“Ya enggak toh, sudah ada Bruno Fernandes aja langsung meningkat permainannya MU lek.. Tinggal nanti Greenwood dipoles lagi biar tambah gacor.” Jawab saya
Kawan saya rupanya adalah Bu Tedjo berperawakan pria, kalau bicara langsung menancapkan luka sampai ke ulu hati saya. Namun saya tahu ini hanyalah guyonan semata.
“Hmm.. kalau jadi sampeyan ya lek mendingan sampean banting setir mendukung Tim-tim kayak Bayern Munchen, Real Madrid, Barcelona yang bisa juara tiap tahunnya. Aku Cuma nasehatin aja loh ya.”
“Bukan apa-apa ya lek, siapa tahu nih Manchester United tahun depan gak dapet trofi lagi.. udah 3 tahun kan ya MU gak dapet apa-apa.” Kata kawan saya
Saya sedikit setuju dengan pendapat kawan saya itu, rasa-rasanya tahun depan Manchester United tidak dapat apa-apa lagi. Kendala kedalaman pemain MU dirasa kurang sepadan dengan tim utama dan terlihat jelas serangan MU mengalami kebuntuan ketika Bruno Fernandes lagi gak perform. Saya mulai pesimistis.
Rasa pesimistis terhadap Manchester United menatap musim depan terlihat begitu mencolok apalagi diberbagai lini masa media sosial. Berbagai fans meluapkan berbagai kekecewaannya di twitter atas aktivitas transfer yang buruk kali ini.
Ketika Admin media social Chelsea dan klub-klub lain sedang sibuk membuat tweet “Selamat Datang Pemain Baru…” sedangkan Admin medsos Manchester United sedang sibuk membahas masa-masa kejayaan yang sudah lama berlalu.
“Hadeeehhh fix MU peringkat 6 lagi lek, kayaknyaa.” Kata saya dengan malu
“Hahahahaha, yaweslah sampeyan yang sabar aja siapa tahu MU juara Carrabao Cup. Aku rela serela-relanya dan akan dukung penuh kalau Manchester United juara turnamen itu lek. Ahahahaha..” Katanya
Lewat berbagai percakapan diantara kami yang begitu hangat malam itu, saya mengucapkan selamat kepada kawan saya yang bernama Ivanda Ilham atas pembelian pemain yang bagus-bagus itu. Namun apabila pembaca yang budiman adalah fans Manchester United seperti saya, maka kawan saya memberikan win-win solution bagi kalian yang pesimistis terhadap MU.
Katanya begini,