Sudah berhadapan sebanyak sepuluh kali, Ginting tentunya tahu tipe permainan dari Kento Momota. Dari sepuluh laga antara Ginting dan Momota, Ginting mengantongi kemenganan sebanyak tiga kali.Â
Perjuangan maksimal yang ditunjukkan Ginting rupaya belum bisa membendung Momota. Ginting kalah dengan straight game 17-21, 19-21 dalam pertandingan selama 1 jam 6 menit. Dengan hasil ini, tim Jepang berbalik unggul dengan 2-1.
Pertandingan sektor ganda putri antara Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara seolah menjadi laga hidup dan mati bagi tim Indonesia.
Bagaimana tidak, Jepang hanya butuh satu poin lagi untuk memenangkan pertandingan dan memastikan timnya melaju ke babak final Piala Sudirman.
Perjuangan Greysia/Apriyani melawan ganda putri Jepang tidaklah mudah. Terlebih lagi Jepang menurunkan pemain ganda putri terbaiknya yang merupakan peringkat satu dunia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. Sementara Greysia/Apriyani berada diperingkat 5 dunia. Kedua pasangan telah bertemu sebanyak dua kali, dan keduanya dimenangkan oleh Mayu/Wakana.
Seolah ingin menepis beban berat yang diemban ganda putri yang tampil di partai penentuan, Greysia/Apriyani berjuang maksimal dan mencoba menembus pertahanan dari Mayu/Wakana. Terlihat perjuangan yang luar biasa dari kedua pasangan yang jatuh bangun mengembalikan bola.Â
Namun, apa mau dikata, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara masih terlalu tangguh bagi Juara  India Open 2019, Greysia/Apriyani. Berjuang selama 51 menit, Greysia/Apriyani harus mengakui keunggulan Mayu/Wakana setelah kalah straight game 15-21, 17-21.
Hasil ini menjadikan perolehan poin Indonesia menjadi 1-3 atas Jepang. Negeri Sakura tersebut sudah dipastikan merebut tiket final Piala Sudirman, sehingga partai berikutnya tidak perlu dimainkan. Tim Indonesia harus puas dengan medali perunggu.
Kalah dari unggulan 2 bukanlah hal yang buruk, mengingat Indonesia sendiri diunggulkan ditempat 3/4 dan pemain Indonesia telah berjuang habis-habisan. Meskipun belum berhasil membawa mudik Piala Sudirman, perjuangan punggawa Indonesia patut kita apresiasi.
"Kekalahan itu tidak memalukan, yang memalukan itu adalah menyerah," kata Liliyana Natsir alias Butet, ratu bulutangkis Indonesia yang telah gantung raket. Semoga dua tahun kedepan, Piala Sudirman mau mudik ke tanah air. Tetap semangat punggawa merah putih.
Sumber : tournamentsoftware.com