Mohon tunggu...
Dwi Tobing
Dwi Tobing Mohon Tunggu... Insinyur - Personal Blog: https://dwitobing.blogspot.com/

A Natural Born Romance Junkie with An Introverted Sensing and An Extroverted Thinking

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menonton Drama Korea, Berfaedah atau Unfaedah?

18 Juni 2020   00:04 Diperbarui: 19 Juni 2020   23:49 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika hallyu atau korean wave melanda dunia, reaksi orang terhadap hal ini pun berbeda-beda. Tidak jarang, orang-orang berkomentar miring terhadap mereka (baca: kami) yang menggemari drama Korea dan grup band atau idols KPop. 

Padahal komentar seperti itu sebenarnya tidak perlu dan tidak pada tempatnya, karena setiap orang punya hobi, punya kegemaran, dan punya sumber kebahagian masing-masing. 

Buatku, sumber kebahagiaan adalah melihat totalitas para oppa tampan dan makan makanan enak. Keduanya sama-sama menggemaskan, membuat mataku berbinar dan hati berdebar. Mendengarkan soundtrack drama kesukaan atau lagu-lagunya BTS (Bangtan Sonyeondan), adalah mood booster buatku. 

Dan setiap malam sebelum tidur, aku akan melepaskan kepenatan dengan menikmati “my daily dose of oppa”. Bisa berupa browsing video-video di IG atau YouTube, menonton 1 episode drama, atau membaca berita terbaru tentang para hallyu star dari berbagai website.

Segala sesuatu yang kita gemari bisa saja memberikan dampak positif maupun negatif bagi diri kita. Itu tinggal bagaimana kita mengatur setelan aja. Termasuk kegemaran akan drama Korea. 

Di satu sisi, mungkin bisa bikin addict, nonton teruuus, sampai kelupaan masak nyapu ngepel. Terlena dan terpesona sama oppa tampan dan kisah cinta yang (biasanya) berakhir bahagia, sampai lupa kalau jemuran belum diangkat. Namun di sisi lain, ada juga keuntungannya. 

Menurut pengalamanku, selain menjadi sumber kebahagiaan dengan menikmati “my daily dose of oppa”, berikut 5 keuntungan yang bisa didapatkan dari kegemaran menonton drama Korea:

1. Belajar Bahasa Korea

Ketika pertama kali aku menonton drama Korea, setelah beberapa episode, aku mulai menangkap bahwa oppa adalah panggilan untuk lelaki yang lebih tua, sementara appa adalah ayah. 

Dan setelah menonton beberapa drama, aku mulai menangkap beberapa kosakata lain, yang sangat sering digunakan, seperti “annyeong” (hai...), “arraseo” (aku mengerti), “jinjja” (really??), “jalja”(selamat tidur). Akhirnya aku pernah sampai pada titik ingin mengerti apa sebenarnya yang mereka katakan dan bukan versi subtitle. 

Karena penasaran ini, aku sempat mengikuti online course untuk belajar bahasa Korea melalui website Coursera. Melalui kursus ini, kita diperkenalkan pada aksara Korea atau hangeul, jenis-jenisnya, cara penulisannya, dan pengucapannya. 

Tidak terlalu sulit sebenarnya. Masalahnya, kita tidak terbiasa dengan aksara simbol, jadi menghafalkannya merupakan PR tersendiri. Dan ternyata, penasaranku tidak sekuat itu, sehingga motivasi untuk belajar bahasa Korea secara formal pun perlahan pudar. 

Sekarang aku pakai sistem belajar yang ‘tembak langsung’ saja. Setiap ada kata-kata baru yang sering kudengar diucapkan para tokohnya, maka aku akan mencari di mesin google. Cara lain adalah belajar melalui lagu Korea yang aku sukai, baik lagu band KPop atau soundtrack film atau drama. 

Biasanya di YouTube ada saja yang mengunggah videonya lengkap dengan lirik dalam bahasa hangeul, romanization (atau cara membacanya dalam huruf latin), dan terjemahan nya dalam bahasa Inggris.  

2.Belajar Budaya Korea

Sebagaimana negara di Asia lainnya, Korea sangat kental dengan budaya. Dalam setiap drama Korea, kita pasti bisa belajar tentang budaya mereka. Apalagi drama yang berkisah tentang kerajaan atau sageuk. Bagi yang memang suka kisah-kisah sejarah, pasti akan senang menonton drama Korea bergenre ini.

Melalui drama Korea, kita bisa melihat beberapa budaya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea. Misalnya, dalam berkomunikasi, selain formal dan informal, ada beberapa tingkatan bahasa yang digunakan. 

Untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau dihormati, maka bahasa yang digunakan sangat sopan. Berbeda kalau berkomunikasi dengan teman sebaya, atau yang usianya di bawah kita, maka bahasa yang digunakan sifatnya biasa. 

Penggunaan bahasa formal dan informal sering kali menjadi salah satu “topik” yang penting dalam berbagai drama Korea, sebab semakin informal bahasa yang digunakan, maka semakin dekat lah hubungan antar pihak yang berkomunikasi ini. 

Budaya lain, orang Korea terbiasa menanggalkan sepatu sebelum masuk ke rumah, dan mengganti alas kaki dengan sandal rumah. Termasuk bila bertamu ke rumah orang lain. Tuan rumah akan menyediakan sandal untuk tamu. 

Lewat drama Korea, kita juga bisa mengenal berbagai kuliner Korea. Hampir dalam setiap drama ditampilkan adegan makan, memasak, minum kopi, dan minum soju. Seorang teman drakorian hampir setiap hari membuat menu-menu masakan Korea, seperti bulgogi, omurice, kimchi jjigae, dan rabokki (perpaduan ramyeon dan tteokbokki). Nama-namanya saja udah bikin penasaran gak sih… hehehe

Dan dari setiap drama Korea yang aku tonton, aku selalu mendapatkan pesan moral. Misalnya, film EXIT mengingatkan bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Drama Her Private Life mengingatkan bahwa pekerjaan yang digerakkan dengan cinta akan mencapai hasil yang maksimal. 

Masih banyak lagi budaya dan kebiasan orang Korea yang selalu ditampilkan melalui cerita-cerita drama. Dan memang ini merupakan salah satu cara Pemerintah Korea untuk menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia. 

Mengetahui dan mempelajari berbagai budaya menarik yang dimiliki negara lain tidak serta merta berarti kita melupakan budaya kita, atau lebih mencintai budaya bangsa lain. Menurutku tidak ada salahnya kita mengadopsi hal-hal baik dan positif dari budaya orang lain. Hal ini justru dapat memperkaya kepribadian kita. 

3. Menyalurkan hobi lain. 

Sekitar setahun terakhir ini, aku menemukan bahwa ternyata aku punya hobi menulis. Kegemaran menonton drama Korea ini bisa menjadi sumber inspirasi bahan tulisan. 

Misalnya, menuliskan review drama dan film yang sudah ditonton, membahas genre drama yang disukai dan tidak disukai, dan sebagainya. Hmm.. kalau ditilik lagi, sebagian besar postinganku di Kompasiana ini adalah berhubungan dengan per-Korea-an haha 

Seorang teman yang hobi bernyanyi, membuat video rekaman dirinya menyanyikan lagu-lagu soundtrack drama Korea “Crash Landing On You”. Hampir satu album lho! 

Seorang teman lain, seorang pianis, memainkan “Song For Brother”, lagu yang diciptakan Captain Ri Jeong-hyuk untuk abangnya, lalu mempostingnya di akun medsos. Mungkin ketika bernyanyi atau bermain piano, maka kisah cinta Capt Ri dan Yun Se-ri pun menjadikan penghayatan akan lagu-lagu tadi semakin mendalam. 

4. Memperluas pergaulan, menambah teman dan saudara

Jadi, karena ingin memastikan diriku tetap menulis, aku mengikuti sebuah komunitas bernama Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP). Setelah beberapa bulan, ternyata beberapa di antara peserta KLIP ini punya kesamaan hobi, yaitu penggemar drama Korea.

Lalu kami pun tergabung dalam satu grup WhatsApp, sehingga pembahasan seputar drama Korea ini bisa dilakukan tanpa mengganggu peserta lain.

Ketika berbelas orang dengan hobi menulis dikumpulkan, maka pembahasan drama Korea sering dilakukan dengan metoda kupas tuntas, mulai dari kisah atau ceritanya, flow ceritanya, dan kualitas aktingnya. 

Selain itu sering juga membandingkan satu drama dengan drama yang lain, yang diperankan oleh aktor/aktris yang sama, atau scriptnya ditulis oleh writer-nim yang sama. Bahasan soal kegantengan dan kebucinan pada bias masing-masing adalah bonus.

Sekarang, di WAG ini kami tidak hanya membahas drama Korea, tetapi juga menjadi wadah untuk berbagi berbagai ilmu. Mulai dari ilmu parenting, teknik menulis, teknik blogging (yang ini aku roaming maksimal haha), kesehatan (bahkan ada yang janjian diet sehat bareng), sampai berbagi pengalaman sehari-hari.

Melalui WAG ini pula aku berkenalan dengan seorang penulis, yang ternyata kalau dirunut masih punya hubungan saudara denganku. Sungguh berfaedah bukan?

5. Melatih daya imajinasi dan kreatifitas

Para penulis drama Korea memiliki imajinasi dan kreatifitas yang luar biasa luasnya. Para tokoh nya datang dari berbagai jenis profesi, mulai dari chef, dokter spesialis, penulis webtoon, kurator galeri seni, proofreader, dewa air, malaikat pencabut nyawa, dan macam lagi. Ada kisah alien yang sudah 400 tahun di bumi, ada kisah cinta dunia paralel dimana Raja dari dunia yang satu jatuh cinta pada polwan di dunia sebelah, ada juga kisah konglomerat Korea Selatan yang kesasar di Korea Utara. Kisah cinta segi lima, tujuh, atau sembilan mungkin? 

Kita bisa belajar menggembangkan kreatifitas kita dari drama Korea begitu kaya akan kisah-kisah kehidupan yang mungkin hanya terjadi di dunia antah berantah.

***

Bagaimana? Apakah mulai berminat untuk berkenalan dengan drama Korea? Mungkin cerita teman-teman lain dari grup KLIP Drakor dan Literasi bisa memberikan inspirasi. Yuk disimak:

1. Gita : Manfaat Positif dan Efek Negatif Nge-Drakor
2. Alienda : Ada Gak Sih Manfaat Nonton Drama Korea?

3. Rian : Kajian Filosofis tentang alasan emak emak mesti nonton drama Korea
5. Ima : Manfaat Menonton Drakor ala Ima
6. Risna : Gara-gara Drama Korea
7. Rijo : Bagan sederhana untuk memahami hubungan antara drakor dan penciptaan fiksi
8. Nastiti : Empat Kata, Manfaat Drakor
9. Rani R Tyas : 5 Manfaat Menonton Drakor, Awas! No 5 Bikin Kamu Bakal Ketagihan Nonton Drakor
10. Deya : Manfaat Menonton Drakor
11. Lithaetr : Drakor Bangkitkan Rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun