Citra Satelit Pleiades-1A dan 1B merupakan citra satelit yang memiliki resolusi spasial kelas 50 cm (0,5 meter) dengan resolusi spektral 4 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).Â
Saat ini produk Citra Satelit Pleiades-1A dan 1B yang dijual oleh perusahaan Airbus Defence & Space merupakan kompetitor paling berat dari produk citra satelit resolusi sangat tinggi dari perusahaan Maxar Technologies seperti WorldView-3, WorldView-4, WorldView-2, WorldView-1, GeoEye-1, QuickBird, dan Ikonos.
4). Citra Satelit SPOT-6 & SPOT-7
Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 merupakan citra satelit yang memiliki resolusi spasial kelas 150 cm (1.5 meter) dengan resolusi spektral 4 band pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared).Â
Citra Satelit SPOT-6 dan SPOT-7 adalah produk citra satelit dari perusahaan asal Prancis, Airbus Defence & Space, selain produk Citra Satelit Pleiades-1A, Pleiades-1B, SPOT 1-5, serta beberapa produk data geospasial lainnya.
Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana Data Citra Satelit Hasil Perekaman Satelit Observasi Bumi dengan Sensor Pasif Diperoleh?
Satelit observasi bumi menggunakan sebuah sensor yang merekam hasil pantulan, pancaran, ataupun hamburan balik gelombang elektromagnetik dari objek yang berada di permukaan bumi. Gelombang elektromagnetik yang digunakan berasal dari sinar matahari atau sumber panas lain, dan bukan berasal dari sensor yang disematkan pada satelit, sehingga sering disebut dengan satelit dengan sensor pasif.Â
Sensor pada satelit observasi bumi saat ini terdiri mulai dari hanya untuk merekam 1 (satu) saluran gelombang elektromagnetik seperti misalnya Satelit WorldView-1, ataupun terdiri dari beberapa saluran (multispektral) seperti contohnya Satelit WorldView-2 dengan total 8 saluran, Pleiades-1A serta kebanyakan satelit observasi bumi komersial lainnya saat ini yaitu dengan total 4 saluran yang berada pada spektrum elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (near infrared), sampai dengan yang terdiri dari ratusan saluran (hyperspektral) seperti contohnya Satelit Hyperion.
Citra satelit yang telah dipaparkan sebelumnya merupakan hasil rekaman dari satelit observasi bumi yang menggunakan sumber energi dari sinar matahari atau sumber panas lainnya.Â
Terdapat kelemahan dari penggunaan sumber energi di luar satelit itu sendiri (sensor pasif) yaitu citra satelit yang dihasilkan akan ikut menampilkan keberadaan awan (jika terdapat awan pada area perekaman ketika satelit melakukan pengambilan data), yang membuat seorang intrepreter akan kesulitan melakukan interpretasi objek pada citra satelit yang terhalang oleh awan.Â
Selain itu satelit dengan sensor pasif tidak dapat melakukan perekaman di malam hari, karena sumber energinya terutama mengandalkan sinar matahari. Untuk mengatasi kelemahan yang terdapat satelit dengan sensor pasif, maka dikembangkan juga satelit dengan sensor aktif.