Di Indonesia, implementasi konsep Hoefnagels dalam kebijakan kriminal menghadapi sejumlah masalah penting. Pihak-pihak yang menguntungkan dari status quo menolak perubahan, yang merupakan salah satu tantangan utama. Banyak aktor sistem peradilan berpartisipasi dalam mempertahankan sistem saat ini karena mereka menguntungkan individu atau kelompok tertentu. Resistensi ini dapat muncul di berbagai tingkat, mulai dari birokrasi hingga para pembuat kebijakan yang dekat dengan kelompok kepentingan tertentu.
Selain itu, hambatan utama untuk menerapkan kebijakan baru yang luas adalah kekurangan infrastruktur dan sumber daya. Untuk mendukung reformasi sistem hukum dan kebijakan kriminal, Indonesia masih kekurangan anggaran, fasilitas, dan sumber daya manusia. Seringkali, infrastruktur yang diperlukan untuk rehabilitasi dan reintegrasi pelaku kejahatan, seperti layanan dukungan psikologis dan pusat pelatihan kerja, tidak tersedia atau tidak memadai.
Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk memperbaiki sistem hukumnya dengan menggunakan pendekatan yang lebih holistik dan terintegrasi. Adanya dukungan dari masyarakat sipil merupakan salah satu peluang utama. Mereka telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendukung reformasi hukum dan penegakan keadilan. Ini telah ditunjukkan oleh kelompok advokasi, komunitas lokal, dan organisasi non-pemerintah. Dimungkinkan bahwa dukungan ini akan berfungsi sebagai katalisator penting untuk menerapkan ide-ide Hoefnagels di Indonesia.
Akademisi sangat berperan dalam mendorong perubahan kebijakan kriminal. Akademisi dapat memberikan wawasan dan saran untuk memperbaiki sistem yang ada melalui penelitian, publikasi, dan pendidikan. Ketika institusi akademik dan pemerintah bekerja sama, mereka dapat membuat kebijakan yang lebih fokus dan berbasis data. Pada akhirnya, ini akan meningkatkan penegakan hukum dan pencegahan kejahatan.
Selain itu, komunitas internasional memberikan peluang besar untuk reformasi kebijakan kriminal Indonesia. Ada banyak lembaga internasional dan negara donor yang bersedia memberikan bantuan teknis, finansial, dan pengalaman untuk meningkatkan implementasi kebijakan kriminal. Kolaborasi dengan komunitas internasional dapat membantu Indonesia mengadopsi praktik terbaik di dunia dan memastikan bahwa reformasi yang dilakukan sesuai dengan standar hak asasi manusia dan penegakan hukum internasional. Ada kemungkinan bahwa bantuan dari komunitas internasional ini dapat membantu mengatasi beberapa masalah internal yang dihadapi selama proses reformasi.
Kesimpulan
Pendekatan yang komprehensif dan multidisipliner dalam menangani kejahatan ditawarkan oleh Diskursus Kebijakan Kriminal G. Peter Hoefnagels. Pendekatan ini menekankan pentingnya integrasi antara teori dan praktik serta menggabungkan berbagai disiplin ilmu seperti kriminologi, sosiologi, psikologi, dan hukum untuk menciptakan kebijakan yang efektif dan berkelanjutan. Dengan memahami dan menerapkan ide-ide ini, kebijakan kriminal akan menempatkan lebih banyak perhatian pada pencegahan dan rehabilitasi daripada hanya penindakan. Pada akhirnya, ini dapat mengurangi jumlah kejahatan secara signifikan.
Konsep Hoefnagels dapat membantu mengatasi berbagai masalah yang ada dalam sistem hukum dan penegakan hukum Indonesia jika diterapkan di negara tersebut. Pendekatan yang lebih luas dan terintegrasi diperlukan untuk mengatasi masalah seperti peningkatan kejahatan, korupsi, dan masalah narkoba. Peningkatan pencegahan kejahatan dapat dicapai melalui peningkatan kesejahteraan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan edukasi masyarakat. Selain itu, program rehabilitasi dan reintegrasi dapat membantu pelaku kejahatan kembali ke masyarakat sebagai orang yang lebih baik dan produktif.
Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun masyarakat yang lebih aman, adil, dan sejahtera dengan mengutamakan pencegahan, rehabilitasi, reintegrasi, dan penegakan hukum yang adil. Proses reformasi kebijakan kriminal dapat dipercepat dengan dukungan dari masyarakat sipil, akademisi, dan komunitas internasional. Prinsip-prinsip Hoefnagels dapat berfungsi sebagai landasan untuk perbaikan sistem hukum yang tidak hanya menghukum tetapi juga memulihkan, sehingga menghasilkan kesejahteraan dan keadilan yang sebenarnya bagi semua lapisan masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI