Mohon tunggu...
Lidya Sari Lubis
Lidya Sari Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - sedang Kuliah di STAIN MADINA

hobi saya adalah menulis dan berenang, dan saya juga suka musik/lagu pop, saya orangnya lumayan introvert jika bertemu orang-orang baru, saya suka konten di media tentang kajian agama dan berita-berita yang sedang trending.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahaiswa KKN Stain Mandailing Natal Kelompok 27 Ikut Mensukseskan Program Pencegahan Stunting di Nagari Tampus Damai Ujung Gading

23 Agustus 2024   15:04 Diperbarui: 23 Agustus 2024   16:21 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antusias Anak KKN dan Masyarakat

Ibu Hanipah, warga Nagari Tampus Damai yang yang sudah mempunyai 4 anak, mengungkapkan betapa pentingnya edukasi seperti ini. "Dulu waktu anak pertama, saya kurang tahu tentang makanan yang sebaiknya dikonsumsi saat hamil. Tapi sekarang, dengan adanya edukasi dari mahasiswa dan petugas kesehatan, saya jadi lebih paham. Mudah-mudahan untuk selanjutnya anak-anak saya tidak kekurangan gizi lagi," katanya dengan senyum.

Program ini juga berhasil mengubah pola pikir sebagian warga yang sebelumnya kurang peduli terhadap pemenuhan gizi seimbang. Bapak Torkis , salah satu warga, mengaku awalnya menganggap remeh pentingnya gizi bagi anak. "Saya pikir asal anak kenyang itu sudah cukup,  tapi setelah dijelaskan oleh para mahasiswa, saya jadi sadar bahwa gizi itu sangat penting untuk pertumbuhan anak, terutama di masa awal kehidupannya," ujarnya.

Antusias masyarakat
Antusias masyarakat

Komitmen Keberlanjutan Program

Program ini tidak hanya berhenti pada satu acara saja. Mahasiswa KKN bersama dengan pemerintah Nagari dan Puskesmas telah menyusun rencana tindak lanjut untuk memastikan keberlanjutan program pencegahan stunting.

Kelompok ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan edukasi secara berkala seputar kesehatan ibu dan anak, serta pemanfaatan pangan lokal untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Selain itu, ada juga rencana untuk mengadakan program Mensukseskan Posyiandu pada anak.

"Kami ingin apa yang telah kami lakukan bersama ini bisa berkelanjutan dan benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, kami berupaya merancang program yang bisa terus berjalan meskipun masa KKN kami sudah selesai," ungkap Fatwa Aulia Lubis, salah satu mahasiswa KKN yang menjadi Ketua Kelompok 27.

Harapan dan Tantangan

Meskipun program ini sudah berjalan cukup baik, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah rendahnya tingkat kesadaran sebagian warga untuk secara rutin datang ke Posyandu. Faktor ekonomi juga menjadi kendala, karena beberapa keluarga masih kesulitan untuk menyediakan makanan bergizi yang memadai.

Namun, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak serta komitmen mahasiswa, pemerintah Nagari, dan tenaga kesehatan, diharapkan angka stunting di Nagari Tampus Dmai dapat terus menurun. Harapan besar juga disematkan pada generasi muda seperti mahasiswa KKN, yang dengan ilmu dan semangat, mampu memberikan kontribusi nyata dalam upaya pencegahan stunting di masyarakat.

"Ini bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tapi juga tentang menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan yang lebih baik bagi masa depan anak-anak kita,".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun