Mohon tunggu...
Djono W. Oesman
Djono W. Oesman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerumunan dalam Studi Psikologi Sosial

31 Oktober 2022   15:50 Diperbarui: 1 November 2022   12:37 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerumunan kini mengerikan. Polisi ogah kecolongan, lagi. Acara Berdendang Bergoyang di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 30 Oktober 2022 malam, dibatalkan polisi. Biarkan, calon pengunjung kecewa.

Acara itu dijadwalkan tiga malam. Jumat, Sabtu, Minggu. Nah, di malam terakhir dibatalkan. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin kepada pers, Minggu, 30 Oktober 2022, mengatakan:

"Semula izinnya, jumlah pengunjung tiga ribu. Kemudian dibatasi maksimal sepuluh ribu. Semalam (Sabtu, 29 Oktober 2022, malam) kami temukan jumlah pengunjung 21.500 lebih, di luar panitia."

Menyalahi aturan. Bisa membahayakan.

Untung, sluman-slumun slamet. Di dua malam sebelumnya, aman. Tidak terjadi tragedi. Padahal, sudah hampir.

Menurutnya, pada Sabtu malam sempat terjadi insiden. Massa saling dorong di sekitar kawasan Gelora Bung Karno. Kebetulan, malam itu  juga ada panggung dari acara lain. Campur-aduk.

Waktu itu, di area panggung Berdendang Bergoyang sudah sesak. Sekitar 21.500 orang. Eee... massa di luar merangsek maju, berniat masuk. Terjadilah saling-dorong. Belasan wanita pingsan. Diangkut ambulance. Puluhan polisi cepat mengatasi. Tidak ada tragedi. Slamet.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan kepada pers, Minggu, 30 Oktober 2022, mengatakan lebih detil.

"Konsernya tiga hari. Nah, setelah konser malam pertama, kami adakan rapat evaluasi bersama pihak penyelenggara. Ternyata mereka banyak yang tidak hadir."

Mungkin, penyelenggara ngeri juga. Izinnya jumlah penonton tiga ribu, tapi cetak tiket tujuh kali lipatnya, karena peminat membeludak. Mereka senang, sebab laris. Tapi ngeri kayak Kanjuruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun