano, (3) Bio Teknologi, (4) Teknologi Komputer Kuantum, (5) Blockchain (Bitcoin), (6) Teknologi berbasis Internet dan (7) Printer 3D.

Jika dipahami, revolusi industri merupakan suatu lompatan kemajuaan kebudayaan manusia dari penggunaan teknologi kovensional yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia beralih ke penggunaan tenaga mesin dalam aktivitas sosial ekonomi. Sama halnya seperti ahli sejarah antropologi menggolongkan pembagian Zaman kebudayan manusia dari sistem paleozoikum, mezosoikum, neolithikum hingga masa manusia temukan besi.

Kini memasuki era dimana, keterhubungan seluruh entitas secara simultan, saling terintegrasi, berkomunikasi secara real time menggunakan teknologi digital, Internet yang terintegrasi secara komprehensif dalam kegiatan sosial ekonomi.

Menurut kanselir di Jerman,  Angeka Merkel pada tahun 2014 sebuah  revolusi industri 4.0 ialah sebuah  transformasi yang konprehensif dari keseluruhan aspek produksi di Industri melalui sebuah penggabungan teknologi digital dan internet, dengan industri konvensional.dan Sementara, Schlectendahl, dkk  ada tahun 2015) pengertian  dari revolusi indutri itu sendiri dan lebih menekankan kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yakni lingkungan industri dimana di seluruh entitasnya selalu terhubung dan mampu berbagi sebuah informasi satu dengan yang lainnya

Dengan demikian, pada fase revolusi industri 4.0 merupakan suatu lompatan kemajuan dibidang teknologi IT, Robbotis, kecerdasan buatan maupun berbagai penemuan -- penemuan mutakhir yang terintegrasi dengan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.

Pada era revolusi industri 4.0 telah melahirkan aktivitas produksi dan distribusi ekonomi melewati sekat -- sekat kenegaraan/kewilayahaan. Penemuan -- penemuan mutakhir di sistem Teknologi Internet dan Intelegency Artifisial (IA) mendorong/memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas penjualan yang terintegrasi melalui sistem Internet.

Melalui sebuah Tablet, berbagai produk yang dipasarkan melewati jangkuan batas kenegeraan, ditonton dan dilihat oleh berbagai belahan dunia. Hanya melalui tablet, sistem robot akan melakukan aktivitas teknologi kecerdasan buatan untuk menawarkan produk -- produk lokal ke mancanegara.

Era 4.0 telah membawa perubahan dan tantangan besar bagi Anak Bangsa untuk memproduksi kebudayaan Bangsa Indonesia, turut melakukan produksi barang dan jasa untuk dipasarkan dalam pasar global.

Presiden Joko Widodo sedang dan telah mempersiapkan bangsa Indonesia untuk menghadapi tantangan revolusi Industri 4.0. Hal itu tergambar dalam kampanye dan pidato -- pidato kenegaraan dalam menanggapi tantangan zaman era 4.0 di Indonesia.

Pada awal 4 April 2018 pemerintah merilis arah strategi industri nasional khususnya menghadapi revolusi Industri 4.0, yang fokuskan pada industri makanan dan minuman, elektronik, otomotif, tekstil, dan kimia serta sepuluh bali baru yakni sebuah pekerjaan tangan, kerajinan tangan, industri kreatif dan pariwisata.

Tujuaan dari tetepkan peluncuran Indonesia Industrial Summit dan peluncuran making Indonesia  4.0 sendiri untuk mendorong ekonomi Indonesia masuk ke dalam 10 besar dunia di tahun 2030 sebab program digalakan Presiden Joko Widodo ini dipastikan bisa bisa meningkatkan produksi hingga ekspor,"tulis detik.com mengungkap program Presiden Joko Widodo (Selesa,29/12/2020).

Sebelumnya, pada 2 Februari di Jakarta, Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo menetapkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 2 tahun 2018 tentang kebijakan Indutri Nasional tahun 2015 -- 2019.Peraturan Perpres nomor 2 tahun 2018 sebagai peraturan turunan dalam melaksanakan UU nomor 3 tahun 2014 tentang perindustrian dan Peraturan pemerintah nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana induk pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 -- 2035,"kutipan staging-point.com terbitan (2018/11/12).

Saat ini ada lima tulang pilar dalam menjalankan sebuah  revolusi industri 4.0 di Indonesia yakni (1) Makanan dan Minuman, (2) tekstil (3) otomotif, (4) elektronik, (5) Kimia. Lima komoditas ini meruakan salah satu bentuk perhatian dari  pemerintahan Joko Widodo untuk medorong laju percepatan pembangunan Anak bangsa Indonesia mengisi Pasar global dunia

Untuk mempercepat suatu kebijakan,Presiden Joko Widodo menandatangani sebuah Keputusan Presiden (Keppres) nomor 17 tahun 2018 tentang kelompok kerja Nasional tentang penguatan suatu Kapasitas pemimpin Indonesia dalam rangka Making Indonesia 4.0

Amanat keputusan tersebut meliputi suatu Kelompok kerja ini akan melakukan tugas yakni menyelenggarakan suatu pelatihan traningoftrainer guna mendukung tercapainya  workshop nasional peningkatan talenta karakter bangsa dan tuntutan kapasitas pemimpin dalam rangka meningkatan mutu  

Selain itu, dalam tugas tersebut juga Presiden memerintahakan Kelompok Kerja melaksanakan kordinasi dan kerja sama dengan kementerian atau lembaga pemerintahan non kementerian, pemerintah daerah, dunia usaha, dunia industri, lembaga nirlaba lainnya guna mendukung peningkatan kapasitas kepemimpinan dalam rangka making Indonesia,"tulis Bisnis.com dalam Laman Web, terbitan 23 Juli 2018.

Hal itu telah berdampak pada semua lembaga untuk ikut mendorong lajunya percepatan pembangunan berbasis teknologi IT dan sistem digital dalam berbagai aspek. Sebut saja, sistem kredit dan banking berbasis mobileonline, sistem pelaporan birokrasi berbasis teknologi IT dan bahkan Bank Indonesia menerapkan kebijakan (aplikasi) Kris sebagai salah satu jawaban dalam mendorong percapatan transaksi non tunai.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dalam sambutannya mengatakan Indonesia memasuki era 4.0 sejak 2011, era keterhubungan dan keterintegrasian aktivitas sosial ekonomi melalui teknologi Informasi.

"dewasa ini, kita semua telah memasuki era industri 4.0 yang mana ditandai oleh  meningkatnya sebuah konektivitas, interaksi dan batas batas antara seorang manusia dengan lainnya, mesin dan sumber dayaini  lainnya yang semakin konvergen melalui sebuah teknologi informasi dan komunikasi,"ungkap Hartato dalam tulisannya

Alih -- alih mengingatkan Pemerintah untuk segera mengambil langkah menyikapi era 4.0 dengan meningkatkan sumber daya manusia agar masyarakat tidak terhampas dari kemajuan teknologi Informasi melainkan memiliki daya dan skill untuk mengisi pangsa pasar global.Karena itu, melalui berbagai kebijakan yang digenjotpemerintahan Joko Widodo dimaksudkan untuk memperkenalkan sekaligus membuka wawasan Indonesia baru dalam wajah era revolusi Industri 4.0 agar Indonesia mampu bersaing dengan negara -- negara asing dan masuk nomonasi 10 besar di Tahun 2030 melalui peningkatan angka ekspor  dan peningkatan produktivitas berbasis teknologi dan Inovasi.

Selain kebijkan negara dalam mempersiapkan masyarakat mengantisipasi hantaman globalisasi melalui teknologi komunikasi serba cepat, kebijakan Indonesia making juga sebagai salah satu road Map bagi pemerintah untuk membangun masyarakat Indonesia dalam menghadapi pasar global, sekaligusmendorog pertumbuhan secara inklusif diberbagai sektor termasuk pertumbuhan yang juga melibatkan seluruh lapisan ekonomi masyarakat, baik perusahan besar, pelaku usaha mikro kecil dan menengah maupun UMKM  agar bisa menguasi sistem teknologi.

PandemiCorana Virus disease (Covid 19)  pertama kali muncul di Pasar Daging Kota Wuhan Cina pada Desember 2019 silam. Alih -- alih membuat spekulasi munculnya virus dari tingkat konsumsi kelelawar yang tak terbendung oleh penduduk di Wuhan Cina.

Dalam sekejap mata, kota Wuhan bagaikan kota Mati, pemerintah Cina memberlakukan blokade akses masuk wuhan dan kota -- kota besar di Cina. Covid 19 bukanlah objek visual sehingga dapat dideteksi kebijakan lockdown pemerintah komunis Cina melainkan mahkluk tak kasat mata yang menyebar begitu cepat ke seluruh penjuru dunia.

Kegiatan eksport dan inport barang pun merupakan salah kemungkinan beredar virus Wuhanbegitu cepat ke belahan penjuru Dunia. Hal hasil kota -- kota besar mengalami lompatan infeksi virus Covid 19 yang cukup serius. Mulai dari Amerika Serikat, Italia, Hindia, Bali-Jakarta Indonesia. Ratusribuan bahkan jutaan korban berjatuhan di jalan -- jalan kota hingga pusat pertemuan publik  dalam rentang waktu Maret 2020 -- desember 2020.

Pertama kali, Pemerintah Indonesia mendeteksi awal munculnya Virus Covid 19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 setelah dua orang pasien di depok Jawa Barat dinyatakan Positif Covid 19. Wanita berusia 31 tahun berkontak langsung dengan seorang WNA asal Jepang pada 14 Februari saat ia berkunjung ke Indonesia. Setalah menjalani perawatan medis atas keluhan sesak nafas yang dideritanya pada 28 Februari 2020, tepat pada 2 Maret 2021 hasil medis menyatakan Wanita berusia 31 Tahun bersama ibunya dinyatakan resmi Positif Covid 19.

Namun sejumlah Pakar epidemilogi membantah bahwa masuknya virus Covid 19 di Indonesia sudah pada Januari 2020."Sejak awal Januari kemungkinan besar virus (SARS-CoV-2) itu sudah masuk di Indonesia. Dia menjelaskan identifikasi dua kasus pertama adalah transmisi lokal dan bukanlah kasus impor,"Kata Pakar Epidemiologi yang dikuti dari laman Kompas.com terbitan 11 Maret 2020.

Walaupun demikian tak lama berselang, Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBS) di Indonesia melalui PP nomor 21 tahun 2020 tentang pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan penangananCorona Virus disease 2019 (Covid 19), termasuk membatasi masuknya orang Asing ke Indonesia melalui Peraturan Menkumham nomor 11 Tahun 2020 tentang pelarangan sementara orang Asing masuk di wilayah Indonesia.

Pemerintah juga menetapkan Keppres nomor 7 tahun 2020 tentang Satuan Gugus Tugas percepatan penanganan penyakit Virus Covid 19. Keppres nomor 7 tahun 2020 telah diubah menjadi Keppres nomor 9 tahun 2020 tentang perubahan atas Keppres nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan PenangananCovid 19 yang ditetapkan pada tanggal 20 Maret 2020.

Melalui Keppres tersebut, Pemerintah daerah dari 34 Provinsi di Indonesia membentuk Gugus Tugas di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota melibatkan semua unsur Forkopimdadalam melakukan pengendalian dan pencegahan Covid 19 di daerah, termasuk di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Sejumlah langkah -- langkah pembatasan sosial berskala besar dilakukan, pembatasan arus transportasi Pewat Terbang, Kapal dan sejumlah akses transportasi darat. Pemerintah juga membatasi akses perbelanjaan di Supermarket, Mall dan pertemuan -- pertemuan berskala besar, bahkan Pelaksanaan peribadatan di rumah ibadahpundibatas jumlah jemaah (jemaat) atau anggota agamanya.

Tak hanya itu, Pemerintah melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara mengeluarkan Surat Edaran nomor 19 tahun 2020 pada Maret 2020 tentang Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dari Rumah Tempat Tinggal (WorkFromHome). Hasil kepala Daerah di tingkat Provinsi menindaklanjuti Surat Edaran MenPan RB dengan menerbitkan edaran sistem kerja dari rumah sesuai dengan kondisi daerah.

Selama 10 bulan sejak Maret 2020 hingga Desember 2021, ASN di Provinsi Papua Barat tidak berkantor, pengecualian bagi esalon II dan III diberikan peluang ke Kantor dengan tetap memperhatikan Protokol Kesehatan.

Tak hanya itu, melalui keputusan bersama SKB Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020., Nomor 616 Tahun 2020., Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020 dan Nomor 440-882 Tahun 2020 tentang Penduan Penyelenggaraan Pemberlajaran pada tahun ajaran 2020/2021 dan tahun akademik 2020/2021 di masa Pandemi Covid 19 tertanggal 15 juni 2020.

Atas Surat SKB tersebut, sekolah -- sekolah baik Paud, SD, SMP/Madrasah, SMA/SMK dan Sekolah Tinggi (Universitas) dilarang melakukan pertemuan tatap muka. Sistem pembelajaran dianjurkan menggunakan sistem online (daring).

Sejumlah kebijakan itu sebagai langkah menekan lajunya perkembangan dan penularan Covid 19 juga sebagai langkah memutus Covid 19 dari masyarakat Indonesia. Sejumlah Kampanye penerapan prokesCovid 19 dilakukan, mulai dari penerapan jaga jarak (sosial Distancing), Pakai Masker hingga cuci tangan digencarkan oleh stekholder di berbagai jajaran pemerintahan.

Walaupun demikian, hingga hari per 24 April 2021 kasus Covid 19 masih terus bertambah di bumi pertiwi Indonesia. Data Gugus Tugas Nasional mengumumkan selama 24 jam terakhir kasus posif bertambah menjadi 4.544 Kasus positif di Indonesia. Jumlah  itu menambah deret kasus positif di Indonesia  menjadi 1.636.792 kasus sejak diumumkan kasus pertama pada 2 Maret 2020 silam.

Disisi lain, pasiensembuh di Indonesia selisih tipis dengan jumlah kasus yang dinyatakan positif. Data Gugus Tugas memperlihatkan sebanyak 4.953 pasien sembuh per 24 april 2021. Dengan demikian, secara Nasional Kasus kesebuhan berjumlah 1.492.322 orang. Namun tak dapat dihindari, Virus SARS-CoV-19 ini telah merengut 44 ribu nyawa Manusia sejakpandemi mulai menyerang Indonesia pada 2 Maret 2020 silam.

Pemerintah tak menyerah melawan Pandemi Covid 19, berbagai langkah dilakukan guna menghindari korban berjatuhan secara masal dan menjaga stabilitas ekonomi dan kesehatan masyarakat tetap aman dan terkendali.

Hal hasil pemerintah melarang berbagai aktivitas sosial ekonomi yang memicu pertemuan massa. Pembatasan tersebut, berdampak pada semua sektor, ekonomi ambruk di daerah -- daerah, sistem pendidikan berjalan tidak efektif dan sejumlah kegiatan -- kegiatan usaha tidak berjalan efektif saat wabah menyerang tanah air.

Di saat yang sama, diera revolusi Industri 4.0 menjadi salah satu alternatif yang musti dilakukan untuk menghindari pertemuan secara langsung, yang melibatkan pertemuan FacetoFace. Kebijakan pertemuan online diterapkan pemeritah, mulai dari sekolah online, ibadah online, belanja onlinehingga sistem pelaporan e-bajeting dan e-goverment dilakukan untuk menjamin layananpenyelenggaran pemerintahan tetap eksis di masa pandemi Covid 19.

Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM juga menerbitakan keputusan untuk dilakukan tahapan prosedur peradilan melalui mekanisme online. Aparat penegak hukum baik dari Kejaksaan, Advokat dan Hakim melakukan Sidang gelar perkara secara online (daring).

Kementerian Hukum dan HAM juga memberikan arahan untuk membatasi masyarakat melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan, dengan menyediakan sarana komunikasi (Wartelsus) bagi Warga Binaan (narapidana) agar melakukan komunikasi dengan keluarga.

Di masa Ppndemi ini telah mendorong masyarakat untuk beradabtasi dengan dunia Internet  sebagai salah satu alternatif dalam menjawab tuntutan sosial ekonomi. Masyarakat Indonesia dengan sendirinya telah beradaptasi dengan dunia tanpa sekat, era 4.0 yang menghubungkan berbagai kegiatan sosial ekonomi melalui jaringan Internet.Hanya saja banyak permasalahan krusial dan tantangan bangsa ini yang harus diperhatikan.

WabahCovid 19 inipula, telah berdampak pada aktivitas belajar di sejumlah daerah -- daerah terpencil tak berjalan efektif. Kebodohan dan kemiskinan menjadi senjata pamungkas jika tak diantisipasi oleh para pemimpin bangsa ini. Sejumlah sekolah -- sekolah Dasar dan menengah pertama di pelosok -- pelosok negeri ini (Papua Barat)tak terurus dengan baik,remrumputan menghiasi halaman sekolah, sementara pintu kantorsekolahtak pernah buka selama selang waktu workfromhome diberlakukan. Alasan klasik, dan memang realistik ialah tidak ada jaringan. Hal itu sebagimana ditayangkan dalam berita Nasional bahwa  anak -- anak sekolah SD, SMP dan SMAberupaya memanjat bukit disalah satu Kabupaten di Papua Barat mencari sinyal untuk mengikuti belajardaring. (Sumber ; TV berita satu tanggal 20 Februari 2021).

Hingga kini, pemerintah tak pernah menyerah melawan Pandemi Covid 19. Presiden Jokowi melalui Menteri Kesehatan telah memesan jutaan Vaksin Sinovac dan berbagai merek lainnya untuk melakukan vaksinasi kepada masyarakat Indonesia.Memasuki medio April 2021, pemerintah mengumumkan sebanyak 12,7 juta Warga Indonesia dari total 250 juta yang telah divaksinasi. Angka tersebut meliputi tenaga Medis, TNI/POLRI, ASN dan masyarakat. Langkah Ini diharapkan dapat mencegah penularan Covid 19 juga sebagai imun bagi tubuh melawan serangan Covid 19.

Kini anak bangsa diperhadapkan dengan kemajuan mutakhir dan tantangan pembangunan yang cukup serius. Era 4.0 merupakan milenium baru keterbukaan informasi dan perdagangan dunia yang mengantar arus barang dan jasa ke seluruh penjuru Dunia.

Di kota -- kota besar di Indonesia, dijumpai beragam manusia dari jenis warna kulit dan bahasa yang berbeda berkeja dalam suatu perusahan tertentu. Sebut saja,di beberapa konter -- konter Handphone di Kota Manokwari Ibu Kota Provinsi Papua Barat, dapat dijumpai beberapa seller berkomunikasi menggunakan bahasa mandarin.Tak hanya itu, di kota -- kota Parawisata telah dijumpai berbagai tenaga kerja dari berbagai penjuru Dunia. Komplesitas ini menjadi tantangan baru bagi anak bangsa jika tak disikapi secara serius.

Hal inilah yang telah diperingatkan oleh Presiden Republik Indonesia saat meresmikan Making Indonesia 4.0 di Nusa dua Bali pada 2018 lalu.Jokowi mengingatkan masyarakat untuk terus melangkah maju dengan menciptakan kreasi -- kreasi baru dalam mengisi pangsa pasar baik lokal, nasional dan manca negara.

Sebab revolusi Industri 4.0 merupakan kombinasi dari komputasi awan atau cloudcomputing dengan mobile internet di mana ratusan juta smartphone berkomunikasi dengan platform-platform  komputasi di cloud atau di awan. ratusan juta smartphone setiap harinya menyumbangkan sebuah  data ke platform, seperti contohnya  Google, Facebook, Amazon, Alibaba, Tencent maa terjadilah sebuah  fenomena yang kita namakan big data. Kemudian artificialintelligence, memunculkan suatu Software-software baru yang data mencermati korelasi-korelasi di dalam big data dan mencermati pola-pola statistik di dalam big data.

Disisi lain, sistem Internet ofThing atau (IoT)dimana bukan hanya smartphone yang ter-connect ke internet tetapi benda-benda di sekeliling kita pun semakin banyak yang ter-connect ke internet. Teknologi-teknologi ini, cloudcomputing, mobile internet dan mesin cerdas (artificialintelligence), kemudian digabung menjadi generasi baru robotik, seperti pesawat drone, autonomousvehicle atau kendaraan autonom yang bisa mengendarai diri sendiri tanpa manusia. Dan di sektor manufaktur, gabungan teknologi-teknologi ini juga mewujudkan antara lain 3D printing, robot akan membangun rumah dalam waktu singkat dan biayanyapun akan sangat murah.

Tantangan kecanggihan teknologi digital diatasmejadi piranti elektronik yang harus dikuasai anak bangsa dalam mengeyam pendidikan di Tanah Air. Penguasaan Teknologi dan Informatika (IPTEK) menjadi salah satu pontvieuw yang harus dipikirkan para pemimpin Bangsa.

Pembangunan sekolah -- sekolah dengan sarana prasarana berbasis internet diperlukan sebagai langkah untuk membawa masyarakat Indonesia masuk dalam kebijakan Making Indonesia 4.0. Jika tidak, Rakyat Indonesia akan menjadi penontonditengah derasnya pasar globalisasi yang menghantui tenaga kerja Indonesia. Meminjam istilah yang digunakan dalam situs M-Edukasi Kemendikbud bahwa Globalisasi merupakan sebuah proses mendunia, globalisasi membawa nilai-nilai global yang diikuti oleh semua orang di setiap bangsa,"dikuti dari Laman tirto.id terbitan 23 Februri 2021.

Diera pasar global serba canggih ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas sebagian besar belum mengeyam pendidikan Tinggi. Angka putus sekolah nyaris tak terbendung berdampak pula kepada jumlah tenaga berkompetensi (Skill) di Indonesia.

Dampak kemajuan mutakhir dari interkoneksi global era Revolusi Industri 4.0 diragukan oleh banyak pihak sebagai salah satu tantangan dan juga ancaman yang akan menciptakan pengangguran di masyarakat. Lembaga Riset McKinsey Global Institute memprediksi revolusi industri 4.0 sejak 2017 hingga 2030 akan menghilangkan delapan ratus juta di seluruh Dunia.

Hal itu, merupakan dampak langsung dari peran robbot menggantikan peran manusia dalamperusahan -- perusahan di dunia. Penggunaan robot dilengkapi kecerdasan buatan (IA) akan mengambil peran manusia di pabrik -- pabrik, mengirit biaya produksi dan menghindari Human Eror dalam produksi masal serba cepat dan efisien.

Saat ini, tantangan serius bangsa adalah menyiapkan Human  Resourch. Sumber Daya Manusia  merupakan kunci kemajuan Bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia masuk dalam nominasi negera modern dan siklus produksi 10 besar di tahun 2030. Jika Lembaga -- lembaga Pendidikan di Tanah Air tidak diperhatikan secara serius oleh para Pemimpin Negeri ini, pastinya Bangsa Indonesia akan meminum air keruh di Tahun 2030, menatap kemajuan Bangsa lain.

Disisi lain, mewujudkan 5 program andalan Jokowi dalam mengirisi era 4.0 diperlukan dukungan dari stekholder dalam membuka akses perekonomian seluas -- luasnya kepada masyarakat. Terutama, akses perdagangan dan distribusi barang dengan administrasi yang mudah, tidak berbelit -- belit dan transparan.

Sosialisasi kepada pelaku usaha, baik pengusaha kelas besar, menengah dan kelas kecil hingga pelaku -- pelaku UMKM. Dukungan itu berupa akses sistem perbankang, pemahaman mengenai dunia digital marketing dan pengawasan terhadap produk -- produk usaha.

Disisi lain, dibukanya balai latihan kerja bagi anak Bangsa untuk memberikan pelatihan dan kursus kerja guna memiliki ketrampilan tertentu dalam menjawab tuntutan Pasar. Misalnya, jika dibuka balai latihan kerja dibidang Digital Marketing akan memberikan peluang kepada anak Bangsa untuk ikut berpartisipasi dalam penjualan online.

Jadi, tantangan era 4.0 menjadi peluang anak Bangsa untuk memasarkan sejumlah produk unggulan Negeri Indonesia di pasarkan di pasar global. Apalagi negeri ini kaya akan beragam sumberdaya, baik SDAnya maupun kaya akan budayanya menjadi daya tarik manca negara. Namun jika peluang ini tidak didukung oleh Pemerintah untuk membuka ruang dan peluang bagi anak bangsa, akan berdampak pada ketertinggalan dan kemiskinan  di negeri ini.

Daftar Pustaka

Karnawati, D. (2017). Revolusi industri, 75% jenis pekerjaan akan hilang.

Alamsyah, R. November  (2018). Analisis Dampak Industri 4.0 Terhadap Sistem Pengawasan Ketenaganukliran Di Indonesia. Jurnal Forum Nuklis (JFN), Volume 12, No. 2, 47-53.

Baiquni, M. Januari  (2009). Revolusi Industri, Ledakan Penduduk dan Masalah Lingkungan. Jurnal sains dan Teknologi Lingkungan, Volume 1, No. 1, 38

Vina,  F. (2021) Sejarah Peralihan Revolusi Industri

E. Risdianto And M. Cs, , (2019). "Analisis Pendidikan Indonesia Di Era Revolusi Industri 4.0," P. 17

Ansari, Dedy Harahap.  (2020) Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Menangani Pandemi Covid-19 dan Tren Pembelian Online 

Julia,Kurniawati.  (2020)Media Pembeajaran Pada Pembelajaran Jarak Jauh

Khanifa, Isnaini. (2020)Pandemi Virus Corona Di Indonesia

Dariatno, Estro Sihaloho. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Padjadjaran.  

Zeland, Muhammad Barr. (2020)  Motivasi Kinerja Petugas Pengamanan Di Lapas Kelas IIB Cianjur di Tengah Kebijakan Work from Home

Andi, Alifsyah Dyasham. (2021) Pengaruh Physical Distancing Pasca-Pandemi Covid-19 Bagi Masyarakat Indonesia

Idah, Wahidah. (2020) COVID-19 Pandemic: Analysis of Government and Community Planning in Various Prevention Measures  

mckinsey.analytics. (2017).Where machines could replace humans -- and where they can't (yet).

Schwab, K. (2017). The fourth industrial revolution. Crown Business Press.

Chattopadhyay, S. (2021)The Pand emic of Productivity The Work of Home and the Work from Home

Miller, G., (2020). Social distancing prevents infections, but it can have unintended consequences. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun