Mohon tunggu...
Dwi Prastyo
Dwi Prastyo Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Manusia Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Bola

Fans Chelsea yang Gede Kepala

26 Agustus 2020   20:40 Diperbarui: 27 Agustus 2020   11:37 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rekrutan terbaru Chelsea

Kemarin malam, saya dan teman saya ngalor-ngidul membicarakan sepakbola terutama klub kesayangan masing-masing. Sudah menjadi kebiasaan bagi kami melakukan rutinitas ini setiap kali nongkrong di warung kopi sambil beberapa kali mengadu game PES di android kami.

Saya tidak mengerti kenapa rasanya begitu mengasyikkan sekali kami terbawa obrolan bola sampai gak tahu waktu, jika sudah seperti ini setiap dari kami pasti suka ngomong yang tinggi-tinggi tentang klub kesayangannya. Membela klub secara sporadis dan fanatik buta, seolah-olah kebanggaan pada klub-nya itu bisa menambah derajat manusia, padahal ya tetap gak ngefek apa-apa pada kami, gak ada toh ceritanya orang disegani orang lain gara-gara dia Fans Real Madrid.

Paling menyebalkan kalau udah ngomongin bola sambil guyonan ceng-cengin klubnya yang kalah, saya rasanya sudah keburu gedhek duluan sebelum di-cengin aneh-aneh oleh mereka, ya kalau menurut saya sih kebetulan aja tim-nya lagi bagus, sedangkan tim saya lagi gurem. Ya kalau keadaannya udah kebalik gantian saya provokasi deh.

Selalu ada yang seru dalam obrolan kami, kawan saya seorang fans Chelsea akhir-akhir ini sudah ngeresa gedhe kepalanya, tingkah lakunya sudah beda, jalannya kini sudah petentang-petenteng macam juara olimpiade. Usut punya usut klub kesayangannya habis membeli beberapa punggawa baru macam: Timo Werner, Hakim ziyech, Haverzt, Thiago Silva, dan Ben Chilwell.

Omongannya sudah ketinggian sekarang, katanya sudah yakin bisa juara Liga Inggris dan Liga Champions. Katanya lagi, target Chelsea sudah paling mentok juara Piala Dunia antar Klub dengan modal pemain-pemain baru ini.

“Hahahaha.. Chelsea beli Haverzt mahal lek.” Katanya

“Langsung masuk 3 pemain lek, Haverzt, Thiago Silva sama Ben Chilwell” Tambahnya

Saya berusaha tidak terpancing akan omongannya, saya begitu mahfum melihat aktivitas belanja Chelsea yang begitu jor-joran beli pemain kali ini, karena tahun lalu mereka dihukum tidak boleh melakukan transfer pemain. Sedangkan tim favorit saya Manchester United rasa-rasanya belum muncul tanda-tanda membeli pemain baru, maka saya tidak menggubrisnya terlalu jauh.

“Ya bagus lek, emang Chelsea top bisa beli pemain bagus.” Jawab saya diplomatis

“MU gak beli pemain nanti peringkat 6 lagi lohh lek.” Balasnya

“Ya enggak toh, sudah ada Bruno Fernandes aja langsung meningkat permainannya MU lek.. Tinggal nanti Greenwood dipoles lagi biar tambah gacor.” Jawab saya

Kawan saya rupanya adalah Bu Tedjo berperawakan pria, kalau bicara langsung menancapkan luka sampai ke ulu hati saya. Namun saya tahu ini hanyalah guyonan semata.

“Hmm.. kalau jadi sampeyan ya lek mendingan sampean banting setir mendukung Tim-tim kayak Bayern Munchen, Real Madrid, Barcelona yang bisa juara tiap tahunnya. Aku Cuma nasehatin aja loh ya.”

“Bukan apa-apa ya lek, siapa tahu nih Manchester United tahun depan gak dapet trofi lagi.. udah 3 tahun kan ya MU gak dapet apa-apa.” Kata kawan saya

Saya sedikit setuju dengan pendapat kawan saya itu, rasa-rasanya tahun depan Manchester United tidak dapat apa-apa lagi. Kendala kedalaman pemain MU dirasa kurang sepadan dengan tim utama dan terlihat jelas serangan MU mengalami kebuntuan ketika Bruno Fernandes lagi gak perform. Saya mulai pesimistis.

Rasa pesimistis terhadap Manchester United menatap musim depan terlihat begitu mencolok apalagi diberbagai lini masa media sosial. Berbagai fans meluapkan berbagai kekecewaannya di twitter atas aktivitas transfer yang buruk kali ini.

Ketika Admin media social Chelsea dan klub-klub lain sedang sibuk membuat tweet “Selamat Datang Pemain Baru…” sedangkan Admin medsos Manchester United sedang sibuk membahas masa-masa kejayaan yang sudah lama berlalu.

“Hadeeehhh fix MU peringkat 6 lagi lek, kayaknyaa.” Kata saya dengan malu

“Hahahahaha, yaweslah sampeyan yang sabar aja siapa tahu MU juara Carrabao Cup. Aku rela serela-relanya dan akan dukung penuh kalau Manchester United juara turnamen itu lek. Ahahahaha..” Katanya

Lewat berbagai percakapan diantara kami yang begitu hangat malam itu, saya mengucapkan selamat kepada kawan saya yang bernama Ivanda Ilham  atas pembelian pemain yang bagus-bagus itu. Namun apabila pembaca yang budiman adalah fans Manchester United seperti saya, maka kawan saya memberikan win-win solution bagi kalian yang pesimistis terhadap MU.

Katanya begini,

“Sudah mending sampeyan musim depan pensiun dulu dukung MU, saya ngerasa gak enak setiap kali ngopi sama sampeyan kalau harus bahas tim saya yang menangan. Takut sampeyan tersinggung lek lihat MU yang ramashok itu.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun