“Hmmm, nanti dulu Pak, setelah ini saya ingin main dulu di taman” jawab kancil.
“Tidak boleh, ayo sekarang pulang dulu.”
“Tidak mau!” kancil melarikan diri.
Pak Buto Ijo mengejarnya dengan menunggangi buaya, “Jangan lari, Cil!”
Tiba-tiba, kancil melemparkan biji tomat sisa makanannya ke arah Pak Buto Ijo.
“Siim salabiim, jadi apa?” kata kancil sambil menghentakkan kakinya ke tanah.
Biji tomat tersebut berubah menjadi sampah kertas dan plastik. Kancil memang sempat belajar teknik sulap di salah satu seniman sulap lokal di desa.
“Hei, Cil, tidak boleh membuang sampah sembarangan! Bisa-bisa desa kita kebanjiran dan terkena wabah penyakit!” bentak Pak Buto Ijo.
Pak Buto Ijo harus mengumpulkan sampah-sampah tersebut dan membuangnya ke tempat sampah, sementara kancil terus berlari. Setelah selesai membuang sampah, dia kembali mengejar kancil.
Kancil kemudian melemparkan kulit pisang ke arah Pak Buto Ijo.
“Siim salabiim, jadi apa?” kata kancil sambil menghentakkan kakinya ke tanah kembali.