“Saya ingin pulang ke rumah, tapi kancil malah mengantar saya ke sini,” jawab Timun Mas. Tangisannya mulai berhenti.
“Bukankah kamu punya ilmu astronomi yang bisa digunakan untuk menentukan arah?”
“Iya, Pak Buto Ijo. Tapi saya tidak bisa melihat bintang di siang hari.”
“Weleh weleh,” lanjut Buto Ijo dengan nada bicara si Komo, ”Kalau begitu gunakan ini, ‘Abu Ajaib’!”
“Benda apa itu, Pak Buto Ijo?”
“Dengan abu ini, kamu bisa mengubah dedaunan di pohon menjadi langit malam. Sehingga kamu bisa melihat bintang dan menggunakan ilmu astronomi-mu untuk menentukan arah pulang,” terang Buto Ijo sambil menyerahkannya kepada Timun Mas.
Timun Mas menebar abu itu ke salah satu pohon terdekat.
“Pop!”
Daun-daun di pohon yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi gelap. Di antara daun-daun yang gelap itu, muncul titik-titik kerlap-kerlip menyerupai bintang di langit malam. Dengan melihat bintang, Timun Mas bisa mulai berjalan pulang ke arah rumah. Setiap kali menemukan persimpangan jalan, Timun Mas menebar abu tersebut ke pohon terdekat dan dapat menentukan jalan pulang yang harus ditempuh.
Setelah melihat Timun Mas berangkat menuju rumah, Pak Buto Ijo mendekati kancil yang tertidur di bawah pohon karena kekenyangan.
“Hei, kancil, ayo bangun! Waktunya sholat dhuhur,” Pak Buto Ijo mencoba membangunkan kancil.