Dalam film serial semi-dokumenter "Pulling the Thread" (tayang di World Channel, sejak 1 April 2020 sampai sekarang), pembusukan individu pemimpin disebut "Teori Konspirasi". Istilah yang paling suka disebut warganet kita.
Pemegang gelar Master Jurnalistik dari Harvard Extension School, Amerika, Meghan Smith, mengurai "Pulling the Thread" pembusukan individu pemimpin dalam Teori Konspirasi, ada lima:
1) Kalah dalam pemilihan (Pemilu, Pilpres, Pilkada) adalah fondasi terbaik bagi munculnya teori konspirasi liar.
Film Pulling The Thread menampilkan studi yang membuka mata penonton, menggambarkan bahwa: Partai politik pemenang pemilihan, menyimpan banyak teori konspirasi. Tapi partai yang kalah, punya teori konspirasi yang lebih banyak lagi.
Â
2) Teori konspirasi berkembang dalam ketidakstabilan politik. Atau ketika bangsa menghadapi tragedi kolektif.
"Ketika rakyat kelas bawah merasa dikhianati oleh kelas atas dan proses politik, maka masyarakat bawah menganggap, ada teori konspirasi yang diciptakan kalangan atas," kata Prudy Gourguechon, mantan presiden American Psychoanalytic Association, yang tampil di film tersebut.
3) Otak kita suka mencari pola, untuk memproses trauma historis, bahkan untuk sesuatu yang tidak ada.
Manusia purba adalah pemburu dan pengumpul, mengandalkan otak untuk membantu bertahan hidup. Maka, manusia terbiasa menggunakan patternicity, atau kemampuan menemukan makna dalam informasi yang bermakna, atau tidak berarti, untuk mencari makanan. Di manusia modern: Mencari uang.
4) Ketika pemerintah menyimpan rahasia dan menyembunyikan, konspirasi berkembang. Tentu, pemerintah menyimpan semua jenis rahasia, untuk melindungi keamanan nasional.
Tetapi ketika rahasia terungkap, orang-orang yang percaya konspirasi menggunakan pengungkapan itu untuk mendukung teori mereka sendiri. "Nah... bener kan, ada konspirasi."
5) Polarisasi politik dan media sosial mempengaruhi cara kita dapat informasi, lalu membentuk opini. Ujung teori konspirasi adalah cara manusia mencari makan.
Teori konspirasi bukan hal baru. Â memaparkan: Berkat otak dan evolusi kita, konspirasi telah ada, sejak kita masih purba.