"Woy, lu kenapa? Masih pagi ini udah melamun aja lu! Aku tebak lu pasti lagi mikiran calon suami, yaa!" Awan pun tertawa cekikikan sambil menunjukan dirinya.
"Ahh, lu lagi lu lagi yang ganggu gue Wan! Nda bisa apa lu sehari aja nda ganggu gue Wan?"
"Nda, nda bisa Syifa, gue tu seneng kalau lihat lu marah-marah, jadi tambah cuaannntiikkk!"
Syifa pun tidak memperdulikannya, sebenarnya ia tahu kalau Awan itu suka Syifa, tapi ia hanya diam saja tidak pernah membalas atau pun memberitahukannya tentang perasaannya. Ia  menunggu moment yang tepat yaitu saat Awan mengungkapkan perasaannya nanti.
"Wan, gue haus nih, ke kantin yuk!" Syifa mengalihkan topik.
"Yaudah, ayo! Seru Awan mengiyakan dengan semangat.
Dari kejauhan terlihat teman-teman yang sedang tertawa membahas sesuatu hal di kantin. Syifa dan Awan pun langsung menghampiri mereka.
"Woy, kalian lagi bahas apa nih? Pasti lagi gosipin gue yah? Seru Syifa menghampiri.
"Apaan sih Fa? This is secret. Ha ha ha...." ledek Fifi sambil cekikan.
Syifa mengambil air mineral yag ada di depannya dan langung meneguk air tersebut. Mereka pun asik mengobrol santai satu sama lain sampai terdengar bunyi bel masuk.
KRIINGGG.....KRINGGG....KRINGGG