Setahun terakhir ini aku kerap menggunakannya dalam percakapan dengan teman-temanku sesama pecinta drama Korea. Sebelum pandemi, ketika masih aktif latihan paduan suara setiap Jumat, setiap kali bertemu dengan teman-teman di gereja, kami akan saling bertegur dengan mengucapkan "Annyeong".
Dengan seorang teman sesama peserta KLIP dan pencinta drakor, yang juga sudah kukenal sejak masa kuliah di Bandung, setiap memulai hari kami akan saling menegur di WA dengan mengucapkan "annyeong".
Sempat juga melatih untuk menuliskannya dalam aksara hangeul, tapi sudah lama tidak dilakukan. Energi sudah habis untuk mengumpulkan nyawa dan semangat bangun di pagi hari, sudah tak tersisa lagi untuk sekadar menukar setelan keypad ke bahasa Korea.
2. Jinjja ()
Jinjja artinya sangat, atau dalam bahasa Inggris "really" atau "very". Penggunaannya dalam bahasa Korea dan bahasa Inggris relatif sama. Tetapi dalam bahasa Indonesia kita tidak menggunakan "sangat" untuk mengekspresikan keterkejutan atau keraguan. Jadi untuk penggunaan sebagai ekspresi tadi, jinjja bisa diartikan "Ah, yang benar??" atau "Masa' sih??".
Pernah suatu kali di kantor, aku sedang membahas sesuatu dengan serius dengan seorang teman sekerja, yang juga penggemar drama dan lagu-lagu Korea. Begitu aku selesai bicara, tiba-tiba dia menukas, "Jinjja??" Seketika meledaklah tawa kami berdua. Efeknya sungguh menyenangkan, seperti oase di tengah gurun, menyejukkan kepala kami yang menjelang panas.
Bukan hanya aku, mungkin hampir seluruh orang Indonesia yang punya akses melihat iklan di televisi juga familiar dengan kata ini, thanks to Siwon-oppa. Jinjja pedas!
3. Eotteoke ()
Eotteoke artinya "Bagaimana ini??" atau dalam bahasa Inggris "What should I do?". Kata ini digunakan untuk mengekspresikan kebingungan. Kata ini sering tidak sengaja terlontar ketika memikirkan sesuatu, atau kebingungan karena sesuatu.
Suatu malam, ketika episode terbaru drama favorit sudah tayang, tiba-tiba dapat sms cinta dari provider, peringatan kalau jatah kuota hari ini sudah habis. Baru tersadar kalau tadi siang cukup lama browsing di YouTube dan Instagram.
Masalahnya, aku selalu mengisi pulsa pas-pasan buat beli kuota, dan untuk top-up kan harus potong pulsa. Sementara mau beli pulsa kan juga harus online. Cemas aja kan kalau harus transaksi online dengan kuota setengah nyawa begini. Eotteoke??