Mohon tunggu...
Dwita NisaShafa
Dwita NisaShafa Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan bukan hanya persoalan ke sekolah dan kampus lalu mendaptkan ijazah, tapi soal memperluas wawasan serta menyerap ilmu kehidupan.

Pendidikan bukan hanya persoalan ke sekolah dan kampus lalu mendaptkan ijazah, tapi soal memperluas wawasan serta menyerap ilmu kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Islam dan Pentingnya Berpikir Kritis di Era Pandemi

10 Juli 2020   03:05 Diperbarui: 3 Juni 2021   17:10 3680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Islam dan berpikir kritis pada masa pandemi Covid-19 (unsplah/inaki del olmo)

"Di masa pandemi Covid-19 ini, kita dituntut untuk keras untuk mampu memahami masalah yang saat ini sedang dialami yang mampu memunculkan perspektif baru."

Suatu ketika Nabi Muhammad saw bangun di tengah malam untuk sholat. Dalam shalatnya beliau terus menangis hingga masuk waktu subuh. 

Bilal kemudian mendatangi Nabi saw dan menanyakan kenapa beliau menangis ? Nabi saw lalu menjawab, "bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah swt telah menurungkan ayat kepadaku yang memiliki arti

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi , dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Alllah) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan terbaring serta memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) "Ya Tuhan kami, tidaklah engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, maha suci engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka  (QS. Al Imran 190-191).

Baca juga : Pengaruh Self Concept dan Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Ilutrasi diatas merupakan sebuah gambaran bahwa islam senantiasa mengajarkan manusia untuk berfikir secara kritis. Baik membaca tanda-tanda (ayat) yang sifatnya tekstual maupumn kontekstual. Karena dengan berfikir kritis mansuia dapat menangkap sebuah pelajaran yang sangat luar biasa, yang bahkan belum mereka sangka sebelumnya.

Penemuan hukum gravitasi oleh Newton, Kisah Roy Kroc dibalik susksesnya perusahaan waralaba Mc Donald, serta para ilmuan-ilmuan lain yang mereka semua menuai kisah suksesnya dengan bahan dasar berfikir secara kritis. Islam telah menghendaki berfikir kritis, karena semua aspek kehidupan sudah secara lengkap di rumuskan didalam ajaran islam.

Maka, pada era pandemi saat ini berfikir dan bernalar kritis dengan cara membaca dinamika zaman melauli literature penting guna menyesuaikan diri dengan konteks situasi yang tengah dihadapi saat ini dibutuhkan, guna menghasilkan sebuah ide atau solusi baru yang efektif. 

Baca juga : Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Namun, berfikir kritis juga tidak harus melulu tentang bagaimana kita menciptakan sebuah penemuan, dengan cara kita menyaring berita-berita hoaks, selain itu dalam berpikir kritis kita tidak boleh menerima informasi dan menerima nya begitu saja dari satu sumber. Carilah informasi serupa sebanyak mungkin dari berbagai sumber dan baca berbagai argumen lainnya.

Kenali terlebih dahulu persepsi-persepsi yang ada, bayangkan cara berpikir sudut pandang lain sehingga kalian paham mengapa bisa muncul persepsi tersebut. 

Dengan mempunyai banyak informasi kita semakin kaya akan pengetahuan dan tidak mudah ditipu, selain itu juga dengan cara mengikuti protokol kesehatan pandemi yang telah ada, memperkaya kegiatan beribadah, itu semua juga merupakan perwujudan dari hasil kritisme kita terhadap tanda (ayat-ayat) yang sifatnya kontekstual.

Baca juga : Gorengan BIN: Generasi Milenial Terpapar Terorisme karena Tidak Berpikir Kritis

Pemahaman inilah yang harus dipahami masyarakat. Masyarakat yang kritis mampu mewujudkan suasana yang aman, nyamai dan damai (masyarakat madani). Bukankah islam telah memerintahkan kita untuk berfikir kritis, bahkan sampai pada tahap merenung ?.

Untuk peran masyarakat yang kritis sangat di butuhkan di era pandemi serakarang ini. Di masa pandemi ini, kita dituntut untuk keras untuk mampu memahami masalah yang saat ini sedang dialami yang mampu memunculkan perspektif baru.

Dengan kemampuan mengkoneksikan satu informasi dengan informasi lainnya dan dapat menemukan solusi yang tepat untuk memulai "kehidupan baru" yang bisa disebut Problem Solving, yaitu pemecahan masalah atau solusi dari masalah yang  sedang terjadi belakangan ini. 

Selain itu kita harus mampu mengembangkan gagasan baru dan memiliki sikap responsive, terhadap situasi sekarang ini dan dapat menerima secara terbuka terhadap perspektif yang baru dan berbeda karena adanya pandemi ini. Hemat saya kritis disini bukan asal kritis, tetapi berfikir disini adalah kritis yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun