Aku merasa hubungan kita semakin menjauh, aku sendiri yang merasakan itu Sinta, semenjak kejujuran itu.Aahh. Kamu marah karna aku nggak bias terima kejujuran itu, atau kamu sudah lelah menyakiti aku seperti yang pernah kau ungkapkan kepadaku? Aku tak pernah merasa disakiti Sinta. Aku hanya merasakan kedamaian bersamamu Sinta. Atau kamu sudah .... .
      Nb: Tulisan ini terinspirasi dari buku rahvayana karya mbah Sujiwo Tedjo. Rahwana yang tak henti-hentinya mengirimi surat kepada Sinta meski Sinta tak kunjung membalasnya, namun ia selalu menulis surat untuk Sinta. Aku pun begitu, aku tergugah untuk menciptakan Sintaku sendiri, dan mengiriminya surat meski sampai nanti ia kan selalu membisu. Jangan membalas lewat mega senja atau ciutan burung prenjak, karna aku tak memiliki Trijata yang akan mengartikannya semua. Tetaplah Kau membisu Ada yang Tiadaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H