Perkembangan pariwisata yang pesat dapat memperikan pengaruh terhadap Masyarakat di bidang pekerjaan. Sebagai contoh Masyarakat yang sebelumnya punya budaya Bertani bisa saja beralih pekerjaan menjadi pemandu wisata, hal ini menyesuaikan dengan kebutuhan dan kesempatan pendapatan yang lebih tinggi
3. Dampak Ekonomi
Salah satu dampak terbesar dari pariwisata adalah dampaknya terhadap perekonomian suatu kawasan atau bahkan suatu negara. Pariwisata merupakan industri penting di seluruh dunia dan beberapa negara bergantung pada pariwisata seperti Maladewa, Kepulauan Virgin Inggris, Aruba, dan Makau, antara lain. Di seluruh dunia, di 10 negara kontribusi langsung terhadap PDB lebih dari 15%, dan di 12 negara kontribusi totalnya lebih dari 40%, pada tahun 2019.Â
Pada tahun yang sama, lebih dari 10% lapangan kerja diciptakan langsung oleh industri pariwisata di 20 negara, dan di 46 negara kontribusi total sektor tersebut terhadap lapangan kerja melampaui 15%, menurut data dari WITC.
endapatan, lapangan kerja, distribusi manfaat, harga, kepemilikan dan kontrol, pengembangan wilayah, dan pendapatan pemerintah, dan efek positif ini diakui secara luas dalam literatur. Pariwisata juga menarik investasi asing, meningkatkan infrastruktur, dan mengarah pada skala ekonomi dan dengan demikian mengurangi biaya produksi.Â
Menurut Cohen, pariwisata berdampak pada peningkatan devisa. PDalam literatur, salah satu kekuatan utama yang diidentifikasi oleh penduduk di masyarakat adalah penciptaan lapangan kerja, yang menyediakan lebih banyak pendapatan, meskipun peluang bisnis pada tingkat yang lebih personal dan pengembangan infrastruktur dan layanan publik juga relevan.
4. Dampak Lingkungan
Sejak tahun 1980-an, dampak lingkungan dari pariwisata telah memperoleh perhatian yang cukup besar dari berbagai organisasi terkait, seperti WTO dan OECD, dan oleh banyak peneliti perorangan. Dalam beberapa tahun terakhir, keberlanjutan telah menjadi salah satu konsep terpenting dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata.Â
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa biaya dan manfaat pariwisata dilihat dari perspektif keberlanjutan. Pengelolaan aktivitas pariwisata di lingkungan perkotaan telah mendorong perilaku pro-lingkungan yang berujung pada penerapan prinsip-prinsip ekowisata dan perencanaan perkotaan.
Akan tetapi, isu keberlanjutan pariwisata masih perlu ditangani. Kuscer, menyoroti perlunya keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan lingkungan dari pariwisata. Pengambilan keputusan diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan pariwisata perkotaan.Â
Berbagai masalah yang terkait dengan pariwisata perkotaan, seperti polusi udara, kebisingan dan getaran yang berlebihan, serta dampak visual negatif dari pariwisata perlu dikendalikan. Perlu dipastikan bahwa wisatawan dan penduduk bertanggung jawab terhadap lingkungan, untuk melestarikan sumber daya aya lingkungan bagi generasi mendatang.