Inovasi tersebut dapat dikatakan sebagai hal unik dan jarang dilakukan oleh pelaku usaha, mengingat inspirasi kuliner lokal tersebut berkomposisi bahan dasar basah. Melalui kesigapan dalam melihat minat pasar dan potensi kuliner khas lokal Makassar, Wahyuni, pada Januari 2016, menginisiasi sebuah usaha yang bernama iKiKu Keripik Pisang Ijoo.
Perempuan lulusan STIMIK Handayani Makassar, terjun di usah kulinar lokal, tidak terlepas dari kegelisahannya terkait klaim pisang hijau sebagai makanan khas daerah lain.Â
Beranjak dari kegusaran tersebut, dengan menjadikan pisang hijau sebagai produk instan dan dapat terjangkau hingga seluruh Indonesia, wahyuni telah menjalankan tugasnya sebagai agen perubahan dalam bidang kuliner khas daerah.Â
Produk kripik pisang hijau, Pallu Butung, varian rasa kopi Toraja, dan Pisang Goreng merupakan jawaban terhadap eksistensi kuliner lokal khas Sulawesi selatan agar tidak di klaim oleh daerah lain sebagai produk kuliner khas mereka.
Meskipun demikian, Bukannya tanpa rintangan, perempuan yang dulunya sempat menjajaki usaha biro perjalanan ini, membutuhkan waktu untuk meracik kiat-kiat agar mampu bersaing di jagad usaha kuliner di Makassar.Â
Paten dan Izin usaha merupakan bukti keseriusan Wahyuni dalam merintis usaha ini. Usaha untuk mendapatkan keduanya diwujudkan oleh Dinas Kesehatan melalui izin usaha yang disebut Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
International Eight Festival atau yang biasa dikenal sebagai F8 menyajikan 8 forum utama, yaitu fashion, food&Fruit, film, folks, fine arts, flora & fauna, fusion music, fiction writers & fonts pada September 2016 di Makassar merupakan langkah selanjutnya dari iKiKu memamerkan produk kripiknya kepada khalayak kota makassar dan dunia internasional.Â
Puncaknya adalah iKiKu mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan Pendidikan dan Pelatihan di Jepang, Oktober 2016.