Mohon tunggu...
Dwi Yuliati
Dwi Yuliati Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Freelancer | Badminton Lovers

Man Jadda Wajadda

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Piala Sudirman Masih Belum Ingin Mudik ke Tanah Air

26 Mei 2019   10:44 Diperbarui: 26 Mei 2019   14:16 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Semifinal Piala Sudirman 2019. Foto : Badmintonindonesia.org

Piala Sudirman merupakan ajang bulu tangkis beregu campuran. Tahun ini Piala Sudirman diselenggarakan di kota Nanning, Tiongkok. Piala yang berasal dari Indonesia ini telah melalang buana selama 30 tahun. Selama penyelenggaraan, Indonesia baru sekali merebut piala bergengsi tersebut yaitu tahun 1989.

Bulan ramadhan, di Indonesia sendiri identik dengan tradisi mudik, yaitu pulang ke kampung halaman. Hal itu pula lah yang diharapkan bangsa Indonesia agar Piala Sudirman bisa mudik ke tanah air. Namun perjalanan untuk membawa mudik Piala Sudirman bukanlah hal yang mudah.

Sabtu (25/5) tim Piala Sudirman harus bersua dengan tim tangguh asal negeri Sakura di babak semifinal Piala Sudirman. Susunan pemain pun telah disiapkan.

Di atas kertas, jelas Jepang lebih diunggulkan dengan kekuatan merata disemua sektor. Sementara Indonesia lebih unggul disektor ganda putra.

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo atau yang akrab disapa minions turun di partai pertama. Sektor ganda putra seolah dituntut untuk wajib menyumbang poin bagi tim merah putih. Beruntung, minions mampu mengemban tugasnya dengan baik. 

Minions membuka perolehan poin 1-0 bagi Indonesia setelah menundukkan pasangan Jepang, Keigo Sonoda/Takeshi Kamura dalam pertandingan selama 42 menit dengan straight game 21-14, 21-18.

Harapan untuk mendulang poin dari sektor tunggal putri masih sangat berat. Gregoria Mariska Tunjung yang diturunkan di babak semifinal Piala Sudirman harus menghadapi peringkat 4 dunia, Akane Yamaguchi.

Sebenarnya, Gregoria punya modal yang bagus karena pernah sekali mengalahkan Akane di ajang Asian Games 2018. Akan tetapi perjuangan Gregoria tidaklah mudah.

Di awal game malah Gregoria harus tertinggal dengan 0-6 dari Akane Yamaguchi. Banyak poin yang didapat Akane Yamaguchi justru dari kesalahan Gregoria sendiri. Berjuang selama 33 menit, Gregoria harus mengakui keunggulan Akane Yamaguchi setelah kalah 13-21, 13-21. Dengan demikian, Jepang berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting diturunkan untuk menghadapi peringkat 1 dunia, Kento Momota. Laga antara kedua pemain ini sangatlah menarik. Selain sangat menentukan bagi kedua belah tim, laga ini juga menunjukkan permainan kelas dunia. Netting yang cantik dan smash lurus menjadi senjata andalan Ginting.

Sudah berhadapan sebanyak sepuluh kali, Ginting tentunya tahu tipe permainan dari Kento Momota. Dari sepuluh laga antara Ginting dan Momota, Ginting mengantongi kemenganan sebanyak tiga kali. 

Perjuangan maksimal yang ditunjukkan Ginting rupaya belum bisa membendung Momota. Ginting kalah dengan straight game 17-21, 19-21 dalam pertandingan selama 1 jam 6 menit. Dengan hasil ini, tim Jepang berbalik unggul dengan 2-1.

Pertandingan sektor ganda putri antara Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara seolah menjadi laga hidup dan mati bagi tim Indonesia.

Bagaimana tidak, Jepang hanya butuh satu poin lagi untuk memenangkan pertandingan dan memastikan timnya melaju ke babak final Piala Sudirman.

Perjuangan Greysia/Apriyani melawan ganda putri Jepang tidaklah mudah. Terlebih lagi Jepang menurunkan pemain ganda putri terbaiknya yang merupakan peringkat satu dunia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. Sementara Greysia/Apriyani berada diperingkat 5 dunia. Kedua pasangan telah bertemu sebanyak dua kali, dan keduanya dimenangkan oleh Mayu/Wakana.

Seolah ingin menepis beban berat yang diemban ganda putri yang tampil di partai penentuan, Greysia/Apriyani berjuang maksimal dan mencoba menembus pertahanan dari Mayu/Wakana. Terlihat perjuangan yang luar biasa dari kedua pasangan yang jatuh bangun mengembalikan bola. 

Namun, apa mau dikata, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara masih terlalu tangguh bagi Juara  India Open 2019, Greysia/Apriyani. Berjuang selama 51 menit, Greysia/Apriyani harus mengakui keunggulan Mayu/Wakana setelah kalah straight game 15-21, 17-21.

Hasil ini menjadikan perolehan poin Indonesia menjadi 1-3 atas Jepang. Negeri Sakura tersebut sudah dipastikan merebut tiket final Piala Sudirman, sehingga partai berikutnya tidak perlu dimainkan. Tim Indonesia harus puas dengan medali perunggu.

Kalah dari unggulan 2 bukanlah hal yang buruk, mengingat Indonesia sendiri diunggulkan ditempat 3/4 dan pemain Indonesia telah berjuang habis-habisan. Meskipun belum berhasil membawa mudik Piala Sudirman, perjuangan punggawa Indonesia patut kita apresiasi.

"Kekalahan itu tidak memalukan, yang memalukan itu adalah menyerah," kata Liliyana Natsir alias Butet, ratu bulutangkis Indonesia yang telah gantung raket. Semoga dua tahun kedepan, Piala Sudirman mau mudik ke tanah air. Tetap semangat punggawa merah putih.

Sumber : tournamentsoftware.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun