Bukalah bacalah novel murid-muridku...
Cakrawala dalam kehidupan terhimpun dalam barisan pena hitam  itu
sebongka emas berlian terbenam dalam kisah manusia yang suci maupun kelam
berharga  namun tak berhitung nominal  bagi para penikmatnya Â
langkah manusia bertepi jurang, jalan  yang terjang, berbatu kerikil, berbatu tajam
terlukis penuh variasi warna dalam suka dan duka para si tokoh
Sang tokoh memutarkan panggung sandiwaranya dalam barisan pena hitam itu lagi
berjalan dalam balutan kisah masalah yang rumit bak pintalan benang yang serasa sulit terurai
pena sang penulis menari-nari melaui jari lentiknya tanpa batas merangkai kalimat-kalimat indahnya
Sang tokoh dalam novel menjalani kehidupannya dengan air mata, senyuman, cacian, amarah, cinta, rindu, dan benci
Kerumitan dalam kisahnya menajadi daya  sensasi penikmatnya dalam menerka  koda  yang ada
Imajinasi penulis berkelakar secara fantastis tanpa warna merah
Para penikmat novel terhanyut dalam kelakar ituÂ
Solusi  dari sebuah masalah sebagai  emas berharga yang dapat dibawa pulang dalam kehidupan para penikmat novel
Dari solusi sang tokoh, para penikmat novel dijadikan pengalaman berharga seperti sebongkah emas merajut  mulia dalam bersikap
 dan berucap
Manusia-manusia menyatukan hati, rasa, dan logika mareka
Kerukunan, kasih sayang, cinta kasih selalu dinamis tanpa terputus tahunÂ
kedewasaan berpikir dan bersikap memeluk kebahagiaan yang abadi  nan suci
Liku-liku perjalanan sang tokoh mampu menggerakkan penikmatnya  turut menapaki langka-langkahnya
terpana, terpukau, terharu, berduka  dan bersuka merengkuh imajinasi penikmat novel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H