Mohon tunggu...
Humaniora

"Kesucian" Tanah Haram

31 Desember 2018   19:30 Diperbarui: 31 Desember 2018   19:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, kematian. Kita tidak pernah tahu sampai dimana batas takdir hidup seseorang. Oleh karenanya, akan lebih baik jika mendahulukan hal-hal yang menyangkut akhirat daripada hal-hal yang berkaitan dengan dunia. Dunia hanyalah sebatas tempat singgah untuk memperbanyak ibadah dan amalan sebagai bekal pada perjalanan kekal selanjutnya, akhirat. Seperti ungkapan bijak: Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.

Bukankah menarik ketika kematian sudah menjemput, kita telah melaksanakan ke-5 Rukun Islam?

Ketiga, meningkatkan derajat taqwa. Haji dipandang sebagai perjalanan spiritual yang bukan hanya sebagai kewajiban umat muslim tetapi memiliki banyak makna dengan serangkaian acara panjang yang terdiri dari: Ihram, Tawaf, Sa'i, dan Wukuf di Arafah. Serangkaian acara panjang yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Haji mengajarkan tentang kerja keras, keikhlasan, ketulusan, dan ketergantungan seorang hamba pada Rabb-nya. Bagaimana mereka bersikap terhadap diri sendiri dan orang lain, dan bagaimana mereka mampu melihat keagungan Allah SWT. Hal-hal inilah yang kemudian membawakan derajat taqwa yang lebih tinggi.

Keempat, cerminan kehidupan. Serangkaian ibadah haji mencerminkan kehidupan manusia yang harus terus bergerak, belajar, dan berdo'a kepada Rabb-nya agar dapat selalu memiliki kekuatan dalam menjalani hidup dan keistiqomahan dalam beribadah. 

Dalam ibadah haji, banyak orang berdatangan dari beragam latar belakang, baik negara, suku, ras, dan sebagainya. Tapi, mereka disatukan dalam pakaian putih dan  memiliki 1 tujuan yang sama, berlomba-lomba mencari ridho Allah, mendekatkan diri pada Allah, berharap surga Allah. Di Tanah Haram ini lah beberapa hamba diuji. 

Baik ujian fisik maupun batin. Seperti yang diceritakan oleh guru SMP saya, Bu Syahnun, B.A, suatu ketika teman beliau sedang menjalankan ibadah haji, cuaca Mekkah sangat terik. Teman beliau melihat seorang kakek tua yang kepanasan tanpa alas kaki. Teman beliau yang merasa iba mengambil sandal milik Askar yang berserakan di sekitar sana, diberikannya pada kakek tua itu. Namun, kejadian tidak menyenangkan justru datang, ketika malam hari di asrama, teman beliau merasa tubuhnya sakit tanpa sebab yang jelas. 

Setelah menimang banyak hal, teman beliau menyadari bahwa apa yang terjadi padanya karena beliau telah mencuri sandal milik Askar. Walaupun untuk menolong sesama, tetap saja hal ini tidak dibenarkan, karena telah mengambil yang bukan haknya. Karena tidak ada istilah kebaikan yang dibangun di atas ketidakbenaran.

Kelima, mengunjungi kota suci umat muslim. Kota yang banyak berkaitan dengan sejarah kenabian. Belajar lebih dekat mengenai kehidupan Rasul-rasul Allah. Melihat tempat yang menjadi saksi bisu perjuangan mereka menegakkan agama yang haq, Islam. Pelesir ke tempat-tempat yang berkaitan dengan sejarah kenabian diharapkan dapat membuka pikiran terdalam manusia untuk turut serta dalam mempertahankan ajaran Islam.

Sudah seharusnya sebagai seorang muslim yang baik perlu mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan akhirat. Dilakukan sedini mungkin. Kita tidak pernah tahu apakah besok masih sehat, atau apakah besok masih hidup. Yang demikian adalah rahasia Allah. Maka, tugas seorang hamba hanyalah menyegerakan perintah. Karena, sejatinya perintah tersebut untuk kebaikan manusia. Seperti perintah haji, yang apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, derajat ketaqwaan seorang hamba bertambah besar. 

Namun, biayanya yang besar menjadi kendala banyak orang untuk menunaikan ibadah haji. Kabar baiknya, banyak sekali bank yang menyediakan fitur tabungan haji. Seperti Danamon Tabungan Haji. Dengan prinsip syariah, Bank Danamon memberikan fitur Tabungan Haji yang bisa dimiliki nasabah berumur 12 tahun. 

Orangtua bisa membantu putra-putrinya untuk menyiapkan ibadah haji sedini mungkin. Tabungan Haji Danamon Syariah sudah terhubung secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) milik Kementerian Agama RI, sehingga nasabah sudah pasti mendapatkan porsi untuk menunaikan ibadah haji. Jadi, siapkah anda 2019 Saatnya Berhaji?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun