Nagari Tmpus Damai, 6 Agustus 2024 -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal ikut ambil bagian dalam kegiatan pencegahan stunting yang diselenggarakan di Nagari Tampus Damai, Kecamatan Lembah Melintang. Kegiatan yang diadakan pada Selasa pagi ini merupakan salah satu rangkaian program yang digagas oleh pemerintah daerah setempat dalam rangka menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.
Program ini menjadi perhatian serius mengingat data dari Dinas  Kesehatan Kecamatan Lembah Melintang menunjukkan bahwa angka stunting di daerah ini masih cukup tinggi. Berdasarkan survei terakhir, lebih dari 25% anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting, atau kondisi gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis yang terjadi dalam jangka panjang.
Mahasiswa KKN Terlibat Aktif dalam Edukasi dan Pelatihan
Dalam acara yang dihadiri oleh lebih dari 50 orang, kami mahasiswa KKN berperan penting sebagai fasilitator dan pendamping masyarakat dalam sesi edukasi terkait pencegahan stunting. Kami tidak hanya memberikan materi seputar pentingnya asupan gizi pada kehidupan sehari-hari, tetapi juga memperkenalkan pola makan sehat bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
"Kami menyadari pentingnya peran mahasiswa dalam kegiatan seperti ini. Dengan pengetahuan yang mereka miliki, mahasiswa KKN dapat menjadi agen perubahan di masyarakat," ujar Jorong Tampus Sepakat, Bapak Sudia, yang turut hadir dalam acara tersebut. "Masyarakat kami butuh informasi yang tepat dan mudah dipahami tentang pencegahan stunting, dan peran mahasiswa sangat membantu dalam menyampaikan hal ini."
Mahasiswa KKN juga mengadakan pelatihan sederhana untuk ibu-ibu di desa tentang cara mengolah bahan pangan lokal menjadi makanan bergizi tinggi. Dengan keterbatasan ekonomi yang dimiliki beberapa warga, pemanfaatan sumber daya lokal seperti sayur-mayur dan ikan menjadi solusi praktis untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Kegiatan ini tidak hanya didukung oleh mahasiswa dan pemerintah Nagari, tetapi juga melibatkan berbagai pihak lainnya, seperti Puskesmas setempat, anggota Posyandu, serta tokoh masyarakat. Tenaga medis dari Puskesmas memberikan penyuluhan kesehatan terkait pentingnya pemeriksaan rutin bagi ibu hamil dan balita untuk mendeteksi dini risiko stunting. Selain itu, para anggota Posyandu juga membantu dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secara berkala.
"Kami sangat berterima kasih kepada para mahasiswa KKN dan seluruh pihak yang terlibat dalam program ini. Kolaborasi seperti ini sangat penting dalam upaya kita bersama untuk menurunkan angka stunting," ungkap Ibu Puskesmas, salah satu kader Posyandu yang sudah bertugas selama lebih dari 5 tahun. Menurutnya, peran mahasiswa juga mendorong masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu rutin.
Antusiasme Masyarakat dan Perubahan Pola Pikir
Salah satu keberhasilan dari program ini terlihat dari tingginya antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan. Dari jumlah warga yang hadir, mayoritas adalah ibu-ibu muda yang memiliki anak balita atau sedang hamil. Mereka dengan aktif bertanya dan mengikuti diskusi seputar cara mencegah stunting serta pentingnya memberikan makanan bergizi seimbang.
Ibu Hanipah, warga Nagari Tampus Damai yang yang sudah mempunyai 4 anak, mengungkapkan betapa pentingnya edukasi seperti ini. "Dulu waktu anak pertama, saya kurang tahu tentang makanan yang sebaiknya dikonsumsi saat hamil. Tapi sekarang, dengan adanya edukasi dari mahasiswa dan petugas kesehatan, saya jadi lebih paham. Mudah-mudahan untuk selanjutnya anak-anak saya tidak kekurangan gizi lagi," katanya dengan senyum.
Program ini juga berhasil mengubah pola pikir sebagian warga yang sebelumnya kurang peduli terhadap pemenuhan gizi seimbang. Bapak Torkis , salah satu warga, mengaku awalnya menganggap remeh pentingnya gizi bagi anak. "Saya pikir asal anak kenyang itu sudah cukup, Â tapi setelah dijelaskan oleh para mahasiswa, saya jadi sadar bahwa gizi itu sangat penting untuk pertumbuhan anak, terutama di masa awal kehidupannya," ujarnya.
Komitmen Keberlanjutan Program
Program ini tidak hanya berhenti pada satu acara saja. Mahasiswa KKN bersama dengan pemerintah Nagari dan Puskesmas telah menyusun rencana tindak lanjut untuk memastikan keberlanjutan program pencegahan stunting.
Kelompok ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan edukasi secara berkala seputar kesehatan ibu dan anak, serta pemanfaatan pangan lokal untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Selain itu, ada juga rencana untuk mengadakan program Mensukseskan Posyiandu pada anak.
"Kami ingin apa yang telah kami lakukan bersama ini bisa berkelanjutan dan benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, kami berupaya merancang program yang bisa terus berjalan meskipun masa KKN kami sudah selesai," ungkap Fatwa Aulia Lubis, salah satu mahasiswa KKN yang menjadi Ketua Kelompok 27.
Harapan dan Tantangan
Meskipun program ini sudah berjalan cukup baik, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah rendahnya tingkat kesadaran sebagian warga untuk secara rutin datang ke Posyandu. Faktor ekonomi juga menjadi kendala, karena beberapa keluarga masih kesulitan untuk menyediakan makanan bergizi yang memadai.
Namun, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak serta komitmen mahasiswa, pemerintah Nagari, dan tenaga kesehatan, diharapkan angka stunting di Nagari Tampus Dmai dapat terus menurun. Harapan besar juga disematkan pada generasi muda seperti mahasiswa KKN, yang dengan ilmu dan semangat, mampu memberikan kontribusi nyata dalam upaya pencegahan stunting di masyarakat.
"Ini bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tapi juga tentang menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan yang lebih baik bagi masa depan anak-anak kita,".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H